Beeri memandang sejenak wajah anak laki semata wayangnya itu sebelum ia mulai memberikan penjelasan seperti yang diminta Hosea.
"Ayah memintamu untuk menikah dengan wanita itu dan memberikan kasih yang sejati baginya," ujar Beeri membuka penjelasannya.
"Ayah, aku tidak akan pernah mengecewakan Ayah. Itu janjiku kepada diriku sendiri.... Aku cuma ingin tahu kenapa harus dengan wanita ini, Yah, sementara diluar sana banyak wanita baik-baik yang bisa kujadikan istri dan kulimpahi dengan cinta," sahut Hosea masih dengan nada yang sangat tenang.
"Ayah tahu, Hosea. Memang diluar sana ada banyak wanita yang jauh lebih baik daripada Gomer untuk kau jadikan istri dan ibu dari anak-anakmu nantinya. Tetapi kamu tidak akan pernah mengerti apa itu kasih yang sejati jika kamu menikah dengan salah satu dari wanita-wanita itu..." Berhenti sejenak untuk mengambil nafas, Beeri kemudian melanjutkan penjelasannya seperti yang diminta oleh Hosea, "Pernikahan kalian akan mengajarkan bagaimana berharganya seorang manusia sekalipun ia memiliki masa lalu yang sangat kelam bahkan mungkin tidak pernah terpikir akan masa depan yang baik... Wanita seperti Gomer berhak merasakan bahwa sehitam apapun dunianya, masih ada cinta yang sejati, kasih yang sejati yang tersedia buat dirinya. Disitu kamu pun akan belajar untuk menerima orang lain karena kasih."
Hosea masih terdiam setelah mendengar perkataan Sang Ayah. Dia masih berusaha mencerna apa yang sedang dimaksudkan Ayahnya itu mengenai pernikahan yang sedang Beeri rancangkan untuk Beeri. Selama ini Hosea memang tidak pernah terpikir untuk dekat dengan seorang wanita dan membangun hubungan dengan tujuan untuk membina sebuah rumah tangga nantinya. Bukan karena Ia tidak bisa, melainkan karena Ia masih enggan dan Ia ingin menemukan wanita yang tepat yang mencintai dia bukan karena siapa dia melainkan karena dirinya. Ia tidak pernah menyangka malah saat ini Ayahnya justru menyodorkan wanita seperti ini untuk dinikahkan dengan dirinya.
"Ayah, selama ini aku nggak pernah terpikirkan untuk dekat dengan seorang wanita demi untuk aku mendapatkan wanita yang terbaik untuk aku jadikan pendamping bagiku seumur hidupku. Aku nggak nyangka kalau malah Ayah sekarang memintaku untuk menikah dengan wanita seperti Gomer ini loh Yah. Wanita yang menjual dirinya demi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Bagaimana Ayah bisa yakin bahwa pernikahanku nantinya akan membuat aku belajar mengenai kasih yang sejati, dengan aku menikahi Gomer, Yah?" Hosea menyisir rambutnya yang bermodel agak panjang dengan menggunakan tangannya. Hal ini kadang ia lakukan jika ia masih kesulitan untuk mencerna sesuatu.
Beeri tersenyum menatap putranya. Ia tahu bahwa di dalam hati Hosea pasti Hosea merasakan kegelisahan yang terdalam mengenai pernikahan ini. Selama ini Beeri tahu dengan pasti bahwa Hosea sangat menjaga dirinya terhadap wanita. Tidak pernah tertarik untuk mendekati wanita dan membina hubungan dengan wanita bukan karena Hosea benci kepada wanita, tetapi lebih kepada prinsip menemukan permata yang memang telah diperuntukkan untuknya. Beeri sangat mengerti sekali dengan prinsip anaknya itu. Menetapkan dan meminta Hosea untuk menikah dengan Gomer sebetulnya juga bukan sesuatu yang mudah bagi Beeri. Ia sudah mempertimbangkan dan mempelajari calon pendamping bagi anak satu-satunya itu dengan teliti sehingga ia bisa memjamin bahwa pernikahan anaknya nanti akan menghasilkan pernikanan yang manis sekalipun Gomer bukanlah wanita baik-baik seperti yang banyak mengincar posisi menjadi istri Hosea.
"Gomer memang seorang yang menjual dirinya demi mendapatkan apa yang ia butuhkan, Sea. Kamu lihat sendiri bagaimana Ayah mempelajari kertas-kertas itu sebelum Ayah memberikan kertas-kertas itu kepadamu. Ayah tidak menjamin bahwa setelah menikah pun Gomer tidak akan kembali melacurkan diri. Semuanya tergantung kepada kamu sebagai seorang suami. Dia wanita yang memiliki banyak prestasi yang ia dapatkan dari menjual dirinya selama ini. Dia seorang aktris, politikus, pebisnis dan semua itu dia peroleh dari menjual dirinya. Tugasmu sebagai seorang suami yang bisa menerima dia apa adanya dan bahkan memenuhi seluruh kebutuhannya sampai tidak ada celah sedikit pun baginya untuk tidak setia kepadamu memang bukan tugas yang mudah. Itulah proses yang harus kalian lewati dan lalui bersama sampai kalian mengerti apa itu kasih yang sejati," ujar Beeri menjawab pertanyaan ambigu Hosea tadi.
"Ayah, kau sungguh membuatku frustrasi dengan permintaanmu kali ini," komentar Hosea sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Seperti yang Ayah katakan tadi, Ayah tidak memaksamu untuk melakukan pernikahan ini. Kamu boleh menerima permintaan ayah dan kamu juga boleh menolak permintaan Ayah kali ini," jawab Beeri sambil tersenyum dan menatap wajah galau Hosea.
Hosea terdiam beberapa saat lamanya. Ia kembali membaca apa yang tertera di atas lembaran-lembaran kertas tersebut dan kemudian ia tersenyum sambil berkata, "Aku akan melakukannya, Yah. Aku akan menikahi Gomer dan menemukan kasih yang sejati itu untuk diriku dan juga untuk dirinya nanti."
Beeri tersenyum mendengar jawaban Hosea. Ia tahu Hosea akan menghadapi pernikahan yang sulit jika Hosea salah menangani Gomer. Tetapi Ia akan tetap mendampingi dan memberikan arahan kepada Hosea sampai pernikahan mereka nantinya menjadi pernikahan yang manis.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Beeri pada Hosea.
"Aku akan menemuinya dan membuat dia jatuh cinta kepadaku hingga ia tidak bisa menolak lamaranku nanti," jawab Hosea dengan senyum mengembang di bibirnya sambil matanya menatap foto Gomer dengan penuh binar.