"Apa maksud kamu dengan 'nyawa sekalipun akan kuberikan', Sea?" tanya Alex.
"Ya sekalipun aku harus mati untuk menyadarkannya bahwa ada cinta yang sejati, aku sudah siap, Lex," jelas Hosea.
Alex terdiam. Dia tidak menyangka sahabatnya yang tidak pernah mengenal wanita secara dekat bisa merasakan cinta seperti ini, sampai siap untuk merelakan nyawanya.
Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu ruangan Hosea. "Masuk, " sahut Hosea. Pintu terbuka dan muncullah sosok Sarita, sekretaris Hosea.
"Maaf, Pak. Nona Gomer Valencia sudah tiba. Pak Alex kemarin menginformasikan janji pertemuan antara Bapak dengan nona Gomer hari ini jam 10 pagi. Apakah Bapak mau bertemu di ruang meeting atau disini, Pak?" Sarita menginformasikan kehadiran Gomer yang sedang menunggu di ruang tunggu kantor Hosea.
"Tolong bawa nona Gomer masuk ke ruangan ini, Sarita. Kemudian tolong sajikan apa yang semalam sudah saya minta untuk kamu siapkan," Alex menjawab mewakili Hosea.
"Baik, Pak. Saya permisi dulu," sahut Sarita. Wanita bertubuh mungil dan selalu berpenampilan sederhana namun elegan itu pun keluar dari ruang kerja Hosea. Tetapi tak lama kemudian ia sudah mempersilakan Gomer untuk masuk ke dalam ruangan Hosea.
Hosea yang sudah berdiri di balik meja kerjanya, didampingi oleh Alex, langsung menyapa Gomer dengan suara yang hangat,
"Selamat pagi, nona Gomer." Sekilas Hosea mempelajari penampilan Gomer pagi ini. Ia semakin tersenyum tatkala matanya memangkap perhiasan yang dikenakan oleh Gomer adalah salah satu dari set perhiasan yang kemarin Ia hadiahkan kepada Gomer.
"Selamat pagi, tuan Hosea," Gomer membalas sapaan Hosea disertai senyuman termanis yang wanita itu miliki ditambah dengan sedikit anggukan kepala.
"Kita duduk di sofa saja ya, " ujar Hosea sambil menyentuh ringan pinggang Gomer dan mengarahkan kaki mereka ke sofa yang nyaman di ruangan Hosea. Alex memindahkan laptop Hosea ke meja yang terletak di depan sofa.
Tak lama dari itu, Sarita pun datang membawa dua set makanan pagi dengan menu yang sudah diberikan Hosea kepada Alex. "Silakan dinikmati, Pak Hosea dan Nona Gomer," ujar Sarita setelah selesai mempersiapkan semuanya di meja.
"Terimakasih, Mbak," ujar Gomer kepada Sarita. "Tuan Hosea, apakah anda keberatan jika kita melihat konsepnya promosi Permata Hati terlebih dahulu?" lanjut Gomer.
"Tentu tidak, nona Gomer. Saya memang berencana untuk menunjukkannya terlebih dahulu sebelum kita menikmati hidangan yang telah dipersiapkan oleh Alex dan Sarita," jawab Hosea sambil menyalakan presentasi untuk konsep promosi Permata Hati.
Mata Gomer menatap layar laptop dengan cermat, sementara Hosea menjelaskan secara detail keseluruhan konsep yang telah ia buat dam sempurnakan semalam.
Sebuah kisah tentang seorang wanita yang dianggap tidak berguna, dibuang, dilecehkan, sampai kedatangan seorang pria yang datang dan memberikan kehidupan yang baru baginya.
"Siapa yang akan menjadi pemeran pria tersebut?" tanya Gomer mulai menunjukkan ketertarikannya kepada konsep yang dijelaskan oleh Hosea.
"Aku," jawab Hosea singkat namun mengandung ketegasan di nadanya.
"Anda? Apakah Permata Hati begitu berharga sehingga Anda turun tangan sendiri untuk membuat konsep bahkan menjadi pemeran pria dalam konsep tersebut?" Gomer terkejut mendengar jawaban singkat Hosea.
Sebelum menjawab, Hosea bergerak meninggalkan sofa dan bergerak mengambil Permata Hati yang sudah dipersiapkannya tadi. Kemudian Ia menyodorkan tangannya untuk membantu Gomer berdiri dan membawanya memasuki sebuah pintu tak terlihat yang ternyata menuju ke ruang pribadi Hosea. Di depan cermin besar di ruang tersebut, Hosea memakaikan kalung Permata Hati ciptaannya pada leher jenjang Gomer, lalu berpose seperti di akhir konsep dimana sang pria memeluk mesra pinggang wanita tersebut setelah memakaikan Permata Hati. Hosea dapat merasakan ada sedikit getaran di tubuh wanita yang ia cintai yang saat ini tengah dipeluknya. "Kita cocok ditampilkan sebagai sepasang kekasih, bukankah begitu, nona Gomer?" Hosea terdiam sejenak sebelum akhirnya berbisik di telinga Gomer, "kamu yang sangat berarti buatku, Gomer Valencia. Izinkan aku mencintaimu dengan segenap hidupku."
"Maak..maakk...maksud anda?" tanya Gomer dengan kegugupan yang membuat jantung Hosea berdetak semakin cepat temponya.
Masih bertahan dengan posisi mereka, Hosea menatap mata Gomer melalui cermin, lalu berkata, "Aku mencintaimu, Gomer Valencia. Sejak pertama kali aku melihatmu, hatiku telah menetapkan pilihannya. Aku mencintaimu dan dengan Permata Hati ini aku memintamu menjadi istriku."