Chereads / Sweet Night With My Bos / Chapter 20 - Bagian 18

Chapter 20 - Bagian 18

⚠️⚠️⚠️Warning😬😬😬 Part rada nyeleneh ini!! pokonya 18- resiko tanggung sendiri ya😤 Apalagi yang jomblo, hindari berhalu ria!! cukup aku aja😂😭 sama 1 lagi, aku woles update!!! kedepannya bakal deg deg ser deh😂

##########

Pita hanya mendengarkan dengan pandangan tidak lepas menatap wajah tampan kekasihnya itu.

"Sehari sebelum keberangkatan ku ke Amerika, aku ke Rumahnya. Membawa cincin dan sebuah bunga, aku ingin melamarnya, sebelum kepindahanku kesana!!." Disela ucapannya ia tersenyum bodoh mengingat masalalu yang seharusnya ia pendam saja namun sepertinya, kekasihnya ini harus tahu apalagi kejadian direstoran tadi pasti membuatnya sangat penasaran, meski kekasihnya belum mengetahui bahwa sebenarnya wanita itulah masalalunya. Ia lalu menatap binar mata kekasihnya, mengusap lembut puncak kepalanya.

"Lalu???" Pita terlihat kesal karena Pandu menggantung ceritanya.

"Aku melihat pemandangan yang seharusnya tidak aku lihat, mereka bercumbu, dia mengkhianatiku!! Dan aku menyesal begitu percaya padanya, apa aku kecewa?? Iya, aku sangat kecewa!! Kecewa pada diriku sendiri, bisa-bisanya aku terlalu mempercayainya." Ucapnya.

Pita terdiam tanpa kata, ia dapat merasakan pengkhianatan yang Pandu dapatkan dimasalalu, walaupun Pandu terlihat santai menceritakannya ia tetap bisa merasakan kekecewaan itu. Meski seumur hidupnya baru kaliini ia menyandang status berpacaran, benar Pandu cinta pertamanya.

Lalu tangannya mengusap lembut punggung tangan Pandu seraya memberikan senyum manisnya.

"Karena kejadian itu pula, aku menemukanmu meski kamu terluka saat itu!!" Lugasnya, membuat senyum Pita membuyar. Raut wajahnya berubah menjadi bingung.

"Maksud kamu???" Tanya nya

"Kece---!!"

-Drtttttttt-

Ucapannya terhenti saat Ponselnya berbunyi.

Pandu berdiri, meninggalkan Pita yang masih dengan seribu tanya.

📞"Pak maaf mengganggu, saya sudah menyiapkan jadwal bapa seminggu kedepan!! Tapi, Pertemuan kita dengan Perusahaan Malaysia diminta segera dimajukan!!"

"Kosongkan jadwalku 2 hari kedepan, setelah itu atur pertemuan dengan Perusahaan itu!! Kita harus mendapatkan kontrak dengan mereka."

📞"Baik pak."

Pita menatap punggung tegap Pandu, dan saat bersamaan Pandu menyudahi perbincangannya, seraya berjalan kembali kearahnya.

"Tidurlah!!" Usapnya kembali pada puncak kepala wanitanya.

"Sebelumnya, apa aku pernah bertemu denganmu??." Tanya Pita, karena jujur saja ucapan Pandu membuatnya sangat penasaran, terlebih Pandu malah menyuruhnya beristirahat bukan melanjutkan ceritanya.

"Tidurlah!!" Titahnya kembali namun Pandunya tidak lagi mengusap melainkan mencium keningnya lembut, lalu membawa Pita kedalam pelukannya.

"Kita sudahi tanya jawab hariini, beristirahatlah!!." Pandu mengurai pelukan dan menatap binar mata kekasihnya, tatapan mata Pandu seolah memohon yang mana membuat Pita terenyuh seketika lalu memberi jurus senyuman manis andalannya.

"Want a sweet kiss going to bed" Pinta Pandu nakal.

"Apasi kamu?! Keluar sana!!" Titah Pita dengan nada tingginya seraya berdiri hendak meninggalkan Pandu seorang diri disana. Namun sebuah tangan kekar melingkar indah dipinggang rampingnya.

"Berani banget kamu ngusir aku?!" Tanyanya dengan memeluk dari belakang

Demi apapun seketika kakinya lemas karena perlakuan Pandu, apalagi napas mintnya yang menerpa sebelah pipinya membuat Pita diam tak bisa berkutik dalam kungkungan kekasihnya.

"Ka--kamu sendiri nyuruh aku istirahat!!" Jawabnya mengumpulkan kekuatan.

"Biarkan dulu seperti ini, sebentar lagi!! Mmm... Atau seperti ini!?!" Pandu membalikan tubuh Pita, membuat mereka saling berhadapan namun Pandu tetap dengan pendiriannya memeluk posesif tubuh gadis didepannya.

"Pan--du, nanti mami liat!!"

"Mami juga pernah muda!! Dan mami gabakal ganggu kita karena mami sama papi lagi diluar!!" Jawab Pandu tegas membuat Pita menelan ludahnya susah payah.

"Jadi kita bebas dirumah ini!! Bisa kita lanjutkan didalam kamar??" Lanjutnya lagi dengan nada jahilnya, membuat Pita melotot tidak percaya.

"Awwww!!! Kenapa gigit aku??" Tanya Pandu dengan ringisan kesakitannya. Karena Pita menggigit dada bidang lelaki didepannya, yang ia yakini akan ada bekas giginya disana.

"Lepas!!!" Titah Pita dengan tatapan mata tajam seolah memperingati.

"Ngga!! Tanggung jawab!!" Jawab Pandu mengeratkan kungkungannya, membuat tubuh mereka menempel sempurna.

"TANGGUNG JAWAB?? HAH?? KAMU MESUM!!" jawab Pita teriak.

"Aku mesum??" Tanya Pandu santai.

"Siapa lagi kalo bukan kamu?? kita bahkan belum nikah!! Kamu udah mau ngelak----hmmmmpppt!!!" Ucapannya terhenti saat Pandu dengan cepatnya membungkam bibir wanitanya agar berhenti bicara.

Pita hanya diam, tak bisa menolak apalagi membalas ciuman yang Pandu daratkan. Namun ia hanya memejamkan mata tanpa melakukan apapun, lalu Pandu melepaskan bibirnya yang menempel dibibir kekasihnya, dan ibu jarinya terulur mengusap lembut bibir gadis didepannya.

"Kamu pasti berpikir yang engga-engga!!" Tanya Pandu didepan wajah kekasihnya.

"Ak--aku??" Tanya Pita tak percaya, dengan suara sedikit bergetar.

"Aku cuma mau ini!! Dan alasan aku ngajak ke dalam kamar, bukan karena mau ngerusak milik kamu!! Tapi karena ini diluar, kamu mau penjaga didepan sana liat aksi kita??" Jawab Pandu panjang lebar dengan mata terarah ke pos didekat gerbang rumanya.

"Aku bakal jaga milik kamu sampai waktunya tiba!! Kalau tiba waktunya, jangan harap kamu bisa ngusir aku, kaya yang tadi kamu lakuin ke aku!!" Ucapnya kembali membuat Pita menelan ludahnya susah payah karena dengan frontal nya Pandu mengatakan kata 'miliknya' yang ia yakini sesuatu dibawah sana.

"Ma--af!!" Jawab Pita menunduk, membuat Pandu tersenyum manis. Lalu Pandu mengangkat dagu Pita, membuatnya mendongak keatas hingga pandangan mereka bertemu. Pita seketika terhipnotis karena ketampanan lelaki yang sedang memeluknya ini, kedua bola mata indah, hidung mancung, dan bibirnya yang merah, bibir yang baru saja singgah dibibirnya merebut ciuman keduanya.

"Tanggung jawab!!" Tegas Pandu kembali membuat Pita tersadar, dan Pita langsung melepas kungkungan Pandu. Pandu yang tidak siap dengan pergerakan Pita membuatnya harus rela melepas pelukannya ditubuh mungil wanitanya.

"Mm.. sini aku obatin!!" Jawab Pita tergesa, lalu tangannya terulur hendak membuka kancing kemeja yang Pandu kenakan.

Pandu terkejut karena sentuhan tangan Pita didadanya. Membuat ia ingin segera menerkam gadis didepannya saat ini juga.

Pita yang menyadari keterkejutan Pandu lalu melihat kearah tangannya yang sedang membuka kancing kedua kemeja itu dan dengan segera menjauhkan tangannya agar berhenti melakukan kegiatan itu. Dia pun mundur beberapa langkah.

"Maaf aku refleks!!" Ringis Pita malu.

Mereka saling tatap beberapa saat.

"Kamu mancing aku??" Tanya Pandu kembali dengan kejahilannya.

"Engga, engga bukan gitu!! Aku refleks karena dada kamu pasti luka.. makanya aku mau obatin!!" Jawab Pita salah tingkah.

"Cium aku!!" Pinta Pandu santai

Pita menatap wajah Pandu tidak percaya.

"Kamu bilang mau obatin aku?? Cium aku!!"

"Yang aku tau ciuman pertama diApartemen, aku rasa tidak terlalu buruk!!" Ucap Pandu santai.

Pita meringis kembali teringat kejadian ia mencium Bos Pemaksanya beberapa bulan yang lalu. Ciuman pertamanya, ciuman yang ia pelajari difilm korea kesukaannya. 'Sial'

'Oke tidak apa-apa ini hanya sebuah ciuman!! Kamu bisa Pitaloka, anggap saja Park seo joon!! Ngga, jangan... Dihadapanmu ini kekasih kamu, ciptakan ciuman yang istimewa!! Jangan bayangkan lelaki lain!!' ucapnya dalam hati.

Ia lalu menatap kedua bola mata Pandu dan mulai meyakinkan hati, lalu berjalan perlahan kearahnya.

Pandu hanya tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membodohi kekasihnya ini demi sebuah ciuman. Padahal gigitan Pita tidak terlalu menyakitkan, dan ia hanya terkejut saat Pita menggigitnya beberapa menit yang lalu.

Saat sampai dihadapan Pandu ia menelan ludahnya, dan mendongak seraya memegang kemeja yang Pandu kenakan.

Pandu hanya mengikuti arahan kekasihnya, dan ia membungkukan tubuhnya yang terlalu tinggi agar Pita tidak kesusahan.

Pita memejamkan mata lalu menarik cepat kemeja Pandu membuat wajah mereka teramat sangat dekat bahkan kini hidung mereka bersentuhan.

Dan dengan penuh keberanian ia mendaratkan ciuman ketiganya pada Bos yang ia cintai.

Pandu hanya mengikuti permainan Pita, dan jujur saja ia terbawa suasana. Ternyata Pitanya cukup ahli dalam cium mencium.

Saat dirasa sudah cukup ia menyudahi ciumannya.

"Udah, kamu puas?? Hmmmppt." Pandu kembali membungkam bibir kekasih itu, demi apapun bibir kekasihnya ini seperti heroin, membuatnya kecanduan.

Pandu memeluk tubuh Pita dengan sebelah tangannya, dan sebelah tangan lainnya memegang tengkuk leher Pita agar memperdalam ciuman mereka. Pita yang tadinya diam mulai membalas ciuman itu, dan dalam hati Pandu bersorak gembira.

Ia mambawa tubuh kekasihnya yang masih dalam pelukan agar bersandar dikaca balkon kamar Pita. Lalu mencium rakus bibir atas dan bawah gadis didepannya. Tangan Pita mulai terulur memeluk leher Pandu, lalu menjambak lembut rambutnya. Pandu semakin liar memainkan ciumannya, bahkan lidahnya kini beradu, menarik ulur, mengobrak abrik, mencecap rasa manis dimasing-masing bibir mereka.

Pandu menghentikan ciumannya, karena sang kekasih seperti kehabisan napas, napasnya tersengal-sengal, wajahnya memerah yang mana membuat Pandu semakin gemas melihatnya. Ia lalu menggendong tubuh Pita dengan posisi didepan tubuh Pandu, yang mana membuatnya langsung berhadapan dengan wajah tampan Bos Pemaksanya itu. Pita yang tidak siap dengan gendongan Pandu langsung saja melingkarkan kedua kakinya dipinggang Pandu.

Pandu kembali menciumi bibir kekasihnya rakus sambil berjalan kedalam kamar milik Pita, Pita kembali membalas ciuman panas itu dan mulai menciumi pipi lalu turun ke leher wanitanya membuat sekujur tubuh Pita meremang, melemah, tidak kuat menahan hasrat yang Pandu ciptakan. Lalu ia mendongakan kepala keatas membiarkan Pandu menjelajahi leher jenjangnya. Sedangkan Pandu dengan rakusnya menciumi, menjilat leher kekasihnya yang mana membuat Pita mendesah karena perlakuan Pandu.

'Drrrt drrrt drrrt'

Kegiatan mereka terhenti saat mendengar nada dering ponsel Pita. Pandu menatap wajah kekasih didepannya. Wajah mereka memerah karena napsu masing-masing, dan napas mereka tidak beraturan.

'Drrrt drrrt ddrrtt'

Ponselnya kembali berdering. Pandu terlihat gusar lalu detik selanjutnya membawa Pita ke ranjangnya lalu menurunkannya.

"Maaf!!" Ucap Pandu penuh penyesalan.

"Ini terlalu jauh!!" Ucapnya kembali.

Sedangkan Pita tidak mampu berkata, ia hanya menatap wajah penuh penyesalan Pandu. Tangannya lalu terulur mengusap lembut pipi Pandu

"Gapapa!!" Pitanya hanya tersenyum.

"Istirahatlah!!" Pandu mengusap lembut rambut Pita, lalu kemudian berdiri meninggalkan Pita.

'untuk apa ia menyesal?? Padahal aku menikmatinya!! Apa?? Ngga, ngga!! Pikiran kotor menyingkirlah!!' dia menggelengkan kepala guna menghempas jauh kegitan tadi bersama Pandu.