27 Juni 2015
Setelah subuh itu aku mengirim lamaran kerja, tentu tidur sudah pasti menjadi pilihan yang benar. Tapi beberapa jam setelahnya pukul 10.00 ya kurang lebih di jam itu aku menerima panggilan masuk.
Arghhhh.....
Nomor tidak dikenal itu membuatku was-was. kupikir aku tidak ingin mengangkatnya.
Panggilan dari nomor itu tidak berhenti setelah dua panggilan itu tidak kuangkat, aku mulai berpikir apa ada sesuatu yang penting-kah?
akhirnya dipanggilan ketiga aku angkat dengan sungkannya.
"mel, dimana kamu?", suara perempuan di sebrang sana terasa sedikit memekik telinga. hahaha.... aku tahu suara itu. Ia saudari tertua-ku.
"kenapa emang? " tanyaku seolah tidak terima ditelepon.
"Senin dan selasa kamu ke proyek resto di jalan gulu , di cek dan diawasi ya!" , perintah cie cie tanpa menerima penolakan. Ya setidaknya pengangguran ini hari senin dna selasa ini bisa pura-pura sibuk pikirku.
Setelah kalimat itu ia ucapkan, aku hanya membalas " Ok.". Dan panggilan itupun berakhir.
Setelah panggilan itu pengguran ini sepertinya sedang sibuk atau tersibukkan. Ini karena grup keluarga dan grup sahabat tidak berhenti menggetarkan androidku, seolah mereka berlomba menjadi pemenang untuk kategori penghabis baterai terbanyak.
Walaupun kedua grup ini tampak ramai berbincang , tapi minatku akan keduanya sungguh tidak ada. Bukan karena aku anti sosial, tapi karena aku hanya tidak suka dengan topiknya.
Grup keluarga.
Grup ini merupakan grup keluarga dari pihak mamihku. Mulai dari ciecie-nya mamih sampai keponakanku ada di grup ini juga. Obrolan grup berisi muali dari ucapan selamat pagi , kata bijak sampai humor garing yang membuat kita mengetik kalimat tawa tanpa tertawa., setidaknya itu aku. Minatku hilang karena aku seringkali merasa tidak di anggap, karena kalau aku komentar mereka seringkali mengabaikan komentarku seolah aku tidak ada disitu. Selain itu mereka katanya keluarga tapi jika bertemu seolah tak pernah tau, mereka selalu bertanya apakah aku sudah lulus atau belum, sudah punya pasangankah, kenapa makin hari makin besar saja badanmu, atau bisakah bermain dengan teman yang sesama tionghoa , jadi bisa dapat jodoh yang sesuai.
Ya sesuai dengan ingin mereka.
Lain dengan grup keluarga, grup sahabat isinya mengenai makanan apa yang ingin atau sedang dimakan. Kalau tidak kami akan membahas mengenai topik-topik meme lucu di sosial media yang sedang viral, atau game . Hal terakhir itulah yang membuatku kadang tak mengerti kenapa aku harus ada di grup itu.
Hahaha...setidaknya pengguran ini tidak keranjingan game online. Ini karena aku tidak terbiasa dan tidak suka dengan permainan game. Aku tedidik dari asuhan keluarga mamih yang membatasiku untuk melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat . Di keluarga ini bahkan tidur siangpun akan di cap sebagai pemalas. Hal ini membuatku lupa kalau aku hanya butuh hiburan.
Sepertinya lamunanku membuatku tidak sadar kalau androidku sudah meminta asupan daya. Dan dengan berat aku melangkah ke kamarku di lantai dua . Sesaat setelahnya aku menyadari kamarku angat berantakan. Akupun memutuskan untuk mebersihkan kamarku.
Saat kamu membersihkan dirimu jalan akan dibukakan.
Tampaknya istilah itu jelas membuatku tersadar saat ini.
Mengapa tidak? Jelas hal inilah yang membuatku kesal waktu itu dan membuatku bersyukur saat ini.
Sesaat sedang membersihkan kamar, androidku juga menderingkan lagu favoritku. Ya ada panggilan masuk. Saat itu pukul 16.25 dan tentu saja bukan nomor yang kukenal tapi yang jelas itu bukan nomor ponsel, jadi aku segera mengangkatnyna.
" Selamat sore" , salam seorang pria yang kupikir ia seorang pria paruh baya yang begitu ramah dan berwibawa menurutku. Setidaknya itulah kesan yang aku dapatkan. Haha terlalu dini menilai tapi itulah yang aku rasakan kala itu. " Saya Eka , dari Kantor B. Hari ini kami menerima surat lamaran Mella. Kami bermaksud memanggil saudari untuk sesi wawancara. Apakah hari senin tanggal 29 juni 2015 , mella bisa hadir untuk wawancara ini? Kira-kira kalimat itulah yang mengakhiri kalimat panjangnya.
"Sore Pak Eka. Saya ucapkan terima kasih atas kesempatan sebelumnya. Saya senang sekali jika saya mendapatkan kesempatan itu, tetapi saya akan berhalangan hadir jika wawancara tersebut ada di hari senin. Oleh karena itu, jika di izinkan saya bermaksud apakah bisa jadwal wawancara di hari berikutnya?" , itulah kalimatku walaupun aku merasa tidak ingin pergi sambil berdoa ia mengatakan untuk mereka akan mengabari kembali.
Tapi, nyatanya ...
"Terima kasih mella. Baiklah , kami tunggu kehadirannya di hari selasa , 30 juni 2015 pukul 10.00. untuk alamat dan tempatnya kami akan kirim lewat pesan singkat. Bagaimana? sahut suara di ujung panggilanku.
Dan sudah pasti aku tidak dapat menolaknya lagi. Seketika aku memutuskan untuk hadir di acara wawancara tersebut.
Setelah panggilanku selesai, aku mulai berfikir apa yang harus aku lakukan di sesi wawancara selasa depan? Sejujurnya aku tidak terlalu percaya diri jika itu terkain kemampuanku menggunakan software desain . Ini karena aku terlahir dikeluarga yang terlalu mengenal dunia ini. Jadi di kantor yang sekarang dijalankan oleh saudari tertuaku , aku tidak menggambar , aku hanya memberikan pengarahan dan itupun aku jarang sekali masuk karena aku seperti tidak punya minat pada apapun .
Sambil meneruskan kegiatan bersih-bersihku, aku memikirkan tentang baju apa yang harus aku pakai.
Haruskah formal?
Haruskah kasual?
Harus seperti apa?
Semakin dipikir semakin membuatku kesal. Setidaknya ini agar Rita tidak kecewa dengan kelakuanku walau pada akhirnya aku tidak akan mengamil kerjaan itu . entah aku harus membuatku buruk dipenilaian atau aku menolaknya. Dan hebatnya Rita ia tahu sekali kalau aku pasti akan melakukan terbaik walau aku tidak akan mengambil pekerjaan itu, apalagi ia melakukan hal ini karena ingin aku mencari pengalaman.
Sambil bersih-bersih kamar aku mengetik " Rita , aku akan diwawancara besok hari selasa , 30 juni2015. " hanya lkalimat itu yang aku kirim di ruang chat dengannya.