-ON-
"Gimana kabar kamu??." Tanyaku
"Baik, kamu gimana?? Kesini sendiri?? Udah makan belum?? Kenapa ngga ngasih kabar dulu si kalo mau kesini?!" Tanya Fey dengan rentetan kata membuat Pita tertawa terbahak.
"Kebiasaan kalo nanya ampe ngeberudul haha!! Aku baik, seperti yang kamu lihat.. aku dianter temen, eh kaka 'whatever', tapi dia sedang menemui temannya diCaffe sana, belum makan baru nyemilin kecimpring doang, dan aku kesini mau ngasih surprise.. huh!! Niatnya si mau marah, tapi ngga jadi deh!" Jawab Pita panjang lebar dengan senyuman tidak luntur.
"Marah?? Ayodong, kita baru ketemu dan kamu mau ngajak aku ngadu urat??"
"Sejak kapan Toko ini pindah huh??" Tanya Pita menaikan dagunya.
"Hahaha, pasti kamu keToko yang lama ya?? Udah 2 tahun ini aku pindah, ini lebih deket ke rumah jadi ngga nguras waktu dijalan. Huh, padahal aku bisa tidur disini tapi Bunda ngga ngasih izin!!." Jawabnya menarik nafas
Mereka berbincang dengan asyik, Pita bahkan melupakan bahwa datang bersama Virza. Entah kemana manusia yang satu itu?! Biarkan saja toh dia sudah besar.
Suara lonceng dipintu yang terbuka membuat Feylita melihat ke arah sumber suara itu. Pita yang tengah asyik melihat bunga tidak jauh dari Fey memilih acuh dengan suara itu, jika bukan Virza mungkin pelanggan yang lain!!
"Mas Pandu?!." Teriak Fey tidak percaya
'Deg'
'Pandu?? Apa mungkin dia?? Tapi bagaimana bisa??'
Fey berlari kecil menghampiri Pandu, seraya memeluknya erat.
"Kamu senang setelah memaksaku kesini??" Tanya Pandu
"Tentu!! Ayo duduk, mau kopi??"
"Boleh, ingat jangan terlalu manis!!"
Feylita berjalan ke arah dapur, sedangkan Pita yang masih merasa terkejut hanya mampu terdiam melihat keluar kaca tanpa menoleh sedikit pun, ia sangat mengenal suara Pandu dan ia juga yakin bahwa itu memang dia.
Namun, ada hubungan apa dia dengan Fey sahabatnya?? Lalu apa arti Cinta yang Pandu lontarkan beberapa waktu lalu??
"Surprise!!! Miss me babe??." Pita terkejut bukan kepalang. Suara itu terdengar tepat dibelakang telinganya, ia benar-benar tidak sanggup untuk menoleh, apalagi melihat secara langsung wajah lelaki yang menjadi hantu dipikirannya.
"Aku senang bisa melihatmu disini!!" Ucapnya lagi.
"Kamu serius tidak merindukanku??" Tanya nya lagi.
Demi apapun ia ingin sekali memeluknya, namun ia terlalu bingung.
Meskipun ia sudah berjuang agar rasa ini hilang dan tidak hadir untuknya, tetap saja setiap ia mencoba, ia malah semakin mencintainya!! Dan itu memuakan.
Saat Pandu masih tetap setia berdiri dibelakang Pita dengan masih memajukan kepalanya mendekat teling Pita, Fey keluar membawa 3 kopi.
"Mas, hentikan!! Dia bukan wanita yang mudah kamu goda." Fey menarik kemeja yang Pandu kenakan, setelah menaruh nampan berisikan kopi
"Jangan mengganggu kesenanganku dengan wanita ku!!"
Pita lalu menoleh menghadap Pandu dengan memberikan tatapan membunuh.
"Wanitamu?? Jangan mimpi!!" Timpal Pita.
"Hey, kalian saling kenal?? Apa aku melewatkan sesuatu??" Tanya Fey
"Kita baru saja akan melewatinya, jika kamu tidak mengganggu!!" Jawab Pandu.
"Diamlah!!" Pita mengeluarkan tatapan membunuhnya kembali, membuat Pandu mangangkat kedua bahu acuh.
******
Pita hanya memutar bola mata malas mendengar kedua orang didepannya berbincang. Meski sesekali melemparkan senyuman karena lelucon garing Fey.
Ternyata Fey adalah adik kelas Pandu, Fey yang saat itu masih duduk dikelas 8 SMP dan Pandu kelas 12 SMA tapi disekolahan yang sama. Mereka seperti kaka beradik, karena ayah Pandu dan ibu Fey berteman baik dan komplek rumah Fey terlewati oleh Pandu, jadi berangkat sekolah dan pulang selalu bersama. Hingga sampai sekarang mereka menyambung persahabatan itu.
Fey juga baru mengetahui bahwa Pita bekerja diPerusahaan yang dipimpin oleh Pandu. Tapi siapa yang tau, pertemuan mereka disini karena ketidaksengajaan atau memang rencana yang sudah Pandu susun secara rapih untuk berjumpa dengan wanitanya ini, bukan Pandu namanya jika tidak mengetahui semua yang berurusan tentang gadis yang mungkin akan menjadi masadepannya itu.
'Aku seperti obat nyamuk'.
Oh ayolah kenapa Virza tidak muncul dari tadi?? Kemana sebenarnya dia??
"Jadi, kapan kamu kerumah Bibi Lisa??" Tanya Fey
"Sore ini!!" Jawabnya singkat.
Sedangkan Pandu tidak lepas memandang wanitanya yang hilang selama seminggu lebih itu.
"Kenapa tidak menginap dulu disini? Kamu ngga kangen sama aku? Ayolah, minta cuti lebih panjang!! Bos kamu kan ada didepan kamu!!". Fey, menunjuk Pandu, dan yang ditunjuk menampakan wajah datarnya
Pita langsung saja melihat ke arah Pandu yang sedari memperhatikannya, suasana canggung terasa. Fey bahkan merasakan itu!! Ada yang aneh dengan gerak gerik Pita, ia seperti menahan sesuatu dan tidak terbuka saat berkata!! Ini bukan dia sekali..
"Cutinya terlalu lama, dia sudah cuti awal!! Dia harus bertanggung jawab pada pekerjaannya." Pandu masih tetap melihat Pita tanpa mengalihkan pandangannya dan itu membuat Fey bertanya-tanya.
"Aku tau!!." Jawabnya singkat, dengan melipat kedua tangan didada lalu mengalihkan Pandangan menatap rintik hujan yang sedari tadi mengguyur kota itu.
"Kenapa kalian seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar??". Tanya Fey melirik aneh bergantian pada Pita dan Pandu.
Belum sempat Pandu menjawab, suara Pintu toko terbuka menampakan seorang Pria Memakai jaket army, dengan celana bahan berwarna hitam membuat kadar ketampanannya meningkat saat berjalan menghampiri meja yang berisikan Pandu, Pita, dan Fey sambil sebelah tangan mengacak rambutnya yang basah, dan sebelah lagi menenteng Plastik makanan yang sudah Pita pesan dari tadi.
"Lama menunggu??" Tanya Virza.
Fey, bahkan masih tidak percaya dengan pemandangan didepannya ini, Tuhan begitu adil menciptakan manusia semanis Virza.
"Kemana dulu si?? Udah laper malah ngelayap!!" Seru Pita memasang wajah seram
"Dibilang ke Caffe temen, nih pesenan kamu!!" Virza menyodorkan plastik berisikan Pizza yang masih hangat, dan juga Basreng pesanan Pita.
Ia langsung meraih Plastik itu dan membongkarnya, menyimpannya di meja untuk disuguhkan.
Pita melupakan jika Virza dan Fey belum pernah bertemu, salahkan ia yang terlalu fokus pada makanannya, hingga lupa mengenalkan Virza.
"Ehemmm." Fey berdehem
"Hehe lupa, kenalin ini Kak Virza.."
Virza menyalami Pandu dan Fey. Fey bahkan malu-malu mengulurkan tangannya takut-takut ia akan terhipnotis jika menyentuhnya.
Dan Virza mengulurkan tangannya pada Pita meminta untuk dicium, namun si punya tangan malah mengaduh kesakitan saat cubitan selena gomes mendarat ditangannya.
Bisa dibilang Pita trauma menerima salaman dari Virza, yang mana akan berakhir keningnya benjol karena sengaja dibenturkan dengan Batu Akik miliknya. Ya, meski sekarang ia sedang tidak memakai cincin itu, namun tetap saja membuat Pita waspada. Virza memiliki seribu cara untuk membuat Pita naik darah, dan memiliki seribu penawar agar ia kembali luluh.
"Hah, rasain!! Konyol amat jadi syaiton." Ucap Pita dengan mendudukan tubuhnya kembali dikursi.
"Galak amat jadi manusia!!" Jawab Virza dengan mengusap bekas cubitan Pita.
"Wajarlah galak, salah sendiri lama!!"
"Lamanya nungguin ini Pizza, sama Basreng pesenan kamu!! Ini Basreng antriannya panjang banget, dari Jonggol sampe Cibarusah, belom lagi Ujan.. ditambah banyak banget mojang Cianjur yang bening-bening minta foto!! Hahah."
"Kenapa ngga memanfaatkan ke tampanan kaka aja buat nyodok antrian, daripada lama-lama disana?!"
"Ngga bisa gitu!! Sayang buat dilewatin hahaha." Jawab Virza dengan terbahak karena merasa tergelitik dengan sikap merajuk ala kekanakan Pita yang tidak ingat umur
Dari adumulut Pita dan Virza, Fey dan Pandu hanya menyaksikan interaksi 2 makhluk beda alam ini.
Pandu bahkan mengepalkan tangannya dibawah meja saat melihat Pita mengusap rambut Virza yang basah.
'wanitanya menyentuh lelaki lain'
"Udahan adu mulutnya??" Tanya Fey pada Pita sedangkan Virza sedang asyik merapikan rambutnya, dan saat mendongak matanya langsung berpapasan dengan Fey.
"Masyaallah Bidadari dari mana ini Pit??" Tanya Virza dengan hokcay menatap Fey.
Yang dipuji wajahnya malah merah karena malu.
'Plakkk'
"Astagfirullah Pit, ini kepala bukan bola voli!! Maen tepak aja." Ringis Virza menatap takut Pita.
Pandu bahkan melotot tidak percaya melihat dan mendengar pukulan Pita pada kepala Virza, wanitanya ini sungguh menyeramkan saat marah!!
Namun Pita hanya memberikan seringai kejam pada Virza.
"Pak Pandu, Fey monggo di makan cemilannya!!" Tawar Pita yang langsung menyadarkan Pandu dari keterkejutannya.
Mereka menyantap cemilannya dengan khidmat, dan sesekali bergurau!! Sekarang suasana lebih hangat dari sebelumnya yang terlihat canggung.
Pandu bahkan bersorak dalam hati saat tau jika Virza adalah kaka sekaligus sahabat dari Pita. Wanitanya ini ternyata masih belum berani menjalin kasih dengan siapapun, dan jika Pandu berhasil maka ia adalah 'Kekasih Pertama' dan terakhir Pita.
"Saya sepertinya pernah melihat anda diCaffe Eatalia, tempat Pita nyanyi??" Tanya Virza pada Pandu
"Yaa, saya beberapa kali kesana!! Caffenya nyaman, saya suka!!" Jawab Pandu santai
Pita mengangkat sebelah alisnya pada Pandu lalu mengalihkan kembali pandangannya keluar kaca.
"Kenapa ngga bikin resto saja?? Saya rasa kamu memiliki bakat dibidang itu?!" Tanya Pandu
"Resto ya?? Alm ayah saya memiliki beberapa Restoran italia, dan saya yang menjalankannya sekarang!"
"Itu pasti tidak mudah kan Pak Virza, menjalankan bisnis sendirian?!"
"Ayolah, jangan terlalu formal, anda bisa memanggil saya dengan nama, dipanggil bapak terdengar menggelikan!" Tegur Virza sembari tertawa
"Maaf, saya terbiasa haha!!"
******
"Kalian seperti kaka beradik!!" Fey memulai pembicaraan "Konyol, dan mengasyikan!!" Lanjutnya.
"Kita tumbuh bersama, mungkin orang lain akan beranggapan kita adik kaka!!" Jawabku
Kini mereka sedang berada dimeja terpisah, tepatnya pojokan sebelah kiri yang langsung menempel oada kaca, dan bisa langsung melihat aktivitas diluar!! Menyatu dengan 2 pria itu hanya membuat masa liburannya terbuang sia-sia. Yang mereka bicarakan hanya seputar bisnis, itu membosankan!!
"Dia tampan kan??" Tanya Fey
"Siapa??"
"Keduanya!!" Jawab Fey dengan menhan dagunya dengan kedua telapak tangan, seperti sedang menikmati suasana yang jarang ia temukan
Aku memutar bolamata malas, karena sahabatnya ini memang tidak bisa melihat lelaki bening sedikit. Dasar!!
Saat Pita menoleh, pandangannya langsung bertemu dengan mata hitam Pandu. Pandu bahkan memulas senyum manisnya yang mana membuat Pita merona.
"Aku sedang tidak memuji kamu Pit!! Aku memuji mereka.. Kenapa kamu yang memerah??" Tanya Fey bingung.
Pita langsung kelabakan, karena keciduk salah tingkah!! Dan Pandu hanya terkekeh pelan melihat tingkah wanitanya
"Mmm Pit?? Kenapa tadi Mas Pandu bilang kamu wanitanya??" Tanya Fey.
Fey. Kenapa sahabatnya ini selalu kepo si?? Tidak bisakah Pita memiliki Privasi sendiri?? Karena kesal ia asal menjawab.
"Mas mu itu sering mencari kesempatan dalam kesempitan!!" Sembari mendengus sebal.
"Sedekat itukah kalian disana??"
Tidak ada jawaban, yang ada Pita malah mengacak rambutnya sendiri karena bayangan kebersamaan dengan Pandu kembali teringat, dan lebih parahnya orang yang bersangkutan ada didepannya.
Fey hanya mengrenyitkan alisnya bingung dengan tingkah Pita.
Pita menundukan kepala dimeja lama, lalu kembali menegakan tubuhnya dirasa hatinya sudah agak tenang.
"Bunda Ita gimana kabarnya??" Tanya Pita
"Baik!!"
"Ferdian pasti udah gede ya?? Udah bawa cewek belum kerumah??" Tanya Pita melawak
"Sembarangan!! Pipis ke kamar mandi tengah malem aja masih minta dianter, mana mungkin punya cewek!!" Dengus Fey sebal
Suara Virza mengintrupsi, dengan ponsel ditelinganya berbicara dengan orang disebrang sana. Membuat perbincangan Pita dan Fey terhenti.
"Kaka harus ke Bekasi, ada sedikit masalah diCabang Resto disana!!" Izin Virza yang langsung diangguki Pita.
"Bidadari, titip adik nakal ini ya!! Kalo nakal, umpetin aja makeupnya. Dia pasti bakal nangis terus minta maaf sendiri!!". Dengan langkah seribu Virza melesat pergi dengan mobil Audi nya.
*****
"Ngga usah Pak!! Saya mending sendiri aja naek angkot, lagian kesana nya mobil ngga bisa masuk!!" Tolak Pita.
"Boong mas, mobil bisa masuk!! Cuma emang harus jalan kaki sebentar ngelewatin jalan setapak, baru nyampe rumah Bi Lisa!!"
"Ngga Pak beneran ngga usah deh, seriusan!! Nanti mobilnya lecet Pak sayang, yaampun jalannya batu belahan Pak!!"
"Itu taun kemaren Pita!! Sekarang enak udah dicor, tinggal duduk aja kenapa si??." Balas Fey tak mau kalah.
Pandu hanya menggaruk tengkuknya nya yang tidak gatal, karena perebutan kata dua sahabat itu. Hari sudah sore, Pandu memang tidak menawarkan diri untuk mengantarkan Pita karena dirasa Pita masih belum siap berhadapan dengannya, namun siapa sangka Fey malah menawarkan dirinya, dan itu tidak masalah sama sekali!! Kemana saja asal dengan gadis itu Pandu akan dengan senang hati menurutinya.
Dan disinilah ia berada didalam mobil Maybach Exelero hitam milik Pandu.
"Kenapa si ngga nolak aja tadi??" Pita membuka suara
"Karena aku siap!!"
Pita memalingkan wajahnya melihat pemandangan yang mobil itu lewati.
"Kita mau ketemu siapa??" Tanya Pandu
"Bukan kita!! Cuma aku, kamu boleh pulang kalo aku udah nyampe sana."
"Kamu ngga bakal setega itu, gimana kalo misalnya aku kecapean terus terjun ke jurang, atau misalnya dijalan ada perampok??"
"Kamu tinggal telpon anak buah kamu!!"
"Sayangnya disini ngga ada sinyal!!"
Sontak Pita langsung melihat Ponselnya, dan memang benar tidak ada sinyal, hanya dengusan pasrah yang terdengar!!
*****
Setelah menitipkan mobil itu dihalaman tetangga Pandu dan Pita berjalan menelusuri jalanan setapak yang licin!! Kini ia benar-benar menyesal memakai High Heels untuk ke sini, mungkin jika hujan jalannya tidak akan sengeblekuk ini alias licin!!
Ia berhenti sejenak menyandarkan tubunya kepohon, rasanya ingin membuka Heels kurang ajar ini dan melemparkannya ke wajah Pandu 'jika bisa'.
Pandu malah berjalan cepat mendahului Pita.
Pita bahkan tidak percaya Pandu meninggalkannya disaat kesusahan seperti ini.
Namun saat Pita hendak berjalan kembali, ia dikagetkan dengan Pandu yang jongkok membelakanginya.
"Ayo naik!! Kaki kamu sakit kan?"
"Ngga usah, ngga sakit ini!!"
"Ayo!! Kamu mau kita kejebak disini sampai malam, jalan kamu lama!!"
Pita hanya pasrah sekarang, dengan terpaksa ia mau digendong oleh Pandu!!
Meski ia menolak, namun dalam hatinya tetap saja ia ingin berteriak bahagia.
Bahkan tas kecil yang Pita bawa kini sedang menggelayut manja dileher Pandu.
'My bos sweet banget'
Sampailah ia disini, dirumah adik dari ibunya!! Rumah sederhana berbahan papan yang dicat mengkilap oleh cat khusus kayu, tanaman berbaris sempurna menghiasi halamannya, dan suara air pegunungan yang tidak berhenti mengalir!!
Rumah itu langsung menghadap ke pesawahan, dan disebrang sawah ada gunung!! Suasana asri, dan tidak berubah sama sekali seperti dulu. Rasanya ia ingin disini saja!!
*******
Typo haliberan (Berterbangan)😂 maafkeun!!