Chereads / Nyanyian Angin / Chapter 10 - Permandian Air Panas II

Chapter 10 - Permandian Air Panas II

" Kamu  ga mau turun?", Tanya Ando memecah Lamunan Mella.

" eh.... Mau, kita sudah sampai ya. " , Tawa garing itu muncul di muka Mella.

Sesaat kemudian pintu mobilnya sudah dibukakan oleh pegawai hotel.

" Selamat malam Pak Ando  dan Mbaknya. ", ucap Pegawai tersebut menyambut.

Pak Ando? Kenapa pegawai itu memanggilnya bapak?

"Malam. ", ucap ando sambil memberikan kunci mobilnya dan menggandeng tangan Mella dan berlalu masuk Lobby..

" Selamat malam Pak Ando.", ucap pegawai hotel yang berpapasan, beberapa seperti sengaja menghampiri dan menyapa.

Resort Bunga adalah salah satu butik resort yang masuk kategori Hotel Bintang 5. Kalau ditanya fasilitas tentu sangat menggiurkan untuk tinggal di tempat ini. Tapi kalau membicarakan tentang kocek yang yang harus dikucurkan , Maka saat ini mata Mella seperti sedang melancong di dalam lobby kendati tubuhnya hanya mengikuti kemanapun Ando melangkah.

Saat sampai di meja resepsionis, Ando Bertanya ke mereka dan menanyakan kemana Pak Ali. Tidak sampai lima menit Pak Ali sudah ada di depan kami dan menundukkan kepalanya seraya memberikan jalan ke kami dengan menunjukan arahnya dengan tangan kanannya.

Tak perlu dikatakan kami mengikutinya dan saat ini pegangan tangan kami belum lepas dari tadi. Semua pegawai Resort sepertinya sudah mendapatkan kejutan. Terlihat dari wajah mereka saat melihatkami bersama.

Tidak lama kami berjalan , kami melewati area terbuka, lebih tepat seperti area bungalow, kami berjalan melewati beberapa bungalow, kami sampai di area terbuka ya ini taman dengan kolam ikan ditengahnya, sekeliling jalan menggunakan  paving dan beberapa area ditumbuhi bunga sedap malam, begitu harum . Aku merasa di kamarku, karena aku selalu menaruh bunga sedap malam di kamarku.  Lampu taman ini memberikan arah ke dua bungalow yang berada di depan kami, di depan pintu masuk terdapat patung dewi yang memegang sekuntum bunga di kanan dan kirinya.

Memasuki area ini, kita bisa menemukan sebuah taman kering kecil dengan kolam teratai yang indah dan memisahkan dua kamar 0214 dan 0215. Kamipun diantar ke kamar 0214.

Saat masuk kamar ini, kita akan disambut dengan keindahan foyer yang kental dengan budaya Jawa dan tidak lupa dengan vas bunga sedap malam. Terpisah dengan partisi yang di belakangnya terdapat area living room yang terbuka di sisi satunya . di area terbuka ini kita dapat menemukan sebuah kolam rendam air panas  di sisi kanan yang berada di taman kering dan jalan setapak memisahkan area rendam dan gazebo dining room.  Dan ujung area jalan setapak terdapat teras dengan pancuran bilas air dan ada sebuah pintu geser kaca sepanjang dinding  itu. Ya area itu merupakan area tidur dan kamar mandi juga ada di area ini. O ya ada satu powder room di area foyer . Jadi, kamar madi di dalam kamar ini merupakan area yang private.

Setelah kami mengikuti pak Ali masuk sampai area ini, ia memberikan kunci pada Ando dan Ia-pun saat ini mimmiknya sudah menjadi santai.

" Ando, siapa nih?", tanya Pak Ali

" Oh Ya. Ini mella, mella ini Pak Ali. ", jawab Ando santai dan tersenyum.

" Hmmm ... ok deh... oh ya, Extrabednya nanti mau ditaruh dimana?", Tanya Pak Ali selanjutnya.

" Di Living room aja Pak ali.", Ucap Ando.

" Kenapa disana? Di kamar aja.", ucapku. Ini membuatku canggung sebenarnya tapi tidak mungkin tidur disana , pasti akan dingin jika tidur di area itu walaupun ada kelambu-kelambu

" Serius? Kamu gapapa sekamar sama aku? Aku diluar aja. ", ucap Ando.

" Udah deh nanti sakit. Udah gapapa koq. Toh ga akan ngapa-ngapain juga.", jawabku.

Pak Ali tampak tersenyum simpul melihat perdebata kecil kami. Diapun berkata dengan nada bercanda, " Sudah saja tidak usah pakai ekstrabed , gimana? Toh ga ngapa-ngapain juga jadi ngapain harus pisah kasur. Jadi perlu ga nih?"

Muka genitnya itu membuat mukaku dan muka Ando memerah dan saling bertatap saling bertanya.

" sudah ya, aku undur diri dulu. Nanti kalau ada apa-apa punya nomerku juga.. Selamat istirahat. Kolam rendamnya sebentar lagi ada petugas yang akan menyiapkannya sebentar lagi, tidak sampai 5 menit karena mereka sudah ada di depan. ", ucap pak Ali sambil berlalu meninggalkan kami yang sedang mematung tanpa membalas pembicaraan.

Setelah itu ada beberapa pegawai menaruh bebrapa lilin aroma terapi di spot lilin yang berada di area 0214 ini. Setelah selesai mereka menyiapkan teh herbal di area dining dan makan malam untuk kami.

Tidak Lama merekapun  pamit dan aku mencoba bersikap biasa saja setelahnya dan meraih baju dan celana pendek yang pas badan. Lalu mengambil jubah mandi yang disiapkan oleh pegawai tadi. Selain aku ando juga melakukan hal itu, tapi ia hanya telanjang dada.

" Ayo makan dulu, kamu lapar kan?", ajak ando sambil menggandeng tangan aku.

" Ayo, ih iya lapar banget nih aku. ", ucapku.

Kamipun makan.

Disaat kami makan malam, Ando pun membuka pembicaraan

" Mell, kita nanti gimana tidurnya? ", tatapnya ragu sambil bertanya.

" Hmmmm.... ga tau aku juga. Tapi ya its ok lah. Lagian kalau kamu ngapa-ngapin juga nanti aku ngerengek aja sama mamah kamu. "

"Hahhha, serius? Jangan sampailah. Jadi gapapa kita tidur sekamar?

" ya seranjang juga Ando."

" Ahhh kamu jadi perempuan ga ada takutnya ya."

" Takut iya, canggung iya, bingung juga iya dan jelas ragu iya."

" Hahhahaha.... Heran harusnya mamah marah ya."

" Mungkin dia percaya ma kita positivenya."

" iya  sih. Ya sudah lagian ga ngapa-ngapain juga. "

" Kita berendem nya kapan ?"

" Sebentar lagi ya .", belum selesai Ando bicara, ada panggilan masuk dari ponsel Ando.

Panggilan dari bram.

Panggilan itu bukan voice call tapi video call.

Saat diangkat nyatanya Bram sedang ada di ruang terbuka, terlihat jelas ia bersama beberapa teman sekolah kami sedang berada di area berendam. Kami saat ini menggunakan jubah mandi dan itu sepertinya menimbulkan kesalah pahaman.

Parahnya ini videocall group. Maka , kami menjadi canggung ketika mereka bertanya kami dimana. Ando yang  sepertinya biasa saja akan kesalpahaman tersebut, karena ia malah melakukan room tour lewat panggilan itu dan meninggalkanku di meja makan ini.

Terdengar mereka berbincang ramai sekali saat melihat ini.  Aku yang tidak ikut dalam panggilan itu karena malu Tapi saat ini aku justru jadi sedikit marah dengan kalimat bram. Seolah ia menyusun cerita kami dan membuat akhir yang sangat vulgar untuk diucapkan di panggilan grup.

Hal tersebut membuat Ando sadar bahwa aku tersinggiung. Ia pun hanya tertawa dingin dan membalas ucapan bram dengan " sudah ya, kami sibuk, kalau gue bilang ga juga ga akan ada yang percaya. Anyway see you ya besok. "

Bram tertawa puas dan seolah ia benar akan skenarionya.

Selanjutnya Panggilan itu sudah diakhiri Ando seraya menghampiriku dan menatap dengan rasa bersalah dimatanya.