[Apa Anda yakin dengan skill tersebut](Staf)
[Iya](Kakeru)
Aku mengangguk.
Hasil memutar mesin lotre beberapa ratus kali, dan akhirnya aku mendapatkan skill yang aku inginkan dan bagiku tak ada akan ada yang terbaik selain ini.
[Saya mengerti. Segera saya kirim anda ke dunia fantasi](Staf)
Ketika staf itu mengatakan hal itu, cahaya di bawah kakiku, dan
lingkaran aneh itu muncul.
Seperti laki-laki sesaat yang lalu, ini adalah kejadian yang sama dengan
orang yang mendapatkan hadiah utama.
Cahaya membungkusku, dan adegan di depan mataku menjadi putih
murni.Ketika pandanganku kembali, aku berada diluar ruangan, dan tempat yang belum
pernah kulihat sebelumnya.
Sinar mentari melewati pepohonan, di tengah-tengah hutan.
"Uhm... Seperti inikah dunia fantasi?"
Aku terkejut dan melihat sekeliling.
Ohh ya aku kan mendapatkan skill All Ability 777 Times
Aku ingin tahu apanya yang naik. Karena di bilang All Ability, mungkin
semuanya sudah naik.
Aku memutuskan untuk mencobanya, untuk saat ini.
Berjongkok, aku mengisi kekuatan pada kakiku lalu melompat.
"Whoa!!"
Meskipun ini hanya lompatan
ringan, aku berasa diterterbangkan oleh sesuatu.
Aku meloncat sangat tinggi, mungkin setidaknya ketinggian 20 meter.
Dari jauh, aku melihat sesuatu.
Di luar hutan, aku melihat sebuah kereta kuda.
Disekitar kereta itu pria mirip ksatria, dan kelompok yang
mengenakan pakaian yang berbeda menyerang mereka.
Ada tiga orang di pihak ksatria, tapi dua orang sudah lumpuh dan tak kuat lagi untuk bertarung. Mereka tergeletak di tanah dengan tubuh yang penuh luka.
Pihak yang menyerang ksatria masih ada sepuluh orang.
"Apa mereka diserang"
Aku mendarat, dan berlari menuju kereta yang sedang diserang
oleh kawanan kelompok.
Aku merasa sedikit berbeda lariku sedikit lebih cepat dari sebelumnya.
Aku berlari keluar hutan, dan berlari ke kereta yang sedang diserang.
[Menyerahlah, di tempat seperti ini, tidak ada siapa pun yang akan
membantu kalian atau mendengar permintaan tolong kalian] (Pihak penyerang)
Kata salah satu pihak menyerang.
Un, sudah diputuskan. Cara dia berbicara dan apa yang dia katakan juga,
itu kalimat yang sangat mirip seperti seorang perampok.
[Apa-apaan kauuuuuuu!](Pihak penyerang)
Suara orang itu terdengar seperti kesakitan karena aku turun didekatnya dan orang itu, ia hanya terpental jauh begitu saja.
ia memantul beberapa kali, tidak bergeming sedikit pun, tidak pernah
bergerak lagi
[A-Apa-apaan kau ini](Pihak penyerang)
[Kau siapa ? ] (Ksatria)
Baik pihak menyerang dan pihak diserang terkejut.
Aku mendadak datang seperti ini, itu adalah wajar untuk terkejut
tapi bagaimanapun juga, itu adalah pilihan yang tepat untuk membantu.
Pihak menyerang cara bicara seperti bermulut busuk dan tampak seperti bandit, tapi pihak
bertahan memakai armor berlambang, dan cara bicara mereka bicara itu seperti para ksatria.
Un, itu benar aku datang kesini untuk membantu mereka.
Makanya, aku menghadap ke arah para bandit.
[A-Apa-apaan kau...](Bandit)
Meski para bandit keliatannya ketakutan, aku tetap melawan mereka dan mengajar para bandit itu dan apalah daya para bandit, mereka semua kubuat terbang lalu jatuh ketanah dan tak bangkit lagi.
[Aku terselamatkan](Ksatria)
Pria mirip pemimpin ksatria menyarungkan pedangnya, dan bersyukur.
[Namaku Fortis](Fortis)
[Ah...Uhm, aku Yuuki Kakeru. Panggil saja Kakeru](Kakeru)
[Terimakasih atas bantuannya, Kalau terus seperti itu, saya gak akan tau apa terjadi nanti](Fortis)
Kata Fortis dengan wajah penuh keseriusan.
Sekarang hanya aku dan Fortis yang saat ini berdiri di sini.
Sebelum aku muncul, dua orang mirip rekan Fortis roboh, dan lebih dari
10 musuh masih tersisa.
Ksatria yang roboh tadi bangun dan saat ini diberikan pengobatan, tapi
tampaknya tidak mampu melawan musuh lagi karena banyak kehilangan darah.
[Fortis](??)
Terdengar suara wanita dari dalam kereta yang memanggil fortis.
[Baik!](Fortus)
[Tolong bukakan pintu kereta ini](??)
[Sesuai keinginan Anda](Fortis)
Fortis membungkuk berlebihan, dan kemudian menbuka pintu kereta
itu.
Dari dalam seorang gadis muncul.
"Uwa..."
Gadis yang keluar itu
sangat cantik.
Mengenakan gaun putih,
Dengan rambut panjang keemasan, dan telinga runcing.
Dan, sikap keanggunan bagai seorang putri kerajaan.
Dia memegang tangan Fortis, dan keluar dari kereta, lalu berdiri di depanku.
[Namaku Helen Teresia Mercouri. Putri ketiga di Kerajaan Mercouri](Putri Helen)
[A-Ah...aku Kakeru...Tunggu, aku sudah mengatakan itu
sebelumnya, ya](Kakeru)
Aku terpana oleh kecantikannya, meskipun aku yakin bahwa suaraku tadi bisa
terdengar di dalam kereta, aku mengenalkan diriku sekali lagi.
[Terima kasih banyak, Tuan Kakeru](Putri Helen)
Putri Helen mengatakan rasa terima kasihnya dengan tatapan serius.
[Tidak, uhmm, un, t-tidak apa-apa](Putri Helen)
Aku jadi gugup dan nada bicaraku kacau.
Sampai saat ini, di antara semua perempuan yang kulihat, aku yakin
bahwa Helen adalah yang paling cantik.
Aku, terpesona oleh kecantikan yang dimiliki oleh Putri Helen.
[Sebenarnya, Tuan Kakeru harus diundang untuk pergi ke istana raja, dan
diberikan rasa syukur karena menyelamatkanku, itulah yang ingin kulakukan, tapi.
Aku dalam perjalanan ke garis depan untuk melakukan penghiburan](Putri Helen)
[U-Un...](Kakeru)
[Tapi, akan kupastikan untuk membalas rasa syukur ini](Putri Helen)
Helen mengulurkan tangannya perlahan.
Benda yang ia pegang di telapak tangannya, dia menyerahkannya
padaku.
Aku menerima, dan melihat itu.
Sebuah kipas yang di mana ada sebuah lambang sebuah kerajaan dibagiannya.
Begitu aku mendapatkan itu di tanganku, aku merasakan kehangatan, dan
berbau aroma yang sedap.
[Ketika kau lagi jalan jalan jangan lupa mampir dikerajaan kami ](Putri Helen)
[Anda hanya perlu menunjukkan itu pada para prajurit
istana, mereka akan tahu dan segera menbuka gerbang untuk anda](Fortis)
Fortis melakukan penjelasan lebih lanjut.
[I-Iya... aku mengerti kapan kapan aku akan mampir ke kerajaan](Kakeru)
Sementara aku terpesona, dan tak bisa bereaksi dengan baik, Helen sekali
lagi masuk ke dalam kereta, Fortis dan dengan dua ksatria yang entah
bagaimana berhasil untuk bergerak, mulai berangkat.
Setelah itu, tersisa, aku tertegun.
"Dia orang yang sangat cantik..."
Gumamku, tapi masih terlalu cepat membuatnya sebagai bentuk masa
lalu. Setelah dia benar-benar hilang, kepalaku yang mulai bekerja lagi,
akhirnya mengerti itu.