" Ando.", kusebut namanya seraya menutup pintu belakan g dan jalan masuk ke pintu depan, sebelah kursi kemudi. Dan setelah drama kecil itu kami pergi mengikuti kendaraan di depan.
Di dalam mobil kami hanya berdua, jadi aku akan menanyakan hal-hal yang mengusik pikiranku dari tadi. Jadi , apa yang mamih dan dia katakan kalau ibunya membicarakanku kepadanya beberapa waktu lalu.
Belum aku menanyakan hal itu, Ando berbicara terlebih dahulu, " Jadi bulan lalu sebelum mamahku memintaku untuk ikut saat ia dan sahabat semasa Sekolahnya bertemu. Ia bilang aku harus bertemu dan berkenalan dengan putri temannya itu. Saat itu aku menolaknya langsung. Ia juga sempat memaksa dan memintaku untuk bertemu saja tidak akan meminta lebih. Aku tidak tahu kalau kamu adalah orangnya. Mereka tidak tahu kalau kita sudah bertemu dan Misa bersama di tiap hari sabtu selama 7 bulan terakhir ini. "
Kalimat itu seperti terlihat nyata dan membuatku bertanya mengapa ia menolak bertemu , apakah ia memiliki wanita lain dbenaknya? You know why ? i thinks its me.....hahhaha
" Kenapa kamu menolaknya?", tanyaku.
" setelah perbincangan itu, aku menguatkan niatku untuk mengajakmu bicara di Gereja setelah usai misa. Tapi, kenyataannya itu sungguh sulit. Makanya kemarin aku pakai notes untuk ngomong sama kamu. Kamu pernah tidak berpikir untuk duduk disebelahku saat misa?
" Tentu pernahlah, bahkan di tiap bertemu kamu aku ingin duduk disebelahmu. Tapi kenyataannya memang sulit. Kamu tahu tidak aku ke gereja itu walau jauh karena aku mau ketemu kamu.", ucapku. Aku tidak tahu ini hal yang perlu kubicarakan atau tidak, yang jelas hubungan impulsif ini kupikir berjalan sedikit cepat tapi ada semacam takdir rasanya.
" Gila aku juga pikir aku mau duduk disebelahmu dan sulit, Saat mamah minta aku ketemu anak sahabatnya aku rasanya ingin marah karena aku merasa sulit untuk bilang ke mamah aku punya seseorang yang aku inginkan tapi aku tak bisa memulainya, karena aku tidak tahu harus mulai darimana. ", ucapnya
Nah sekarang sudah jelas mengapa ia memang tidak mau bertemu waktu itu, karena yang aku tahu dari mamih aku ditolak anak tante Astrid . Waktu itu mamih uring-uringan dan sempat sakit beberapa hari. Biasa di lingkungan ini wanita seumurku sudah banyak yang menikah. Ini memang cukup membebaniku.
Banyak yang kami bicarakan selama perjalanan yang memakan waktu 40 menit ini. Dan kamipun sampai di Resto yang memang favorit keluargaku. Entah mengapa resto makanan khas Sunda ini selalu keluargaku pilih. Mungkin pramusaji disini bahkan mengenal kami.
" Bu, ayo ikutin saya. Reservasi sudah kami terima tadi dan sesuai keinginan ibu. Saung di sudut A sudah kami siapkan dan makanan akan kami hidangkan sebentar lagi. ", ucap pramu saji itu. Namanya Mbak Pudji, ia adalah pramusaji yang handal . Setidaknya setiap kami kesana kami selalu ditemaninya.
"Terima kasih Pudji.", ucap mamih.dilanjutkan dengan kalimat, " Ayo Ando duduk disini, Mella nih masa Ando ga di ajak duduk."
Tidak butuh waktu lama makanan sampai dan mamih melakukan hal yang tidak biasa. Mamih memisahkan Kacang Merah dari mangkuk sayur asem. Aku bingung dengan kegiatannya sampai aku tahu, " Ando ini sayur asemmu, mamahmu bilang kamu alergi kacang merah. Kamu tidak mengapakan tante yang misahin?", Itulah alasan mengapa mamihku melakukannya.
" Ia tante. Heheheh Ando jadi malu.", ucap Ando sambil tersipu.
" Koq mamih tahu ?", tanyaku.
" Tahu donk, mamahnya Ando pernah cerita. Tapi , kalau ga dipilihin gini Ando akan memakan semuanya karena ia selalu makan yang disediakan , ya kurang lebih itu kata tante Astrid ke mamih.", ucap mamih padaku.
" Hahaha ... tante nih tahu aja. Ando terima kasih sekali loh. Besok kalau ada sayur yang pake kacang merah, Mella mau kan kalau kamu saja yang misahin. Aku kan malu sama mamihnya Mella.", ucap ando ke mamih dan aku.
" Hmmm....jadi coba cerita kalian sekarang kenapa isa bareng?", tanya Evita ke kami sambil tertawa genit.
" Cie.... koq nanyanya gitu. ", ucapku dan saat aku ingin melanjutkan protesku Ando lebih dulu berkata, " hahaha.... cie, kami baru aja mulai jalan . Juaranya saat baru beberapa jam sudah ketawan . hahahha gimana donk?"
Tatapan Ando sangat lucu dan membuat kami yang mendengarnya tertawa.
" Hahaha, jadi cie , tidak apa kan kalau yang katanya supir taksi online ini ikut makan hari ini?", tanya Ando sambil menahan tawa.
Seketika muka ini rasanya ingin aku sembunyikan. Tapi yang jadi Cie Evita malah terbahak dan bilang ," Suka aku sama kamu. Dari awal aku juga ingin meyuruh Mella untuk bawa turun supir ksepertimu. Tapi sayangnya dia tidak mau. ".
" Parah ni kalian berdua malah godain aku. ", ucapku yang ternyata nadanya terlalu imut.
" Aih... imut sekali adikku ini. ", goda Cie Evita lagi.
Ando saat ini hanya tertawa dan memandangi semua kebodohanku seraya mengacak rambutku.
" ihhhhh... kotor ni tangan kamu, kan kamu lom cuci tangan Ando.", protesku yang sebenarnya terjadi karena aku malas.
Ya kuran lebih itu obrolan ringan kami saat makan malam.
Setelah makan malam selesai, mamih bilang ke aku untuk menginap di rumahnya saja. Nah saat itu Ando seperti menemukan sesuatu lagi.
Hahahhaha...
Kemarin hari sabtu aku berbohong padanya.
Mamih yang mengerti membantuku menjelaskan kalau aku tinggal berbeda rumah. Dan setelahnya aku bilang kalu aku pulangnya tidak ke rumah mamih.
Ando yang mendengarnya menyatakan akan megantarku pulang , Aku yakin itu karena ia juga ingin tahu dimana aku tinggal sebenarnya.
Tidak lama akupun di antar pulang. Awalnya kupikir di perjalanan Ando akan menanyakan alasanku tidak memberikan alamat tinggalku saat lalu tapi ternyata ia tidak bertanya malah ia sibuk berbincang untuk hal lainnya.
Saat sampai depan rumah aku mengucapkan terima kasih dan mengajaknya masuk dan mampir ke rumah. Tapi, ia memutuskan untuk pulang dan akan menjemputku besok saja dan tentu akan mampir ke rumah sahutnya lagi.
Setidaknya ia bilang , " Senang aku hari ini. Mamahku pasti akan telepon sebentar lagi. Dan percayalah mending besok saja aku mampirnya atau kalau tidak mamah pasti heboh jika jam segini aku masih bersamamu. Ia ibu-ibu yangpadaumumnya ya. ", ucapnya sambil tertawa seraya merntangkan tangannya dan memelukku dan membuka kunci mobil.
Ando tidak menahanku lebih lama. Aku juga memeluknya dan berisik , " Terima kasih Ando. hari ini aku suka sekali. Jangan bosan ya . Percaya deh mamahmu sama mamihku mungkin lagi telponan. Dan satu lagi aku besok ada interview jam 10 pagi. Aku harap ini berjalan baik. Jika tidak apa aku harus ikut pulang ke Kota S bersamamu? aku yakin mamih akan mendukunya." , percaya deh kalimat terakhir kuucapkan dengan maksud menggoda karrna sesungguhnya aku ragu sama Ando.
Seolah Ando tahu ia juga berbisik padaku, " Boleh , kalau tidak suka di tempat itu ikutlah pulang , tapi jangan menyesal ya. besok aku jemput ya. Aku sudah tidak bekerja lagi. Ini hari terakhirku bekerja. Dan satu lagi kuharap kamu juga tidak bosan denganku. Aku akan buat kamu percaya padaku."
Dan akupun turun mobil .Ando tidak pergi kemanapun sampai aku mengunci pintu rumah.