Kring!! Kring!!!
Lonceng pintu berbunyi menandakan adanya tamu yang datang.
Sekali lagi semua orang terpana dengan yang ada di depan mereka.
"YURIKA! HANI!"
Teriak Anna bersemangat. Yurika dan Hani langsung berlari ke Anna yang sedang berdiri. Mereka berpelukan layaknya Teletubbies.
Alexa mendengus menyaksikan tingkah aneh mereka sembari menahan rasa malu.
Yurika dan Hani berpaling ke arah Alexa yang duduk dengan manis. Mereka langsung berhamburan memeluk Alexa dengan erat.
"Anak manja aku merindukanmu dengan sangat banyak"
"Kau tau? aku dan Yurika harus menahan rasa bosan disekolah itu"
Sekali lagi Alexa mendengus namun lebih keras,membuat celotehan kedua temannya terhenti. Dia memang terlihat dingin,namun hatinya menghangat.
"Sudahlah,Jangan bertingkah seperti tidak bertemu bertahun-tahun. Kita baru saja bertemu 1 bulan yang lalu"
Sepertinya memutar bola mata dengan tidak sopan akan menjadi hobi baru Alexa jika bersama sahabat-sahabatnya ini.
"Ah ya hani. Kau tampak semakin sibuk"
Pernyataan singkat yang sukses membuat pipinya bersemua merah.
Mereka paham perkataan Alexa yang memiliki makna tersirat.
'Alexa selalu tepat sasaran'
"A..ah ya! Begitulah hehe"
Hani menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Apakah kekasihmu masih yang sama?"
Anna bertanya dengan antusias
"Tentu saja! Aku bukan player seperti Yurika dan Kau"
Jawaban itu sukses mendapatkan pelototan tajam dari Yurika dan Anna.
"Kau?!"
"Sialan!"
Mereka berempat sangat energik. Meja mereka sudah berantakan dengan beberapa makanan ringan yang berhamburan. Suara mereka bahkan hampir mendominasi seluruh isi Cafe ini. Begitulah mereka apabila sudah bertemu.
Mereka tidak memperdulikan tatapan kagum,iri dan aneh dari orang sekitar mereka.
Hani sama seperti Yurika. Sahabat dari Alexa dan Anna. Mereka berempat sudah bersahabat sejak dini. Persahabatan mereka sangat berwarna dikarnakan perbedaan dari sifat masing-masing yang sangat mencolok. Namun, sejauh apa perbedaan itu pertemanan mereka tetaplah sangat erat seperti saudara.
Tidak hanya mereka yang berteman, orang tua merekapun berteman. Perusahaan keluarga mereka juga melakukan kerjasama yang sangat menguntungkan dan mengalami kemajuan pesat. Namun diantara perusahaan itu, Burke Corp lah yang memimpin dan berperan sangat besar. Perusahaan keluarga Alexa.
Tanpa terasa waktu berlalu sangat cepat, merekapun memutuskan untuk berpisah dan kembali ke rumah masing-masing.
"Anna,kau pulanglah terlebih dahulu. Aku harus menyelesaikan sesuatu"
Anna mengernyit bingung.
"Kau akan pergi kemana?"
"Hanya menyelesaikan beberapa urusan. Pulanglah duluan,aku akan mengemudi sendirian" ucap Alexa sambil menunjuk mobil mewah berwarna putih yang terparkir disebelah mobil yang mengantar mereka.
"Baiklah. Jangan pulang terlalu larut Alexa. Hati-hati"
"Ya"
Bagaimanapun Anna mengkhawatirkan Alexa.
Namun,apabila Alexa sudah memberinya perintah seperti ini, tak ada yang bisa ia lakukan.
Alexa mengemudikan mobilnya dengan cepat dan lincah. Terlihat bahwa ia sangat mahir dalam mengemudi. Fokusnya sedikit terbagi dengan yang ada dibenaknya.
'Aku sudah harus mulai mencari tahu semua tentang mereka'
1 jam berlalu dan ia telah sampai disebuah gedung Apartment mewah. Sebenarnya Lokasi ini tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Dia memasuki gedung tersebut menuju lantai atas dimana apartment milik dia berada.
Dia menelfon sekretarisnya
"Aku sudah tiba,tolong bawakan data mereka sekarang"
"Baik nona saya menuju ke atas sekarang"
Alexa menghembuskan nafasnya. Dia mungkin baru beberapa hari kembali ke negara ini. Namun, sudah banyak yang harus ia lakukan dan kerjakan. Ini semua masih bersangkut paut dengan 2 tahun lalu.
'Mungkin sudah saatnya aku bergerak dan membuka mata mengenai kabar mereka'
Setelah kejadian 2 tahun lalu. Dia menutup semua kabar tentang mereka. Dia ingin memulihkan dirinya. Dan sekarang sudah saatnya membuka matanya tentang mereka.
Tingnong!
Itu adalah sekretarisnya yang membawa data-data yang diminta Alexa.
"Nona,semua data ini berhubungan dengan mereka. Data tentang mereka setelah kejadian dimasa lalu hingga kini. Saya telah menyuruh seseorang untuk terus memperhatikan dan melaporkan semuanya"
Dulu,setelah kejadian itu. Alexa langsung menyuruh sekretarisnya untuk terus memantau mereka. Namun,ia belum berani mengetahui kabar mereka karna ia dalam proses pemulihan diri. Sekarang sudah saatnya dia bergerak.
"Terimakasih rose. Ah ya! Aku ingin memintamu untuk mencari tau apa hubungan Keluarga Parker dan keluarga Bramajaya"
"Baik nona"
Rose adalah sekretaris Alexa. Ia salah satu orang yang memegang kepercayaan Alexa. Umurnya terpaut 4 tahun lebih tua dari Alexa. Kinerja kerjanya sangat memuaskan, pengabdiannya terhadap keluarga Burke pun tidak diragukan lagi.
Bagaimana tidak? Kala itu Rose diambang kematian. Ayahnya kabur meninggalkan banyak hutang dan ibunya meninggal karena depresi serta penyakit jantungnya. Rose yang saat itu berada di suatu gang,merasa putus asa karena di kejar-kejar lalu ditangkap untuk dijadikan budak pemuas nafsu untuk tuan yang uangnya dipinjam oleh ayahnya. Seorang bandit yang menjijikan.
Dia mencoba kabur namun usahanya sia-sia. Ketika dia diseret dipinggir jalan dan akan dimasukan kedalam mobil. Dia masih terus meronta dan berteriak.
Malam itu suasana sangat sepi dan jam menunjukan pukul 1 pagi. Ketika dia sudah pasrah. Suara derum motor yang menggema terdengar keras.
Alexa dan Anak buahnya yang sedang lewat segera menolongnya. Melemparkan orang-orang suruhan bandit tua yang ingin memperdayanya ke jurang kematian. Tidak hanya Alexa menolongnya. Ia bahkan memberikan rose pilihan.
"Kau ingin menjadi pengikutku atau aku akan membebaskanmu. Aku akan memberimu uang yang cukup untuk memulai hidup yang baru jika kau memilih pilihan kedua. Aku tak akan memaksa"
Dari situ ia percaya bahwa Alexa bukan sembarangan gadis remaja dan dia anak manis yang baik. Rose akhirnya memilih untuk mengikuti Alexa, tidak hanya itu. Ia bahkan bersumpah untuk setia kepada Alexa dan keluarga Burke.
Alexa sedang membaca semua data mengenai orang-orang dimasa lalu itu dengan teliti. Sesekali alisnya akan mengernyit. Atau ia akan tersenyum dingin.
Hampir semua data yang ditangannya, dipenuhi oleh ke dua orang yang sangat ia kenali. Orang yang menjadi sumber masalah dihidupnya 2 tahun lalu.
Leonardo Agra Bramajaya dan Stephani William.