3 minggu terlewati!! Dan semenjak hariitu, Pita tidak melihat kehadiran Pandu sama sekali. Mungkin harusnya ia bersorak gembira karena Pandu tidak muncul dihadapannya.. namun dirasa ada yang berbeda, terkadang terlintas kejadian-kejadian bersama Pandu!! Yang mana membuat Pita kesal sendiri karena rasa aneh itu
Saat ini ia sedang menunggu lift terbuka, menyebalkan sekali jika harus berdiri lama-lama didepan lift seperti orang bodoh!! Ia hanya bisa melihat pantulan tubuhnya didepan pintu lift itu, dan menundukan wajahnya melihat kebawah lebih tepatnya kearah sepatunya. Tidak lama pintu lift terbuka, ia mendongak keatas dengan wajah lelahnya karena pekerjaannya cukup melelahkan meski hanya mengelap sana sini!!
Ia berancang-ancang hendak melangkah saat pintu lift terbuka, namun langkahnya terhenti saat ia melihat wajah yang beberapa minggu ini mengganggunya, mengacaukan kewarasan pikirannya!! Siapa lagi kalau bukan Pandu Dirgantara.
Pandangan mereka bertemu, ternyata dalam lift hanya ada Pandu dan Tias sekertarisnya.
"Tias, kamu bisa pergi lebih dulu, Saya ada urusan sebentar". Perintah Pandu pada Tias dengan tatapan mata masih tertuju pada Pita yang masih nyaman mematung disana
"Iya pak!!" Tias menjawab dan melenggang pergi
Sadar akan kepergian Tias, Pita hendak memutar badannya, mengurungkan niatnya masuk kedalam lift. Namun Pandu menarik tangannya sesaat sebelum lift tertutup, tubuhnya kehilangan keseimbangan karena tarikan Pandu pada lengannya yang sangat kencang, hingga ia menabrak dada bidang yang sangat Pita inginkan.
'Brukkkk'
Suasana hening tercipta beberapa saat
"Senang bisa melihat kamu Pitaloka!!." Pandu membuka suara dikeheningan lift
"Maaf, pergi tanpa memberi kabar!!"
Pita yang masih dengan posisi kepalanya bersandar didada lelaki kadal buntung itu dan hanya bisa menahan sesak karena amarah bercampur debaran aneh yang hanya ia rasakan saat bersama Pandu saja.
"Kenapa harus ngasih kabar??"
"Jangan banyak bicara, aku tidak ingin pertanyaan, dan tidak akan menjawabnya!!"
Pita hanya memutar bola mata malas dan tidak lama lift terbuka dilantai 10, dilantai 10 hanya ada ruangan CEO dan ruangan sekertarisnya.. hanya ada beberapa orang saja yang bisa keluar masuk lantai itu, itupun jika mereka memiliki ijin dan tentunya memiliki urusan penting kepada CEO atau sekertarisnya.
Ruangannya begitu sunyi, namun menenangkan!! Beberapa lukisan indah terpajang disepanjang dinding menuju ruangan CEO, sedangkan meja sekertaris berada didepan ruangan Pandu
Pita tidak melihat kehadiran Tias, karena memang Tias tadi turun dibawah, jadi hanya ada mereka berdua dilantai ini. 'what berdua??' batinnya.
"Ayo!!" Ajak Pandu
"Tapi Pak, mau ngapain kit----"
"Bisa diem ga si??" Pandu menghentikan langkahnya, lalu membalikan badan menghadap Pita, sedangakn Pita langsung ngerem dadakan.
Pandu berjalan dengan menggenggam tangan Pita menariknya Paksa, sedangkan Pita berjalan dibelakang Pandu dengan pandangannya tertuju pada lengan yang Pandu genggam, ia tersenyum kecut menatap genggaman itu, hingga sampailah mereka pada ruangan Pandu.
"Jadi... Gimana kabar kamu?!"
Kini mereka sedang duduk bersebelahan disofa ruangan Pandu.
"Seperti yang kamu lihat!! Aku baik-baik saja!!" Jawabnya santai sambil menaikan bahunya.
"Tunggu..... Kamu ngajak kesini cuma mau nanya itu??"
"Ya!!"
"Yaampun... Sudahlah Pandu!! Aku harus turun!! Sebentar lagi jam pulang... Lusi pasti mencariku!!"
"Tidak... Aku tidak mengijinkanmu pulang!! Kamu harus temani aku disini, ada beberapa berkas yang harus aku baca ulang!!"
"Apa urusanku?? Pekerjaanku sudah selesai, aku lelah!!" Teriak Pita
Sebenarnya Pita muak dengan debaran aneh saat berdekatan dengan Pandu!! Pita tau rasanya ini salah, ia hanya Office Girl diperusahaan yang Bosnya ini pimpin!! Dan Pandu tentu saja bukan Pita tipe wanitanya, Sebisa mungkin ia akan melawan rasanya ini.
"Aku tidak mau bantahan!! Kamu hanya perlu berada disekitarku, duduk saja disofa ini, dengan tenang tentunya!" Tangannya menepuk-nepuk sofa yang ia dan Pita duduki.
"Ck, baik-baik aku temani"
Pandu tersenyum penuh kemenangan saat Pita mengiyakan.
*****
Jam sudah menunjukan tepat pukul 7, saat pandangannya terarah ke jendela dibelakang kursi kerja Pandu terlihat kilat petir, kemungkinan besar diluar hujan lebat.
Pita bahkan tidak ke caffe hanya karena bosnya yang 'Pemaksa' ini. Ia sudah menelpon Virza, dan terdengar sebuah kekecewaan saat perbincangannya ditelpon tadi!! Jika terus-terus begini, mungkin pekerjaan sampingannya akan benar-benar lenyap!! Semua ini gara-gara anak dari Bigbosnya.
Pita merebahkan diri disofa itu, bahkan sesekali bernyanyi kecil. Kini tidurnya menyamping lalu tatapannya tertuju pada Pandu yang kini terlihat sangat serius melihat monitornya, lalu beralih pada lembaran kertas dan beralih lagi pada monitor. Terlihat juga sesekali ia memijat pangkal hidungnya. Meski ia sedang bergulat dengan banyaknya berkas yang harus ia baca lalu ditanda tangani, wajah damainya tetap bisa membuat Pita terpesona. Ia langsung memposisikan duduk disofa dengan pandangan masih tertuju pada Pandu
"Du?... Aku turun dulu ya?!" Pita membuka suara
Pandu lalu mendongak menatapnya.
"Kemana?? Mau meninggalkanku?"
"Mau ke dapur, ngebuatin kopi!!! Puas kamu?!" Pita melotot jengkel karena Pandu sempat-sempatnya mencurigai niat baiknya.
"Maaf, yaudah silahkan!!"
Pita lalu berdiri meninggalkan Pandu menuju lift menuruni beberapa lantai menuju dapur, dia membuat kopi dengan santai dan saat kopinya sudah siap ia berjalan perlahan, namun baru juga beberapa langkah lampu diruangan itu mati.
"Huuuuuaaaaaaaaaa" jeritnya menggema ditengah gelapnya dapur, dia berjalan mencari pintu agar bisa keluar dari sana.. dengan nampan yang masih ada ditangan ia tetap berjalan mendekati pintu keluar.. dan seketika air mata keluar dengan sendirinya, saat ini dia ketakutan.. mengingat betapa bencinya ia dengan kegelapan.
'Brukkkkkk pranggggggg'
"Awwwww..."
Rintihnya pelan saat tubuhnya menabrak sesuatu yang mana membuat nampan beserta kopinya tumpah, tidak lupa gelasnya yang pecah. Dengan posisi jongkoknya ia menangis dengan terus berdoa dalam hati agar lampu segera menyala.
"Ayah...!! Hiks.....hiksss". Ia menyerah sekarang, yang ia lakukan hanya duduk memeluk kedua kakinya menundukan kepala dan menutup matanya.
'Krekkk'
Suara pintu dibuka dari luar, dan cahaya yang berasal dari ponsel berhasil menemukan keberadaan Pita, saat itu pula sebuah tangan membawanya kedalam pelukan, menenangkan Pita dari acara ketakutannya, tanpa aba-aba ia langsung saja memeluk balik tubuh Pandu. Pelukannya begitu erat dengan air mata yang sudah pasti membanjiri kemeja yang Pandu kenakan!!
*****
Saat Pita melenggang pergi meninggalkan ruang kerja Pandu untuk membuatkan kopi, beberapa menit kemudian Pandu mengikutinya turun kebawah, seolah ada hal yang akan terjadi. Dan benar saja saat Pandu keluar dari lift lampu pun padam, ia yakin jika seluruh jakarta matilampu mungkin karena hujan angin dan disertai petir malam ini.
Dan saat ini ia berhasil menenangkan wanita yang menjadi pusat ketertarikannya itu!!
"Jangan takut, pejamkan matamu!! Aku disini bersamamu, lawan ketakutanmu!!" Bisiknya ditelinga Pita
"Aku benci gelap, aku takut sendiri.. hiks....."
"Kamu tidak sendiri, kamu bersamaku!! Dan tetap akan bersamaku.." jawab Pandu dengan mengelus rambut Pita menenangkan.
Mendengar rentetan kata menenangkan yang keluar dari mulut Pandu. Pita sedikit demi sedikit mulai tenang, tangisnya pun tidak terlalu terisak. Tapi pelukannya tetap kencang seolah tidak mengijinkan Pandu pergi, seolah kegelapan akan membunuhnya
Selang beberapa menit listrik pun menyala, Pita yang masih memeluk Pandu dengan menelusupkan wajahnya langsung saja mengendurkan pelukan untuk melepaskannya!! Namun saat Pita handak melepaskannya, Pandu malah mengencangkan pelukannya!!
"Biarkan seperti ini!!" Bisiknya kembali, membuat Pita membisu beberapa saat.
"Pan---du.... Ap--a yang kam...."
"Aku bilang, aku akan bersamamu!! Aku menikmati saat seperti ini!!" Jawab Pandu setelah memotong pertanyaan Pita.
"Tapi.... Kitaaaaaaa??"
"Hmmmm?"
Pandu malah semakin merapatkan pelukannya itu, seolah-olah Pita akan lari jika ia lepaskan
"Mmmmmm..."
"Kita kenapa Pit?? Kamu tau pasti semua kata yang barusan itu, kamu bukan wanita bodoh yang harus aku jelaskan secara rinci!! Jadi bolehkah kitaaaa????"
Dia berbicara ditelinga Pita, yang mana membuat pita memejamkan mata merasakan gelenyar aneh. Namun dia tidak seharusnya terlena oleh rasa ini.
Pita menjauhkan wajahnya menatap mata pandu, mata hitam yang terlihat damai. Ia sama sekali tidak melihat kebohongan dimata Pandu, yang ia lihat hanya tatapan aneh dari awal pertemuan mereka!! Tatapan tulus, penuh cinta. Yaa seperti itu
"Tidak, tidak!!! Jangan, Kamu atasan aku Pandu!!!" Pita melepas paksa pelukan Pandu dan berjalan mundur menjauhi Pandu
"Kamu masih belum sadar?? Kamu akan tetap bersamaku!!! Beberapa menit yang lalu aku mengatakan itu!" Pandu menjelaskan dengan nada menenangkan.
"Kenapa????"
"Masih tanya kenapa?? Apa dari cara aku memperlakukan kamu, kamu masih tanya kenapa??" Pandu mulai tak habis pikir, apa Pita memang tidak menyadarinya.
'Ternyata Pitaku ini memang bodoh!! Dia masih saja belum mempercai ungkapan perasaanku padanya'. Batin nya.
"Kamu memperlakukan aku seperti apa hah??? Dengan mencari kesempatan untuk...." Pita menjeda perkataannya.
Pandu mengerutkan alis saat Pita memotong ucapannya!!
"Untuk???" Tanya Pandu
"MENCIUM DAN MEMELUKKU, APA SEMUA WANITA YANG KAMU DEKATI SELALU DIPERLAKUKAN SEPERTI ITU??? Hikksssss....." Teriaknya dengan airmata yang sedari tadi ia bendung mulai membasahi pipinya.
'Astaga' bisik Pandu dalam hati sambil mengingat rentetan kejadian yang ia lalui dengan Pita yang sebagian besar pertemuan berakhir dengan pelukan, tatapan, dan 1 ciuman yang ia lakukan saat Pita sedang mabuk.
Saat Pita sedang dalam acara menangis menundukan wajahnya Pandu berjalan cepat menjangkau tangan gadis itu membawanya kedalam pelukannya.
"Aku mohon jangan berpikir buruk tentang perasaanku!!"
"Itu terjadi karena aku....." Pandu menggantung perkataannya.
"Aku mencintaimu!!!!!"
Sungguh, ini pertama kalinya ia mengatakan Cinta pada seorang wanita tanpa 'Paksaan' apapun.
Pita mendongak menatap mata hitam nan indah Pandu. Mereka saling tatap beberapa saat dan Pandu melanjutkan perkataannya.
"Tolong percaya padaku Pitaloka!! Percaya pada perasaanku" tatapan mata Pandu mulai sendu.
Pita tidak bisa membohongi perasaannya, jika dia juga memang mencintai Pandu!! Entah rasa itu hadir kapan dan dimana, yang ia tau rasa itu ada jika ia berada dekat Pandu.
"Aku..." Pita bingung harus menjawab apa disatu sisi ia memang mencintai Pandu, disisi lain ia belum percaya sepenuhnya pada perasaan Pandu
"Aku.... butuh waktu untuk berpikir!!!!" Jawab Pita membuat Pandu yang tadinya sangat penasaran dengan jawaban Pita kini terlihat jelas kekecewaaan diraut wajahnya.
"Baik aku akan menunggu!!!" Pandu melempar senyuman pada Pita. Dan Pita sangat senang melihat reaksi Pandu, Pita pikir Pandu akan memaksa seperti biasa dia yang tidak ingin dibantah.
*****
Malam ini Pita sudah dikontrakannya, tepat jam 9 malam. Tadi setelah Pandu mengungkapkan perasaannya, ia lalu mengantarkan Pita pulang. Bahkan sepanjang jalan tidak ada yang mengeluarkan suara sepatah kata pun!! Suasana canggung tercipta didalam mobil Maybach Exelero hitam itu. Setelah sampai kontrakan Pita, Pandu lalu pamit meninggalkan kontrakan itu menuju Apartemennya.
***********
Selamat menikmati hidangan😅 maaf Upnya lama ya!! ini karena pekerjaan yang numpuk, lembur terus tiap hari😅 Tapi aku udah berusaha ngasih yang terbaik😁 Tiap jam istirahat aku nyempetin nulis, kalo FELLnya ngga dapet maafin✌🏻