"Ck, aku menemukanmu dipemberhentian bus dalam keadaan mabuk" sebuah tawa yang terdengar sangat kejam bercampur dengan wajah tampan dan jangan lupakan tatapan tajamnya.
"Hanya wanita bodoh, berkeliaran tengah malam dengan keadaan mabuk" lanjutnya dengan wajah tak santainya sambil menyilangkan kakinya disofa.
Pita memegang kepalanya yang terasa pusing, perut yang mual dan wajahnya yang memerah menahannya.
'Sial' berapa botol yang aku minum semalam?? Dalam hatinya
Pandu yang memperhatikan gerak-gerik Pita seolah tau jika wanita itu membutuhkan Toilet sekarang, dia berdiri lalu berbicara.
"Hey, jangan disini...disana" menunjuk kamar mandi dengan wajah paniknya yang entah kapan berdiri didepan Pita
Pita menutup mulutnya yang akan muntah itu, mencoba mengendalikan rasa pusingnya namun naas tidak bisa dan.....
"Hoeeeeekkkkkk...hoeeekkk" keluarlah isi perutnya yang kebanyakan air itu, sebelum dia melangkahkan kaki berlari ke kamar mandi. Panik menerpa Pita karna dia baru sadar jika muntahannya mengenai kaki Pandu
"Apa yang..... 'Shit', ahhhhh gila... Ahhhhh aku tidak sanggup melihatnya, bersihkan... Tolong pertanggung jawabkan perbuatanmu" dengan suara pelan lalu tinggi setengah teriak menutup matanya lalu membuka nya lagi, seolah melihat sosok hantu sambil telunjuknya menunjuk-nunjuk Jijik ke arah kakinya.
Pita yang sudah merasa baikan setelah mengeluarkan alkohol sisa semalam dalam perutnya itu. Akhirnya bernafas lega namun rasa takut menyergap karena tatapan jijik dan garang sekaligus menatap wajah gadis yang berprofesi sebagai Office Girl itu. Lalu ia melirik kaki lelaki didepannya itu lalu matanya melotot tidak percaya atas perbuatannya yang diluar kehendaknya.
'Astaga, bagaimana ini?? Lihat... Ah, aku bodoh, dia menolongku tapi akuuuu, apa tidak ada jalan untuk lari dari tempat ini selain pintu dan jendela??'. Gumamnya dalam hati sambil melirik kesekelilingnya, siapa tau ada pintu 'Kemana Saja' seperti punyanya Doraemon. Namun sepertinya nihil, dia pasrah sekarang.
"Jangan berniat melarikan diri, bersihkan perbuatan menjijikanmu ini sampai benar-benar bersih" dengan rahang yang mengeras sempurna karna menyadari jika Pita sedang mencari jalan keluar untuk pergi dari kamar menyeramkan ini. Jelas seram karna hantunya yang sedang menatapnya tajam haha
"Seharusnya kamu berterima kasih bukan malah mencari cara melarikan diri, ahhh... Harusnya aku membiarkanmu disana, mungkin beberapa preman akan memperkosamu lalu membunuhmu dan membuang mayatmu ke sungai... Aku sangat menyesal telah menolong wanita tak tau terimakasih sepertimu" matanya melotot, dan wajahnya maju seolah menunjukan bahwa kemarahannya sangat besar pada pita.
"Ak--ku, minta ma--af" dengan suara pelannya sambil menunduk
"Aku akan membersihkannya, dan terimakasih telah menolongku" lirihnya dengan masih menunduk lalu beranjak mencari pel-an dan pewangi lantai.
'Sial kenapa dia tidak marah?? Aku sangat ingin melihat seberapa manisnya dia saat marah!! 'shit' kenapa aku memikirkannya?? Dia hanya perlu membersihkan kotorannya dan pergi. Yaaa pergi'. Gumamnya sendiri sambil menoleh ke arah punggung gadis itu, setelah si pemilik penggung itu menghilang dihadapannya diapun meraih ponselnya dan menelepon seseorang disana.
"Semuanya sudah bersih, aku harus pergi... Sekali lagi terimakasih" ucap pita membuat pria yang sedang duduk itu mendongak ke atas lalu berkata.
"Heii.... Lihat kaki ku!! Aku rasa matamu masih sehat" jawabnya dengan santai
'Oh tuhan, jika kakinya belum dibersihkan kenapa dia bisa dengan santai duduk?? Kenapa tidak membersihkannya terlebih dahulu baru setelahnya duduk!! Dia gila, aku yakin gila, lihat saja wajahnya yang tampan tapi berbanding terbalik dengan ucapan pedasnya'. Pita berbicara sendiri dalam hati sambil mengumpat tidak henti-hentinya, tapi demi mempercepat waktu dia melangkah mencari kain atau semacamnya.
"Di dalam lemari, paling ujung sebelah kiri banyak baju-baju yang sudah tidak aku pakai, ambil lalu bersihkan kaki ku sampai bersih dan benar-benar wangi" perintahnya pada pita
Pita terpengangah melihat isi lemarinya, baju yang 'katanya bekas'Β tapi masih sangat sangat layak dipakai menurutnya. Dia mengacungkan bajunya dan melihat Merk baju itu yang membuatnya kaget membulatkan mata. Meskipun dia 'kampungan' tapi dia sedikit tahu tentang Merk terkenal dunia.
Seolah menyadari kagetnya Pita, lelaki itu pun bicara membuat pita menoleh padanya lalu berdecak kesal.
"Itu baru ku pakai 1x, warnanya terlalu cerah membuat mataku nyeri melihatnya" penuturannya
'Hah.... Sombongnya!! Aku mohon tuhan musnahkan saja dia sekarang' dan mengambil air dikamar mandi lalu memerasnya dan keluar menghampiri pria sombong pelit ekspresi itu.
Tanpa aba-aba setelah Pita berjongkok didepannya lalu kakinya ditaruh diatas Paha pita, dan pita pun mulai membersihkan kaki Pandu hingga benar-benar bersih dan hendak mengoleskan lotion miliknya yang tadi ia ambil dari dalam tas nya.
"Apa itu??" Tanya pandu
"Lotion, kakimu bau muntahanku" dengan nada yang dibuat sedingin mungkin, karna Pita benar-benar sudah muak berada disini.
"Oke baik.. lakukanlah" perintahnya tanpa melihat Pita sedikitpun.
Pita mulai mengoleskan lotion ditangannya pada kaki Pandu dan entah mengapa pandu merasakan ada yang aneh pada dirinya seolah 'sentuhan' tangan Pita bereaksi pada salah satu benda yang sedari tadi tidur malah terbangun dibuatnya.
'Demi tuhan aku ingin menyergapnya disini, sekarang juga' penderitaan Pandu saat tangan halus Pita mengusap-usap kakinya yang tadi terkena muntahan.
"Sudah cukup, kau bisa pergi" perintah Pandu membuat pita yang berjongkok mendongak ke atas melihat wajah tampan dan mata hitam yang indah itu
"Bai---" suaranya terpotong saat mendengar bel diluar dibunyikan oleh seseorang lalu menoleh ke pintu kamar itu.
Lelaki itu bergegas meninggalkan Pita yang sudah berdiri sendirian didalam kamar lelaki itu, lalu tak lama Pandu kembali membawa kotak yang lumayan besar lalu disodorkan pada Pita.
"Pakai ini, kau sangat menyedihkan dengan pakaian itu" perintahnya dengan wajah yang sangat tidak berdosa karena secara tidak langsung menghina cara berpakaian Pita.
"Apa ini??" Tanya pita
"Sudah ku bilang pakai, kenapa kau bertanya lagi" memberikan kotak tepat pada Dada nya dan sedikit ada dorongan membuat tubuh pita mundur kebelakang.
Pita membuka kotak itu dan mengeluarkan Baju dan Celana, atasan kemeja motif bunga-bunga berwarna Coklat dan celana jeans berwarna Biru. Pita sangat suka warna dan juga ini memang pakaian sehari-harinya.
Pandu sengaja memilih pakaian itu karena dia yakin Pita akan menyukainya, jangan tanya dia membeli dimana!? Tanpa dia harus mengeluarkan uang pun dia akan bisa membawa beragam pakaian bermerk dunia untuk dia pakai. Karena Pandu adalah anak dari pemilik Perusahaan Textil terbesar diindonesia, dan beberapa perusahaan atau Designer terkenal sudah menjadi partner nya untuk terus menaikan perusahaan itu menjadi satu-satunya perusahaan textil terbesar diIndonesia.
"Baik-baik aku pakai, tapi aku akan menggantinya nanti jika aku sudah gajian" tegasnya pada lelaki didepannya
"Bahkan gajimu 5 bulan tidak mampu untuk membeli baju ini" jawab pandu meremehkan dan melanjutkan ucapanya "Tidak perlu diganti, aku bisa memintanya sesuka hati tanpa mengeluarkan uang sepeser pun" tegasnya lagi. Dan membuat Pita memutar bola mata malas
Setelah mengakhiri pembicaraan dengan si Sombong itu Pita masuk ke kamar ganti, lalu keluar membawa kotak itu kembali yang berisi pakaian kotornya.
"Semua selesai, terimakasih" hendak pergi namun tangan kekar yang memperlihatkan ukiran uratnya itu menggengam tangannya.
"Bagaimana jika kau membersihkan apartemen ku untuk tanda Terimakasihmu??" Saran pandu dengan alis sebelah yang sedikit terangakat
"Heiiiii, aku sudah membersihkan muntahanku dilantai mu, membersihkan kakimu apa itu belum cukup??" Keluar sudah kekesalan Pita pada pria itu. Dia sukses membuat pita naik pitam
'Lihat dia marah, sangat manis dengan wajah merah seperti tomat, aku suka sangat suka'. Gumam pandu dalam hatinya.
"Mungkin akhir pekan nanti kau bisa datang, dan membersihkan apartemenku!! Aku tidak ingat pasti kapann terakhir kali membersihkannya" jawab Pandu yang tidak goyah sedikit pun dengan teriakan Pita yang menggelegar dikamarnya
Pita mengatur napas nya perlahan lalu menormalkannya, dia melihat jam yang sudah menunjukan tepat jam 7, dia harus pergi sekarang. Dan dengan terpaksa menyetujui permintaan Pandu sebagai tanda Terimakasihnya.
"Oke baiklah, aku akan datang akhir pekan, tapi aku mohon aku harus pergi bekerja sekarang!! Aku sudah telat" pintanya lirih, dia juga memikirkan sahabatnya Lusi yang pasti sedang khawatir Pita tidak ada dikontrakannya.
"Baik... Silahkan pergi, semoga harimu menyenangkan" Pandu melepas genggaman tangannya pada Pita.
'Menyenangkan?? Kau gila?? Ini awal yang buruk dipagi hari dari awal terbangun sudah menemukan kejengkelan' gumamnya dalam hati sambil mengumpat lelaki dihadapannya itu
******
Gimana?? Udah ada ada bedanya ngga si?? Aku masih belajar dikit-dikit sambil merasakan feelnya saat nulis... Mudah-mudahan fellnya sampe ke kalianππ»
Salam cinta
πππ