"Kenapa ngga nyari penginapan, atau hotel dulu si?? Aku masih kenyang, kenapa ke Restoran terus?? Awssss---." Ringis Pita ditengah perjalanannya mengejar langkah kaki Bos Pemaksanya itu.
Namun naas heels yang ia kenakan malah melukai kakinya, ringisan Pita terdengar oleh Pandu yang langsung menghentikan langkahnya dan membalikan badan.
"Kenapa??" Tanya Pandu sambil memegang bahunya dan matanya meneliti tubuh Pita mencari sumber kesakitan wanitanya.
"Kaki---aku!!" Pita mengangkat rendah kakinya dan benar saja terlihat melepuh dibagian belakangnya.
Pandu melotot saat melihat kaki wanitanya terluka lalu berjongkok mencoba melepas heels yang Pita kenakan.
Memang, tadi setelah sampai Malang. Pandu mengajak Pita mengunjungi salah satu Butik milik sahabatnya, dan beberapa bahannya juga berasal dari perusahaan yang Pandu pimpin. Setelah menemukan pakaian yang pas mereka melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang Pita saja tidak tahu. Bisa dibilang ini kali pertamanya ia menginjakan kaki di Malang. Meski ia sadar mungkin langkahnya akan sedikit aneh karena heels sialan ini.
"M--au diapaain?? Jangan dilepas, aku gapapa!!" Tolaknya dengan tangan mencoba menghentikan gerakan Pandu dikakinya.
"Angkat kaki kamu!!" Ketusnya.
Mau tidak mau ia menuruti perkataan Pandu, dan sepertinya ia harus bertelanjang kaki hariini. Setelah heelsnya lepas Pandu menenteng heelsnya dan membuangnya ke tempat sampah yang tidak jauh dari mereka. Pita melotot tidak percaya dengan tingkah kekasihnya yang membuang heelsnya itu. Dan Pandu berjalan kembali menghampiri Pitanya itu.
"Kok dibu---, Panduuuuu... Turunin!! Maluuuu!!" Pita berontak dalam gendongan ala bridal ciptaan kekasihnya.
"Sayang!! Kamu kenapa berisik banget hariini huh?? Aku ada klien lama disekitar sini, dia udah nunggu!! Tapi gara-gara heels sialan itu waktu kita jadi tambah lama." Dengan menggendong Pita, Pandu berjalan cepat dan malah membuat wanita dalam gendongannya itu malu sendiri karena panggilan Sayang yang Pandu lontarkan barusan.
Tapi... Klien?? Maksudnya Pita harus menemani Pandu bertemu Kliennya?? Tidak... Dia bukan siapa-siapa.
Pita langsung tersadar dan menatap wajah Pandu.
"Klien??" Tanya Pita.
"Iya!!"
"Kamu ngajak aku ketemu klien kamu??" Tanyanya sekali lagi.
"Kamu pikir aku bakal ninggalin kamu sendirian didalam mobil?!"
"Tapi, kamu aja sendiri----" Tolaknya dengan nada dikecilkan.
Pandu menghentikan langkahnya lalu menatap tajam bolamata wanitanya. Pita menundukan kepalanya dengan tangan saling memilin satu sama lain merasa bahwa ia memang salah dan juga terlalu banyak bicara bahkan mencoba menolak permintaan Pandu hariini. Dia lupa jika posisi Pandu adalah Bos Pemaksa.
Seketika tatapan tajamnya berubah,ย kemudian menyunggingkan senyum tipis disudut bibirnya, melihat tingkah Pita yang menggemaskan!! Pita bahkan tidak sadar jika mereka sudah didalam Restoran yang telah ditentukan.
"Tenang saja!! Dia klien sekaligus sahabatku, jangan takut!! Kaliini aku mohon berhenti bertanya, karna kita benar-benar harus sampai disana terlebih dahulu!!"
Pita hanya mengangguk tanda mengerti, toh percuma jika menolak seorang Pandu.
****
Sampailah mereka diRoom Private yang sudah Pandu dan kliennya tentukan. Saat Pandu membuka pintu sudah terlihat seorang lelaki dewasa dengan pakaian formal nya, dan wajah yang kebarat-baratan dengan mata birunya juga. Bisa dikatakan ia memang tampan.
Ia menyadari kedatangan Pandu dengan menggendong Pita. Lalu beranjak dari acara duduknya dengan senyum lebarnya.
"Pandu Dirgantara!!" Sapa nya dengan senyum tidak luntur sama sekali.
Saat ini Pita sudah berdiri disebelah Pandu melihat pertemuannya dengan kliennya. Dan hanya menyaksikan dari dekat.
"Mr. Antonio." Mereka berjabat tangan
"Ayolah, kamu berlebihan!! Kita ini teman, singkirkan kata itu didepan namaku!! Aku merasa terdengar lebih tua... Hahaha!!"
"Oke oke... Bagaimana kabarmu??" Tanya Pandu
"Sangat baik. Dan kamu??"
"Tidak pernah sebaik ini!!"
Pita mulai merasa terabaikan, dan ayolah apakah mereka akan berbincang sambil berdiri??
"Duduklah!! But wait... Dia siapa? Kamu menggendongnya tadi...." Tanya Antonio, membuat Pita menatap Pandu. Menunggu apa jawaban yang akan keluar dari mulutnya.
"Dia kekasihku, calon istriku!!" Pandu membalas tatapan Pita dan merangkul pinggangnya merapatkan tubuh mereka tanpa celah sedikitpun
"Wah, kabar baik... Tolong percepat rencanamu itu Pandu!!" Ucap Antonio
Pita hanya tersenyum malu saat mendengar ungkapan Pandu namun langsung memasang wajah tidak suka saat Antonio melanjutkan perkataannya.
"Sepertinya aku telat, tadinya aku ingin mengenalkanmu dengan temanku!!"
"Tidak terimakasih, aku sudah memiliki dia Nio.!!"
Meski terdengar seperti lelucon namun tetap saja membuat Pita memasang wajah tidak suka
Cukup lama mereka berbincang, setelah membahasa tentang kerjasama perusahaan, kehidupan pribadi bahkan membahas hubungannya dengan Pita, yang mana membuat Pita merasa bahagia karena diakui meski statusnya hanya kekasih, bahkan tidak tanggung-tanggung Pandu menunjukan perasaannya didepan Antonio. Entah itu merangkul, atau saling tatap.
"Aku iri----" Antonio mengintrupsi
Ucapan Antonio terhenti saat seorang gadis masuk keruangan itu dengan senyum indahnya.
"Michelle!!" Sapa Antonio.
'Deg'
Pandu langsung melotot saat mendengar nama seseorang yang paling ingin ia lupakan terdengar kembali.
"Masuklah!!" Antonio melanjutkan.
Pita menoleh kebelakang dan menemukan sosok gadis yang cantik dengan dress diatas lututnya, serta kulit mulus dan rambut coklatnya. Sangat cantik.
Dia berjalan menghampiri kami dan duduk disamping Antonio.
Sedangkan Pandu masih tidak percaya dengan pemandangan didepannya. Pita yang melihat raut wajah pucat Pandu langsung saja menyentuh bahunya.
"Kamu kenapa?? Sakit??"
Pandu menoleh ke arah wanitanya itu. Dia hanya menatap lekat manik mata Pita, meski terlihat jelas bahwa tatapannya kosong.
"Pandu??" Pita menggoyangkan lengannya.
"Ahh--- Ngga, aku baik-baik saja!!" Jawabnya lalu mengelus lembut wajah Pita seolah meyakinkan.
"Yakin??" Tanya Pita
Pandu tidak menjawab namun malah mengalihkan pandangan kearah Antonio.
"Aku rasa sudah cukup pertemuan kita hariini Antonio, saya masih harus menuju kerumah orangtua saya!!" Pandu berdiri setelah melihat jam tangannya.
"Sebenarnya saya berharap kita lebih lama berbincang, tapi baiklah!! Terimakasih Pandu."
Pandu hanya tersenyum dan menoleh ke arah Pita seolah menyuruhnya berdiri dengan bahasa matanya.
"Gimana kabar kamu??" Tanya Michelle saat Pandu hendak pergi yang langsung membuat Pita, Antonio mengrenyit bingung.
'mereka saling kenal?'
Pandu menggenggam erat tangan Pita lalu tersenyum dan menjawab.
"Aku tidak pernah sebaik ini!!" Jawabnya datar.
"Permisi" Pandu mengakhiri dan langsung meninggalkan Restoran itu dengan tangan tetap menggenggam erat tangan Pita.
Michelle dan Antonio menatap kepergian mereka.
"Kamu kenal Pandu Dirgantara??" Tanya Antonio, membuat Michelle tersenyum
"Dulu!!"
Hanya itu yang Antonio dengar lalu mengangguk tanda mengerti.
Sementara diluar sana Pandu masih nyaman menggenggam tangan Pita. Jangan lupakan dengannya yang masih bertelanjang kaki, karena Bos pemaksanya membuang heels miliknya.
Namun ia kembali teringat dengan wanita cantik yang menanyai kabar Pandu!! Mereka terlihat canggung, seperti seseorang yang sudah saling mengenal.
"Kita kerumah orangtuaku sekarang!!" Pandu membuat lamunan Pita membuyar.
"Kamu pasti lelahkan??" Tanya Pandu membuat Pita mengangguk pelan.
"Setelah ini istirahatlah!!" Pandu mengusap lembut rambutnya. Mereka sudah didalam mobil Ranger Rover itu, melanjutkan perjalanan kerumah Orangtua Pandu.
Dalam perjalanan mereka hanya ditemani hening, Pita ingin sekali bertanya siapa wanita tadi tapi tidak melanjutkan niatnya. Apa pantas bertanya terlalu jauh??
Pandu menoleh, menatap wajah kekasih mungilnya dari samping!! Tidak bisa dipungkiri jika ia ingin sekali memeluk gadis disampingnya ini dengan erat!! Pandangannya terus menelusuri hidung, mata, dan bibirnya, dan jatuh pada kaki telanjangnya. Dia tersenyum lalu berbicara pada sopirnya.
"Pak, ambilkan kotak P3K!!" Titahnya.
Pita menyadari jika sang kekasih sedari tadi memperhatikannya, namun ia mencoba seolah-olah tidak menyadari.
Setelah menaruh kotak obat itu disampingnya dan meracik obat merah ia berbicara dengan senyum yang sedikit lebar.
"Aku lupa kalo kaki kamu terluka, maaf ya!! Sini aku obatin." Ucapnya dengan memegang kaki Pita, dan memangkunya lalu mengoleskan kapas yang sudah diteteskan obat merah.
"Awww, pelan Pandu!!!" Ringisnya dengan melotot tajam kearah Pandu.
"Sakit??"
"Ngga!! Ya iyalah, diobatin kamu malah tambah sakit.." Ketusnya.
"Calon istri bawel.. hahaha" jawabnya dengan mencubit manja sebelah kiri pipi Pita.
"Sejak kapan aku menyandang calon istri?? Kamu belum ngelamar aku!! Belum juga bilang sama keluarga aku!!"
"Kata siapa?? Bibi kamu udah ngasih lampu hijau, dan dengan lamaran kamu tunggu aja!! Aku bener-bener gasabar ngejadiin kamu istri aku!!" Jawab Pandu dengan kekehan jahil yang membuat Pita melotot tidak percaya, mendengar kata 'gasabar jadiin istri'
Suasana hening berubah menjadi tawa saat Pandu si Bos pemaksanya itu terus terusan menjahilinya, dengan mencubit lembut bahkan berbicara sedikit mesum. Tanpa mereka sadari sudah tiba dikediaman Orangtua Pandu.
Rumah megah dengan nuansa menenangkan cukup membuat Pita terkagum-kagum saat memasuki pekarangan rumah itu, sebuah mobil sedan hitam terparkir didepannya.
"Ayo!! Mereka sudah menunggu!!" Ajak Pandu membuat Pita menghentikan langkahnya, dan menahan lengan Pandu.
Namun Pandu berbicara kembali saat Pita seperti ragu memasuki rumah megah itu.
"Percaya padaku, mereka akan menerima kamu!! Asal kamu tahu, kamu adalah wanita pertama yang aku bawa ke sini!!" Tuturnya membuat Pita terenyuh saat Pandu mencoba menenangkan dengan mengusap lembut pipinya.
Meski terlihat aneh dengan memakai dress selututnya yang indah namun beralas kaki sandal kebesaran milik Pandu ia mencoba mengumpulkan keberaniannya lalu mengangguk membuat Pandu tersenyum dengan tangan kembali mengusap manja pipi kekasihnya, dan mulai membuka pintu rumah itu.
*****
AUTHOR NOTE'S:
Semoga dapet feelnya, bener-bener maksain ngga ngelembur buat ngerehatin badan eh taunya pas nyampe rumah malah kegoda UPin SNWMB๐
Jangan lupa ngasih ulasan vote & coment nya๐คง buat nguatin aku nulis story ini๐