Tawa mereka pecah ditengah kemacetan ibukota Jakarta. Pitaloka bahkan baru kaliini bisa tertawa dan se'welcome' ini pada orang yang baru ia kenal. Masih ingat pertama pertemuannya diApartemen saat Pitaloka mabuk, sikap dan ucapan pedas Pandu sangat berbanding terbalik sekarang.
Dan pandu sangat menikmati momen ini, momen dimana ia begitu terpukau dengan tawa Pitaloka yang sangat lepas.
'Pita bertepuk tangan, tertawa dan sesekali mengusap air mata disudut matanya. Tawanya belum berhenti, karena lelucon yang dilontarkan Pandu. Bahkan Pandu sesekali melirik gadis itu lalu tertawa renyah
*****
Pandu hanya mengantarkan sampai depan kontrakan, meski Pita meminta untuk mampir tapi Pandu menolak.. alasannya dia ada pekerjaan.
Sedangkan Pandu yang sudah pergi meninggalkan Kontrakan Pita ditengah perjalanan menuju Apartemennya ia menghentikan mobilnya ke pinggir jalan untuk menelpon seseorang disebrang sana
"Halo Daniel? Aku butuh bantuanmu"
"Hapus semua data 5 tahun lalu!! Jangan sampai ada yang tahu, rekaman cctv sepanjang jalan itu, pokonya semua yang berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi malam itu!! HAPUS SEMUA!!"
π"Apa kamu sudah menemukan gadis itu??" Tanya pria disebrang sana
"Yaa, lakukan saja aku tidak akan melepaskannya kaliini!!"
π"Aku mengerti!! Aku akan melakukannya, kamu tidak usah khawatir du"
"Terimakasih daniel." lalu menutup telponnya.
Masih teringat jelas kejadian malam itu dalam ingatannya, malam dimana dia sangat terpukul karena dikhianati kekasihnya, dan malam dimana dia menjadi penyebab kematian Ayah dari Pitaloka, dan Pitaloka sendiri mengalami Koma selama seminggu karena benturan keras dikepalanya, sedangkan sang Ayah yang memang mempunyai riwayat jantung ditambah kecelakaan itu membuatnya harus pergi meninggalkan dunia saat kejadian itu terjadi!! Pita bahkan tidak bisa menghadiri acara pemakaman sang Ayah, karena belum sadarkan diri.. dengan terpaksa para keluarga mengantarkan Ayahnya ke tempat peristirahatan terakhir tanpa kehadiran Pitaloka. Pandu akan mengatakannya jika memang ia sudah mendapatkan Pita dengan cara perlahan, agar Pita tidak menjauhinNya
"Aku akan menebus semuanya dengan membahagiakanmu, aku bersumpah demi ayahmu" lirih Pandu menempelkan kepalanya diSetir mobil.
"Maaf Pitaloka, aku pengecut!! Semua ini salah ku". Seolah rasa sesal itu dapat ia lampiaskan dengan membenturkan kepalanya pada setir mobilnya. Lalu kemudian mengangkat kepalanya dan sedikit tersenyum.
"Maka dari itu kita harus bersama, kamu akan mengetahuinya suatu saat nanti, meski aku tidak mencelakakan ayahmu, tapi aku penyebabnya.. aku bodoh karena amarahku sendiri"
Tak lama mobil itu kembali menyusuri jalanan Jakarta.
*****
Hari bermalas-malasan adalah hari senin, hari dimana waktu libur sudah berlalu!!
"Pagi Pitaloka..... Hehehe" sapa Lusi dipagi hari dengan tawa cemprengnya
"Pagi.....ayo otewe" jawab Pita
Mereka berjalan dengan santai sambil sesekali bertingkah konyol seperti anak sekolahan. Sesekali Bernyanyi, menari-nari, dan Lusi tidak pernah bosan mendengarkan Syair-syair yang dilantunkan Pita, tapi kadang pita membuat suaranya yang merdu di'Fals'in, bahkan Lusi yang sedang menikmati langsung menutup telinga karena kekonyolan sahabatnya yang sudah akut!!.
Hingga sampailah dia dan sahabatnya di D&T Corporation. Mereka langsung dengan posisinya membersihkan Perusahaan, menyediakan kebutuhan karyawan seperti minuman atau makanan yang mereka beli diluar kantor, dan membantu memfotocopy berkas
*******
Jam menunjukan tepat pukul 10, Pandu yang hariini sudah diruangannya dengan beberapa berkas yang ia tinggalkan hari sabtu kemarin. Dia memijat pangkal hidungnya karena kantuk sudah menjalar, saat ini yang dibutuhkannya adalah Kopi, saat sedang dalam kegiatannya memijat pangkal hidung, pintu ruangannya diketuk
"Masuk!!"
Seorang wanita berambut pendek sebahu, memakai pakaian formal kantoran, berumur sekitar 40 tahunan berjalan ke arah Pandu sambil membekap berkas didada nya. Dia sekertaris sang ayah, dia mengabdi sudah 15 tahun di D&T Corporation. Bisa juga dibilang dia adalah tangan kanan sang Ayah. Semua pekerjaan dalam kantor dan luar kantor akan ia kerjakan tanpa bantahan.
"Ini berkas yang bapak pinta, salah satu Office Girl diperusahaan ini, bernama Pitaloka. Semuanya lengkap pak!! Apa perlu saya jelaskan secara rinci??" Tanyanya.
"Tidak perlu, kamu bisa pergi"
"Baik pa"
Pandu mulai membuka isi map itu, yang berisikan data-data Pitaloka!! Lalu dia tersenyum lebar dan berkata.
"Jangan khawatir Pak wisnu, saya akan menjaga putri bapa dan akan membahagiakannya, bahkan saya akan memberikan tangisan Pandu junior jika bapa merestui!!".
Pandu berbicara sendiri saat melihat foto seorang Pria yang umurnya sekitar 40 tahunan bersama gadis yang saat ini menjadi pusat ketertarikannya itu.
Dia menyandarkan kepalanya pada bangku, setelah bergulat lama dengan beberapa berkas!! Meski hanya menandatangani, ia harus membaca semuanya dengan teliti. Lalu dia menegakan badannya dan tangannya menjangkau telpon kantor menekan nomor 4. Nomor 4 adalah nomor yang langsung tersambung pada sekertaris ayahnya.
"Buatkan saya kopi!!"
"....."
"Tidak, suruh Pitaloka mengantarkannya!! Aku akan memberi sedikit kejutan untuknya.." jawab Pandu dengan senyumnya
"....."
*******
Tias, sang sekertaris Rudie Dirgantara yang sekarang posisi nya terganti oleh penerusnya yaitu Pandu Dirganta, berjalan ke ruangan khusus Office Gir&Boy.
"Pitaloka?!" tegur Tias
"Eh, ibu tias... Tumben turun? Jauh loh bu?" jawab pita
"Iya Pit!! saya mau bikin kopi buat CEO"
"Oh silahkan bu, monggo" jawab Pita sambil tertawa
Tidak butuh waktu lama Kopi yang dibuat Tias pun jadi, Tias lalu membawa nampan itu kedepan Pitaloka.
"Nih kamu anterin ke ruangan CEO, ruangannya masih sama!! Masih ruangan Pak Rudie kok!!" Tias memberikan nampan berisi kopi pada Pita.
Pita bingung, biasanya yang membuat kopi dan mengantarkannya Tias sendiri, karena hanya Tiaslah yang dipercaya dengan makanan dan minuman keluarga Dirgantara selama dikantor.
"Loh bu?? Kok saya?? Biasanya ibu sendiri yang nganterin?!" tanya Pita bingung
"Saya ada urusan sebentar... Jadi kamu saja yang nganterin ke atas!!" jawab Tias.
"Oh....yaudah bu sini"
Pita sedikit takut, ini adalah kali pertama dia mengantarkan kopi kepada orang no 1 diperusahaan ini, pikirannya melayang entah kemana.. rasa takut, ragu, bimbang, tegang, semuanya campur aduk menjadi satu. Dan sampailah dia didepan ruangan CEO, Pita mengatur nafasnya lalu mengetuk pintu terdengar suara seorang pria dari dalam sana menjawab ketukan tangan Pita di pintu
"Masuk!!"
Pita berjalan perlahan memasuki ruangan itu, dan saat mendekati meja BigBosnya dia menaruh kopi itu dimeja dan berkata
"I-ni kopinya Pak" dengan rasa takut ia mulai berbicara
Pandu yang berdiri membelakangi Pitaloka. Dia sedang menatap keluar jendela, Pita mulai merasa ketakutan saat ucapannya tadi tidak direspon sama sekali oleh Bosnya.
"Saya pamit pak!!" kedua kalinya ia membuka suara, lalu hendak membalikan badannya untuk pergi namun suara panggilan terdengar.
"Pitaloka?" Pandu membalikan tubuhnya
"I-ya pak" Pita membalikan tubuhnya dengan memejamkan mata sambil menunduk, dia pasrah sekarang.
"Buka mata kamu!!"
Perlahan dia membuka mata dan mendongakan kepalanya, betapa terkejutnya Pitaloka mengetahui pemandangan didepannya ini. Saking terkejutnya, mulutnya sampai mangap 'haha'
"Pandu??" Tanya Pita.
"Iya?!" Jawab Pandu tersenyum
Pria tinggi yang berdiri tegap dihadapannya, tangannya dimasukan ke kantong celana, rambut hitam, memakai jas warna abu-abu dengan kemeja putih dan warna celana senada dengan jasnya, memakai dasi berwarna merah maroon. Lesung pipi yang nemplok indah disana, mata hitam, sangat indah dinikmati pas panas-panas begini 'haha' kopi kali.
"Jadi.... Kamu??" Tanya Pita, menujuk Pandu lalu menunjuk dirinya sendiri
"Aku??"
Pandu masih dengan senyum terindahnya, lalu dia berjalan ke arah kursinya dan duduk disana, menjangkau kopi yang dibawakan Pita, lalu menyeruputnya.
"Duduklah!!"
Pita langsung saja menuruti, sebenarnya dia ingin sekali bertanya pada Pandu tentang semua ini, tapi setelah kejadian ini dia mengurungkan niatnya karena orang dihadapannya ini adalah BigBosnya, yang berati anak dari Pak Rudie.
"Senang bisa ketemu kamu lagi Pitaloka" sapa Pandu pada Pita yang masih dengan posisi mematung.
"Pit??" Tanya pandu sambil menyadarkan Pita dengan tangan dilambaikan didepan wajah Pita.
"Eh iya Pak??" jawab Pita kaget
"Kamu kenapa si??" Tanya pandu terkekeh sambil menyeruput kopi kedua kalinya.
"Ahhhhh, ngga Pak!!" Dengan senyum kecutnya
"Tapi kamu lucu dengan ekspresi itu, ngegemesin!!" Pandu mencubit Pipi kiri Pitaloka
'Si penerima cubitan malah kaget, dan langsung merah wajahnya, dadanya sedang banyak kupu-kupu berterbangan. Pita mulai sadar dan melepaskan tangan Pandu"
"Jangan gitu pak, gaenak diliat karyawan lain!!" Dengan melontarkan kata sinisnya
"Ohhh, gaboleh ya?! Oke oke maaf" Pandu menjauhkan tangannya sambil mengangkat diantara dadanya.
"Saya pamit pak!!" Pita bangun dari duduknya
Dia berjalan kearah pintu, hendak membukanya namun sebuah tangan kekar menahannya.
'Krek....'
Pita membalikan badannya perlahan, lalu pandangannya bertemu langsung dengan mata indah Pandu, meski Pita harus sedikit mendongak keatas. Dan tidak bisa dipungkiri dengan posisi terkunci seperti ini membuat dia melemah, jantungnya terpacu begitu cepat!!
'ini aneh' bicara Pita dalam hati
Pandu begitu intens memandang Pita. Pita bahkan bisa merasakan deru napas Pandu pada hidungnya, nafas dengan wangi kopi yang Pita bawa tadi.
"P---ak Pan--du??" Pita mulai bicara
"Iya?!"
π°π°π°π°
Holaaaaaa..... Seperti biasa upnya ga nentu!! Ini juga aku curi-curi waktu. Gatau dapet apa ngga fellnya, yang terpenting aku sudah berusaha semaksimal mungkinπ kemungkinan hariini akan ada 2 bab yang aku Upπ
See you next Babπ