"Lex, bisa tolong masuk kesini sebentar?" Hosea menghubungi Alex dan meminta Alex untuk menemui dirinya. Tidak sampai lima menit kemudian Alex sudah berada di hadapan Hosea.
"Lex, aku minta tolong untuk menyiapkan makan siang jam satu nanti di rooftop untuk aku dan Gomer. Dan meeting hari ini aku minta tolong untuk kamu ambil alih ya, Lex. Aku dan Gomer akan ketemu dengan Ayah sore sampai malam hari ini. Lalu besok pagi aku akan bertemu dengan kedua orang tua Gomer," jelas Hosea sambil menyerahkan catatan menu makanan yang harus disiapkan oleh Alex.
Alex menatap wajah Hosea dengan tatapan tak percaya. "Kamu serius ingin membina hubungan dengan nona Gomer?" tanya Alex pada akhirnya. Pria yang sudah menjadi sahabat Hosea sejak mereka masih baru mengenal dunia itu memang tidak pernah sungkan untuk mempertanyakan keputusan dan tindakan Hosea.
Hosea tersenyum hampir cenderung tertawa mendengar pertanyaan Alex. "Jangan terlalu cemas berlebihan, Lex. Aku akan baik-baik saja. Ayah sudah memberikan lampu hijau untuk aku menikah dengan Gomer, Lex. Jadi, tenanglah. Aku memiliki dirimu dan juga Ayah yang akan membuatku mampu berjalan bahkan berdiri tetap tegak di kemudian hari."
Mata Alex terbelalak tak percaya akan apa yang dikatakan oleh Hosea. "Jadi, Ayah merestui hubungan kalian??!!"
Hosea menganggukkan kepala sambil tersenyum bahagia melihat wajah tampan Alex yang berubah menjadi culun. "Sudah Lex, lama-lama aku gak tahan melihat wajahmu seperti itu," ujar Hosea mulai tertawa sampai akhirnya dia semakin tidak mampu menahan rasa geli melihat tampang Alex.
"Ngeselin loe," kata Alex menunjukkan kekesalannya akibat tawa Hosea, yang bukannya membuat Hosea berhenti tertawa tetapi malah semakin terbahak-bahak sampai air matanya mengalir.
"Sudah, sana siapkan apa yang aku minta. Kabari aku kalau makan siangnya sudah siap," Hosea mengusir Alex kemudian mengunci pintu ruangannya. Ia tidak ingin ada siapapun yang mengganggunya sampai nanti jam makan siang yang tinggal dua jam lagi.
Diambilnya telepon genggam hitam miliknya dan ia pun membuka kontak sang Ayah kemudian mengirimkan pesan singkat yang memberitahukan kepada Berrie bahwa sore nanti ia akan membawa Gomer untuk bertemu dengan Berrie di rumah mereka. Kemudian Hosea pun menghubungi kepala pelayan rumah mereka dan memberi instruksi untuk menyiapkan makan malam istimewa buat mereka nanti malam.
Setelah selesai mengatur semuanya, Hosea menghubungi sebuah nomor telpon yang ia dapatkan dari berkas yang Berrie berikan beberapa waktu yang lalu.
"Selamat siang. Apakah benar saya berbicara dengan tuan Felix DiPutra?" Hosea membuka percakapan terlebih dahulu setelah terdengar suara yang menjawab panggilan teleponnya di seberang sana.
"Benar, saya sendiri. Dengan siapa saya berbicara?"
"Perkenalkan, nama saya Hosea Putra Berrie. Saya mau meminta waktu tuan Felix besok pagi jika tuan Felix tidak berkeberatan. Mungkin kita bisa menikmati makan pagi bersama di Hotel Mulia?"
"Untuk membicarakan apa kita perlu bertemu?"
"Untuk membicarakan masa depan putri anda, Gomer Valencia, atau yang harus saya panggil Gissela Merriana Valencia DiPutra?"
Sejenak tidak terdengar suara apapun dari lawan bicara Hosea. Tapi tak lama berselang, "Saya tunggu anda jam 9 pagi di Hotel Mulia."
"Sampai jumpa besok pagi, tuan Felix. Selamat pagi." Hosea mengakhiri pembicaraan melalui telepon tersebut.
"Kau menelpon ayahku?" suara lirih terdengar di telinga Hosea. Hosea menoleh ke arah sumber suara tersebut. Gomer sedang bersandar di pintu yang menghubungkan antara ruang kerja Hosea dengan ruang pribadinya. Dengan tersenyum Hosea berjalan mendekati Gomer. Ia mengusap lembut rambut Gomer dan menyelipkan sejumput rambut di belakang telinga Gomer.
"Aku baru saja selesai menelpon ayahmu, Sayang. Beliau setuju untuk kita bertemu dengan kedua orang tuamu besok pagi di Hotel Mulia. Kita sarapan pagi bersama," Hosea menjawab pertanyaan Gomer sambil tersenyum.
"Kamu benar-benar yakin untuk bertemu dengan kedua orang tuaku? Mereka tidak akan mempermudah pernikahan kita nanti, Sea... Mereka pasti akan meminta sesuatu padamu, bahkan mungkin nyawamu akan teramcam. Aku nggak mau itu terjadi, Sea."
Hosea membawa Gomer kembali ke dalam pelukannya. Diusapnya naik turun punggung Gomer sambil berkata, "sekalipun nyawaku harus kuberikan untuk cinta kita, akan aku berikan dengan sukarela. Sekarang tenanglah dan jangan dipikirkan lagi. Rapikan dirimu, sebentar lagi kita akan makan siang dan kemudian kita akan ke rumahku untuk bertemu dengan Ayah."