Chereads / My Assistant is My Wife / Chapter 3 - BAB 3

Chapter 3 - BAB 3

Saat perjalanan kembali kekamar hotel, oliv benar - benar tidak peduli dengan sekitarnya. Bahkan, dia memakai headset sambil melihat nomer ponsel yg ada dibalik bill makanannya tadi. Ada yg memperhatikannya selama kembali ke hotel dia juga tidak sadar.

"Kok kayaknya aku nggak asing sama nomer ini ya. Tapi, ini nomer siapa?" Sambil mengambil ponselnya menulis nomer itu dan hasilnya nihil. Oliv tidak menemukan nomer siapa yg dia rasa pernah melihatnya.

Dikamar, oliv membuka laptopnya bersiap - siap untuk marathon drama Korea favoritnya. Untuk memastikan kenyamanannya selama menonton film, oliv menyiapkan tempat yg cocok dan dekat dengan colokan. Mengatisipasi ketika batrai laptopnya habis. Untuk cemilan, oliv merasa sangat kenyang, karena sudah makan begitu banyak makanan sepert orang rakus. Akhirnya, oliv pergi ke kamar mandi persiapan untuk menonton film nanti. Karena sedari pagi saat berangkat pun dia belum mandi, hanya bermodalkan sikat gigi dan mencuci muka dipagi hari. Kebiasaannya adalah mandi dimalam hari, sudah lengkap dengan rambut yg wangi diblow, serta ritual skincare seperti biasa. Pagi harinya saat terburu - buru dia masih dalam keadaan wangi, dengan sedikit penyempurna makeup tipis dan parfum.

Dimulailah ritual menonton film.Dan film yg dipilih adalah film drama yg mengetuk jiwa melow seorang oliv. Ini adalah modus untuk menutupi sakit hati yg disebabkan oleh mantannya yg tidak terlalu tampan, bahkan tingkahnya melampui orang paling tampan sekali pun. Saat melihat film akhirnya dia bisa menitikan air mata, karna terlalu gengsi menangis tanpa sebab. Dan berakhir dengan laptop yg melihat oliv tertidur karna lelah menangis. Adegan difilm tidak terlalu menyedihkan, tapi tangisan oliv seperti sedang terjadi hujan badai.

Bangun dipagi hari dengan wajah sembab, dan mata kodok karna terlau lama menangis membuat oliv harus mengompres sebelum berdandan. Karena hari ini dia ingin berjalan - jalan di salah satu taman hiburan. Dan melupakan sakit hatinya. Melupakan tujuannya untuk mencari pekerjaan.

"Gua sarapan dulu aja kali ya dibawah sebelum berangkat, lumayan ngisi tenaga sampe nanti siang." ucap oliv didepan kaca sambil mengecek dandanannya.

Saat direstoran hotel.

"Maaf, dari kamar nomer berapa ?" tanya pegawai hotel.

"Kamar 701, mbak"

"Satu orang aja ya mbak ?" ketika ditanya oliv celingukan melihat sekitarnya.

"Iya."

"Silahkan mbak."

"Nggak lihat apa gua sendirian, masih nanya aja." gerutu oliv yg sangat sensitif.

Saat memilih makanan, oliv hanya mengambil buah - buahan dengan saus yogurt diatasnya. Omelet dengan sayuran. Tidak lupa jus buah - buahan dan 2 potong croissant dengan butter.

"Emang kenyang makan itu doang ?" tanya laki - laki yg berdiri didepan meja oliv.

Saat mendongakan kepala ke atas oliv terkejut dengan apa yg dia lihat.

"Lu ngapain disini ?" tanya oliv ketus.

"Urusan apa lu nanyain gua ngapain disini, ini kan tempat umum. Yg aneh ngapain lu disini bukannya lu tinggalnya di Bandung ?" tanya juna yg nggak kalah ketus.

"Suka - suka gua dong. Emang gua gak boleh kesini ? Lu siapa ? Yg punya daerah sini" Semakin provikatif kata - kata oliv membuat juna malah duduk dikursi tepat didepannya.

Iya, laki - laki yg menegur oliv adalah Juna. Orang yg sama yg menyuruh oliv membeli kopi. Yg memberikan kartu nama sebagai kompensasi kesalah pahaman mereka, dan yg membayar makanan oliv tempo hari.

"Lu kenapa nggak minta ganti rugi ke gua ?"

"Kenapa emangnya ? Harus minta ganti rugi apa gua sama lu ? Cuma beli kopi doang."

"Tapi manager gua udah nggak sopan dan salah paham nyuruh lu."

"Yaudah anggep aja gua bantuin lu beli kopi, selese kan permasalahannya." jelas oliv.

"Gua nggak mau utang budi sama lu."

"Yaudah lu beliin gua kopi aja biar impas kita." pinta oliv agar urusan mereka cepat selesai.

Saat melihat ponsel oliv dimeja, juna langsung mengambilnya. Dan menelfon nomernya menggunakan ponsel oliv. Panggilan sudah masuk di ponsel Juna, akhirnya panggilannya diakhiri.

"Lu apa - apaan sih main ambil hape orang pake nelfon segala." omel oliv.

"Kita udah beberapa kali ketemu, tapi gua nggak tau nama lu." June bertanya dengan santai.

"Lagian kalo gua nggak nelfon nomer gua sendiri, kayaknya lu nggak bakalan nelfon gua." lanjut juna.

"Emang. Buat apa gua telfon lu perkara kopi doang."

"Juna, salam kenal." Sambil mengulurkan tangannya ke olivia.

"Nih anak aneh banget, cuma perkara kopi doang. Padahal gua nggak terlalu masalahin." batin oliv.

"Panggil aja oliv, nama gua olivia." sambil membalas tangan juna.

"Dari tadi kek, lu galak banget jadi cewek. Pasti jomblo terus." ejek juna.

"Bodo amat." jawab oliv tidak peduli.

"Dasar cewek aneh. Yaudah gua pergi dulu. Kabarin aja mau beli kopi kapan, nomer gua ada di hape lu." omel juna, sambil berdiri dan meninggalkan oliv.

Oliv pun kembali ke sarapannya, setelah terganggu dengan kedatangan juna.

***********

Ditaman hiburan, oliv yg sudah siap dengan kacamata hitamnya, rambut panjang yg dikuncir kuda, sepatu yg nyaman, baju lengan panjang yg agak tipis, dan celana pendek beberapa centi dibawah pantatnya.

"Gila, ini panas banget. Untung udah dobel nih sunblock." gerutu oliv.

Pertama - tama oliv menaiki jet coaster, ya lumayan untuk permulaan adrenalin, dan juga persiapan berteriak - teriak untuk melepaskan rasa sakit hatinya karna cowok nggak penting yg sudah membuatnya menangis kemarin. Selanjutnya, oliv menaiki berbagai permainan yg mengadu adrenalinnya. Puas berteriak - teriak, oliv merasa lapar akhirnya membeli cemilan dikedai sekitar sambil beristirahat. Hatinya benar - benar puas berteriak- teriak melepaskan semua. Tanpa terasa waktu sudah sore, permainan terakhir yg dinaiki oliv adalah bianglala. Oliv duduk sambil menaikkan kacamatanya diatas kepala, melihat pemandangan dari atas.

Puas bermain - main oliv kembali ke hotel. Saat melihat notifikasi di ponselnya terlihat banyak pesan dari sahabatnya, dan juga ada satu nomer yg sepertinya pernah dia lihat sebelumnya menelfon beberapa kali. Sebelum kembali ke kamar, oliv menyempatkan untuk membungkus makanan untuk dimakan dikamar hotelnya.

Selesai mandi dan merasa segar, oliv melihat notifikasi ponselnya. Tiba - tiba berdering, ternyata telfon dari papanya.

"Halo, iya pa."

"Belum pa, belum ada kelanjutan lagi. Nanti olivia kabarin ya pa" lanjut oliv.

"Daripada kamu dihotel terus, gimana kalo kamu pindah ke apartemen yg papa beli. Ada disekitar situ juga." jelas papa oliv ditelfon.

"Sejak kapan papa punya apartemen dideket sini ? Kok oliv nggak tau ?"

"Baru saja papa beli, biar km bisa masak sendiri diapartemen. Nggak selalu beli makan diluar."

"Apa mama yg nyuruh papa buat beli apartemen ini ? Biar nggak boros bayar hotel sama makan diluar kali, pa." Tanya oliv curiga, kalau ini adalah ide mamanya.

"Sudahlah, kamu kan tinggal nempatin aja. Besok pemilik sebelumnya kamu temui, untuk penyerahan kuncinya. Terus seminggu 2 kali akan ada yg membersihkan apartemennya. Kamu tinggal fokus saja tes pekerjaannya." jelas pak Danu yg tidak mau anaknya susah.

"Iya pa, baiklah. Makasih banyak ya pa."

*********