Aku menyuruh gadis itu menunggu di luar, dan menuju ke Miu.
[Ah Miu, jaga rumah ya](Kakeru)
[Iya. Harap berhati-hati, Tuan](Miu)
[Iya, sama-sama, terima kasih atas perhatiannya](Kakeru)
Aku berbalik, mencoba untuk pergi ke luar.
[Ah!...](Miu)
Aku mendengar suara Miu, aku berbalik lagi.
[Hmm...Ada apa Miu?](Kakeru)
[T-Tidak. Uhmm](Miu)
[Un](Kakeru)
[Uhmm...](Miu)
[Apa](Kakeru)
[jaga diri Anda]
(Miu)
[Ya, jaga diri juga dirumah](Kakeru)
Dilihat oleh Miu, aku pergi ke luar.
Aku berhenti karena melupakan sesuatu, aku kembali terburu-buru, dan memasuki mansion.
[Miu!!](Kakeru)
[I-iya!!](Miu)
Memasuki ke dalam mansion, suaranya retak.
[A-Ada apa Tuan](Miu)
[Enggak ada apa-apa. Hanya ingin membelaimu aja](Kakeru)
[Ah!...](Miu)
Mata Miu berbinar. Sambil menunduk dengan wajah malu-malu.
Aku memegang tangannya, dan memeluknya.
[Baiklah, kali ini aku pergi dulu](Kakeru)
[Ya!! Harap berhati-hati](Miu)
Bersama dengan gadis itu, aku pergi ke Rumah Makan Purosu, Fiona, kami berjalan
bersebelahan.
[Jadi, kau ingin menyelamatkan siapa?](Kakeru)
[Tolong selamatkan adikku](Fiona)
[Adikmu ya. Jadi karena itu Kamu datang ke tempatku](Kakeru)
[Mungkin...](Fiona)
[Mungkin?](Kakeru)
Rasanya seperti perbicangan ini bikin aku kebingungan akan kata-katanya. Tapi, kurasa itu benar bahwa dia membutuhkan bantuan.
Berbeda saat aku bertemu dengan dia dirumah makan, dia terlihat sangat tertekan
sekarang.
Dia sedikit terburu-buru, mungkin dengan segera ia ingin bertemu dengan adiknya.
[Adikku ditangkap](Fiona)
Setelah berjalan beberapa waktu, kita keluar dari kota, dan
memasuki hutan.
Setelah beberapa waktu berjalan mengitari hutan, Akhirnya kami menemukan sebuah gua.
Saat aku melihatnya, aku melihat sebuah asap keluar dari gua tersebut.
[Apa itu? Apa itu asap?](Kakeru)
[ di mana? ](Fiona)
[Itu](Kakeru)
Aku menunjuk jariku kearah gua itu, Fiona menatapnya sejenak, dan menatapku
dengan cemas.
[Aku tidak melihat asap sama sekali...](Fiona)
[Eh?!.....](Kakeru)
Hendak mengatakan sesuatu tapi, tiba-tiba hawa dingin menyelimuti diriku.
[Aku merasakan hawa yang mengerikan dari gua itu!!](Kakeru)
[Iya...Aku juga merasakannya!!](Fiona)
[Ehh..Kalau begitu kita, maka kita harus memasuki gua tersebut](Kakeru)
[Iya...Kau benar...](Fiona)
Fiona mengangguk, dan pergi menuju gua.
Aku mengikutinya. Setelah berjalan beberapa langkah, di dalam gua benar-benar
terlihat gelap dan menakutkan.
Di dalam, ada seorang gadis yang tergeletak di dinding gua.
Wajah mirip Fiona.
[Gadis ini...?](Kakeru)
[Adikku, Marie](Fiona)
Begitu ya. Wajah mereka tampak sangat mirip.
[Kakak...!](Marie)
Marie melihat kami dan mengangkat kepalanya,Suaranya serak, dan tak bisa berdiri.
Ada yang aneh. Aku menatap Marie, dia tampak memegang sesuatu.
[...itu pedang?](Kakeru)
[Iya, Marie dirasuki oleh pedang iblis itu](Fiona)
[Dirasuki....oleh Pedang Iblis?](Kakeru)
[Iya](Fiona)
[Kenapa bisa seperti itu](Kakeru)
[Entah apa yang merasukinya. Biasanya Marie suka bermain di sekitar hutan, dan beberapa hari yang lalu ia tak sengaja memasuki hutan dan tak kembali, pada saat itu juga aku mencarinya...dan aku menemukan dia dengan kondisi yang mengenaskan.... dan Lukanya tak separah ini, dan tak ada sesuatu seperti ini sebelumnya](Fiona)
[Begitu ya](Kakeru)
Fiona menjelaskan apa yang terjadi.
[Marie, Apa kau tak bisa bergerak ? ](Fiona)
[Iya...](Marie)
Dengan nada lemah, ia menjawab.
Ini semua terjadi karena ia memegang Pedang Iblis, dan aku
hanya bisa membayangkan hal terburuk akan terjadi.
[Lalu, apa yang harus kulakukan?](Kakeru)
[Aku tak tahu apa yang harus kau lakukan, tapi aku datang ke Perusahaan Pedagang Andreu dan meminta bantuan. Aku diberitahu, cuma perlu untuk
membuang pedangnya. Tapi ia berkata " meskipun
dia bisa mengalahkan penggunanya, mustahil untuk mengambil pedang
tanpa luka sedikitpun"](Fiona)
[Begitu ya, jadi orang tua itu perkenalkanku padamu](Kakeru)
Aku menatap Fiona dan Marie.
Fiona menangis dan Marie tampak seakan dihantui oleh ketakutan yang mendalam.
Seorang gadis cantik dan sexy yang dirasuki oleh Pedang Iblis. Maka dari itu aku harus mencari cara agar cepat melepaskan pedang itu dari gadis cantik ini.
[Pergi ke luar dulu](
Fiona)
[Eh! Tapi ーー](Kakeru)
[Aku harus mencari cara agar melepaskan Pedang itu tanpa harus
menyakitinya](Fiona)
[I-Iya](Kakeru)
Fiona menyatakan itu, lalu pergi ke luar gua.
Aku dan Marie sendirian didalam gua.
Dia terdiam sepi. Sambil memegang pedang itu.
Aku nencoba mendekatinya.
Saat aku mencoba mendekatinya, Marie mengangkat pedang dengan cepat, dan menebasku.
Secara spontan aku menghindar. Marie menebasku lagi.
Aku diserang terus-terusan dan menghindar. Tapi hawa mengerikan yang
dipancarkan oleh pedang menbuatku gemetaran dan akhirnya melukaiku.
[Sakit... sakiit...sakiiit]
(Marie)
[Marie!!](Kakeru)
Marie mengerang kesakitan.
"Dia sudah dikendalikan oleh Pesang Iblis itu...tubuhnya sudah pada mencapai batasnya tapi terus dipaksakan untuk menyerangku,
Cih!"
Dari semua yang terjadi, itu menbuatku mau - tidak mau harus menyerangnya karena aku takut hal buruk akan terjadi pada Marie.
Selangkah, aku mundur, mengambil jarak.
Aku mengisi kekuatan penuh pada kakiku. Dan menyerang tepat di bagian Pedang dengan kakiku.
Aku merasakan sesuatu yang retak. Dan Marie pingsan setelah aku menyerang bagian Pedang berada ditangannya.
Setelah itu aku mengambil Pedang Iblis tersebut dari tangan
tangan Marie.
[Yosh!!](Kakeru)
Aku berhasil mengambil pedang itu dari tangan Marie.
[HaaaH...Apaan kau ini?!](◥◣_◢◤)
Aku mendengar suara perempuan. Suara yang menggema langsung ke otakku.
Aku menatap Pedang Iblis tersebut. Sambil memegang rasanya darahku mendidih.
Suara itu mungkin berasal dari pedang ini.
"Apa yang harus kulakukan", pikirku. Pedang Iblis ini sangat berbahaya bila dipegang. Kurasa...itu ketika aku memikirkannya aku mendengar
suara itu lagi.
[Ha-haha...Baiklah aku akan mencoba merasukimu lagi](Pedang iblis)
[Hentikan itu](Kakeru)
Aku menyuruhnya tuk menghentikannya, tapi ia tertawa keras yang menggema sehingga menbuatku otakku penuh dengan suaranya.
Ia mencoba untuk menggunakan segala cara agar aku mudah untuk dirasuki olehnya.
Tapi semua itu gagal dan tidak ada yang terjadi apa-apa padaku.
[Apa? Kenapa, kenapa aku gagal merasukimu](Pedang iblis)
Gema suara Pedang iblis itu kepanikan karena ia gagal merasukiku.
Ia mencoba cara lain dan lain terus-menerus, dan ia semakin panik karena gagal melakukannya padaku.
Aku tidak tahu alasannya mengapa ia mencoba merasuki seseorang agar patuh padanya.
Fiona memasuki gua, setelah itu ia melihatku memegang pedang iblis dan melihat Marie yang pingsan dan mengurusnya.
[Bagaimana, dia baik-baik saja?](Kakeru)
[Iya, mungkin, sih...](Fiona)
Aku melihat sekilas wajah Marie. Dia kehilangan kesadarannya, tapi
napasnya normal, sehingga seperti yang dikatakan Fiona, dia tampaknya
mungkin baik-baik saja.
[ Setelah kembali ke kota aku akan meminta dokter untuk memeriksanya](Fiona)
[Iya](Kakeru)
Fiona memeluk Marie, dan menatapku.
Dia menangis bahagia karena adiknya berhasil aku selamatkan.
[Sungguh, Saya sangat berterima kasih banyak!! Berkat Mas Kakeru, Marie sudah... Marie
sudah...](Fiona)
[Jangan khawatirkan itu. Kau Fiona harus membawa Marie ke
dokter](Kakeru)
[Eh? Lalu apa yang akan Mas Kakeru lakukan?](Fiona)
[Aku akan pergi setelah mengurus pedang ini](Kakeru)
Aku berkata, dan menunjukkan Pedang Iblis ini kepadanya.
Fiona mengatakan "Aku mengerti", berulang kali mengatakan rasa syukur, dan kemudian membawa Marie dan meninggalkan gua.
Aku memegang Pedang Iblis, dan berpikir "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan
", dan aku melihat sekeliling bagian dalam gua.
Aku mungkin harus memotongnya menjadi dua.
Ketika aku berpikir seperti itu, aku melihat sesuatu yang bersinar di mana tempat Marie
duduk sambil memegang pedang ini.
Ketika aku mendekati dan melihatnya, di sana aku melihat satu tiket lotere.
Aku mengambilnya. Dengan ini, sekarang aku punya dua Ticket lotre.