Chereads / Nyanyian Angin / Chapter 11 - Permandian Air Panas III

Chapter 11 - Permandian Air Panas III

Setelah panggilan grup itu berakhir, Ando berjalan ke Arah Mella dengan tatapan tidak enak hati. Ia hanya datang sebentar meminum teh dan melepas jubah mandinya dan masuk ke kolam rendam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Beberapa saat kemudian Mella mengikutinnya ke kolam rendam.

Kondisi yang canggung. Mereka berendam dalam diam dan duduk berjauhan, situasi yang tidak enak di suasana yang tepat.

" Kita Pisah kamar aja ya.", Ucap Ando membuka pembicaraan.

" Hmmmm...."

" Serius rasanya ga enak deh kalau gini."

" Kita Canggung ya. Tapi, gapapa deh ga usah pisah kamar aja."

" Serius gapapa?"

" Serius, jangan dibahas lagi, nanti rasa dan kesannya aku yang ngebet ya.", jawab Mella sambil tertawa geli.

Mendengar ucapan itu Ando tanpa sadar–pun tertawa dan memeluk tubuh mella. Pelukan ringan seringan tawa mereka.

Setelahnya suasananya menjadi lebih santai, mereka tidak lagi duduk berjauhan. Walaupun masing-masing dari mereka kikuk dengan apa yang akan mereka lewati malam ini. Ando pun tanpa sadar tersenyum saat ingat kalimat Mella kalau ia tampak seperti wanita yang meminta pria untuk menghabiskan malam dengannya. Hal ini membuat telinga Ando memerah.

" Kamu lagi mikir apa sih?", Tanya Mella

" Hmmm.... Apa?", Tanya Ando kembali sambil tergagap.

" Ih serius deh , mikir apa hayooo? Sampai telinga merah kaya direbus.", Goda Mella.

" Hahhaha... serius deh kayanya bener deh kamu ngebet ya?", tanya Ando dengan serius dan balik menggoda.

" Hahhaha... Ahhhh tau deh yag mikir aneh-aneh siapa ya?", tanya Mella

" Sini-sini aku bisikin.", ucap Ando sambil mendekatkan diri sambil hendak berbisik dengan tatapan genitnya

" Apa nih deket-deket. Aku telpon tante Astrid ya.", Jawab Mella tanpa melakukan apa-apa.

Tanpa mengucapkan apapun ando hanya memeluk Mella sambil mendorong kepala mela untuk bersandar ke bahunya. Mereka diam tenggelam dalam suasana dan Ando hanya tersenyum sambil berkata , " Ga jadi nelpon? Mau dipinjemin ponsel?". Ando berkata sambil tertawa menggoda.

"Sudah yu  rendemannya, besok lagi saja. Nanti masuk angin . Cepat sana mandi , aku mandi setelah kamu. Aku mau ngurusin sesuatu dulu. ", lanjut ando sambil berdiri meninggalkan Mellla setelah ia mengecup kening Mella.

" Aneh banget deh, orang belom lama juga rendemannya. Payah. Ya sudah, kali ini aku nurut, soalnya aku sudah ngantuk.", Mella berdiri dan menaiki anak tangga untuk naik, ketika itu mella kurang fokus dan terkaget canggung ketika Ando datang membantunta mengenakan jubah mandi. Lalu tanpa sadar muka mella sudah seperti udang rebus. Ia-pun lari ke kamar untuk menyembunyikan diri dan mandi, dibawah shower dia mulai menyadari kalau habis ini mereka akan tidur di ruangan yang sama, tidak tepatnya di ranjang yang sama. Hal ini membuatnya merasa bodoh kenapa ia minta untuk satu kamar saja.

!5 menit ia di kamar mandi, ia sebenarnya sudah selesai membilas diri, ia juga sudah mengenakan baju tidurnya. I a mengenakan kaus tidur dan celana pendek . Ia membersihkan mukanya dan hendak keluar. Saat dia membuka pintur kamar mandi, ia melihat Ando yang sedang duduk di ottoman berdiri dan melepaskan jubah mandinya. Seketika tubuh mella membeku dan Ando yang melihatnya malah menaruh jubah mandinya menutupi mukanya mella dan bilang kalau ia mandi dulu.

Saat mella membalikan badannya dan hendak protes, Ando hanya tertawa dan bilang , " sini masuk kalau mau protes."

"Dasar orang jahat.", protes mella.

Setelah itu mella berjalan ke sisi ranjang dan siap-siap masuk ke dalam selimut. Ia sebenarnya canggung dan sedikit menyesali apa yang dia putuskan. Dan tanpa terasa ia tertidur.

Di kamar mandi.

Ando sudah berada dibawah Kucuran shower cukup lama, ia tidak dapat fokus. Ia tidak tahu apa sikap yang tepat saat keluar dari kamar mandi ini. Ia canggung dan merasa seharusnya tidak mendengarkan Mella saat memesan satu kamar saja. Wanita itu tidak dapat ditebak apa yang ada di pikirkannya. Apa mella tidak tahu kalau Ando hanya seorang pria normal yang merasa sudah digoda sepanjang 2 jam ini. Mereka baru saja sampai di kamar ini kurang dari 2 jam dan rasanya ia sudah hampir gila menahan diri seperti ini. Belum orang-orang yang tahu mereka akan bermalam bersama hanya membuatnya berpikir lebih cabul. Yang paling tidak ia habis pikir mamahnya pun juga termasuk di dalamnya.

Sesaat setelah terus berpikir tubuh ando tanpa sadar sudah memakai celana tidurnya, ia tidak mengenakan atasan dan keluar kamar mandi. Kemudian tubuhnya terbeku ketika sudah sampai di sisi ranjang. Ia memutuskan untuk keluar kamar dan diam di gazebo tempat mereka makan malam tadi. Ia tidak merokok jadi ia hanya melamun , memgang ponsel tapi tidak melakukan apapun juga. Ia menunggu kantuk datang agar ia hanya akan tertidur tanpa berpikir macam-macam.

Di Kamar.

Mella yang sedari tadi tertidur akhirnya terbangun ketika ia merasa haus. Ia tersenyum ketika melihat sebelahnya kosong , Ia berpikir bahwa Ando memutuskan membuka kamar lain dan akhirnya kekhawatirannya terlewat. Ia-pun berjalan mencari minum, ia keluar kamar dan hendak mengambil minum di gazebo. Ia-pun terkaget danbatinnya menyuruhnya kembali ke kamar tapi rasa haus berkata lain.

Dari arah gazebo sepasang mata yang tubuhnya membeku melihatnya dan tersenyum kaku. Mau tidak mau mereka akhirnya duduk berama sambil menyesap minum walau Ando tidak haus.

" Kenapa ga tidur?", tanya Mella.

" Bingung, ga enak hati, takut.", jawab Ando jujur.

" Aku pikir Cuma aku. Maaf ya seharusnya aku ga nolak pas dibilang pisah kamar. Kita malah jadi canggung gini. Tapi....", Ucap Mella terhentia. Ando tiba-tiba memeluknya dengan kuat.

Tubuh mella seketika membeku dan tak tahu harus bagaimana.Sebaliknya Ando sedang berusaha menahan diri, ia sebenarnya gila kenapa ia sampai memeluk mella.

"Mella, kita tidur saja yu.. Sudah malam. ", jawab Ando yang melepas pelukan dan malah berjalan kedepan , bukan ke kamar.

"Kamu mau kemana? Kan mau tidur. ", ucap mella sembari menggenggam tangan Ando.

Saat Ando hendak mengatakan maksudnya untuk pisah kamar, Mella hanya tersenyum dan memeluk Ando dan bilang kalau mereka tidur saja bersama. Dan Ando pun tidak berkomentar hanya berjalan ke kamar menuruti kalimat Mella.

Mella di dalam hati mungumpati dirinya sendir. Ia seharusnya tidak mengucapkan kalimat tadi, sekarang pia itu malah masuk ke kamar. Ia bingung harusnya Ando menolak dan berkeras pisah kamar.

Keluhannya dalam hati itu tidak pernah habis. Mella akhirnya hanya bergumam, " Tidur ya tidur kenapa harus pusing.", iapun berjalan masuk ke kamar mengikuti ando.

Saat ini mereka sudah berada di samping ranjang. Masing-masing dari mereka masuk ke selimut dari sisi bersebrangan.

Entah bagaimana mereka resah dan berguling di bawah selimut sampai mereka tiba-tiba membeku, karena lengan merka bersentuhan. Kontan mereka membalikkan tubuh mereka, mata mereka bertatapan . Cukup lama. Mereka bertatapan, Ando memeluk tubuh Mella dan menariknya dalam pelukannya. Ia tersenyum dan mengecup kening mella.

Mella membeku , jantungnnya berdegup kencang. Matanya terpejam ia hanya mampu melakukannya yang selanjutnya membenamkan wajahnya ke dada Ando . Ada rasa malu juga resah bercampur tak bisa diterjemahkan.

" Mella, Aku itu normal. Tapi aku janji akan menjagamu . Seorang wanita itu seperti porselen, jika retak maka akan hilang harganya. Aku tidak akan melakukan apapun lagi, setidaknya biarkan kita tidur seperti ini ya. "