"RICHARD! Jelaskan padaku mengapa kau pulang dalam keadaan mabuk?!"
Anna memandangi Richard dengan garang.
"Astaga! Ini ucapan pagimu Anna?"
Richard melirik Anna dengan malas.
"Oh apa kau berharap aku akan mengucapkan 'selamat pagi Richard' setelah kau hampir membuat kita berdua patah tulang tadi malam, Hah?!"
Alexa memandang mereka berdua dengan bingung, namun tetap meminum susu hangatnya dengan tenang.
"Kau mabuk?"
Sial. ternyata ada Alexa!
Mendapat pertanyaan dari Alexa membuat tubuh Richard langsung menegang. Gawat!
"Ti-tidak! Kami hampir terjatuh karena aku sedikit pusing dan tersandung. Bukan mabuk!
Aku hanya minum 2 gelas jadi bagaimana mungkin mabuk?! Haha"
Jangan tanya bagaimana kondisi jantungnya saat ini. Jelas berdegub kencang!
"Oh? Benarkah begitu?" Alexa menatap Anna da Richard bergantian.
Anna mendengus sinis, namun tetap mengangguk. Richard sontak menghembuskan nafas lega.
Hampir saja.
Richard sangat tau bahwa Alexa tidak menyukai bila dia mabuk. Pernah sekali ia pulang dalam keadaan mabuk, keesokan harinya Alexa langsung memarahinya dan mendiaminya selama seminggu.
Setiap ditanya alasannya mengapa, Alexa hanya diam. Tidak ada yang tau mengapa.
"Sudahlah lebih baik kita berangkat sekarang"
Alexa berdiri kemudian berjalan keluar meninggalkan Anna yang masih menatap Richard tajam.
"Aku masih sangat kesal denganmu"
Richard menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia memandang punggung kecil Anna yang perlahan menjauh menyusul Alexa.
Kalau sudah begini ya mau bagaimana lagi.
Padahal ini semua juga terjadi karna dia terlalu pusing dan sahabat arogannya yang tidak menghentikannya minum.
Sial. Sungguh pagi yang merepotkan.
•••••
Langkah Alexa dan Anna sempat terpaku begitu membuka pintu kelas. Mereka melirik jam yang tergantung di tembok bagian belakang kelas.
06.45
Tidak salah. Ini masih sangat pagi. Namun pemandangan di hadapan mereka yang sepertinya salah.
Mario Ezra Kevin dan Adam sudah duduk dengan manis di kursi mereka masing-masing.
Tapi tidak mungkin mereka adalah Makhluk Astral seperti Dedemit atau sejenisnya kan?
Alexa berdehem menyadarkan Anna kemudian berjalan ke kursi mereka berdua.
Menyadari kehadiran kedua murid baru, sontak membuat ke empat pria itu menoleh.
"Hai kalian berdua! Kalian terlihat mirip seseorang?" Ezra bertanya sambil memasang tampang bingung.
Alexa tetap diam duduk dengan tenang. Sedangkan Anna menoleh untuk menjawab
"Maaf, aku tidak tau" setelah itu dia kembali menghadap depan dan menunduk.
Ke empat pria tersebut masih mamandangi Anna dan Alexa secara bergantian. Kemudian mereka kembali mengobrol.
Ingin rasanya Anna berlari keluar karena takut di tanya lagi oleh Ezra atau yang lainnya. Sedangkan Alexa yang sempat kaku berusaha merilexkan tubuhnya.
"Kalian tau siapa yang membongkarnya?"
Pertanyaan Adam membuat ketiga temannya memasang raut wajah bingung.
"Ck, kasus Vanya yang terkuak"
"Oh, tidak. Memangnya kau tau?"
Kevin menjawab sembari memasang raut wajah penasaran. Begitupun Ezra, sedangkan Mario tetap dengan raut wajah datarnya.
Alexa dan Anna mulai tertarik dengan topik obrolan mereka. Karena sejujurnya mereka juga penasaran.
"Aku dengar dia seseorang yang sangat berpengaruh dan berbahaya. Tidak jelas siapa, yang pasti bocah bodoh itu telah membuatnya tersinggung hingga kasusnya terbongkar"
Cukup miris.
Sangat sial bila kalian telah menyinggung sosok yang lebih berpengaruh dan berbahaya. Sudah bukan menjadi rahasia umum bila yang lebih rendah harus berhati-hati terhadap yang lebih tinggi.
Alexa memilih bersikap acuh tak acuh karna bagaimanapun itu bukan urusannya. Walaupun begitu, Tentu dia berterima kasih terhadap siapapun yang meringankan kegiatannya untuk pembalasan terhadap Vanya.
"Sungguh bodoh. Tapi bagaimana kelanjutannya? Apakah dia juga akan di keluarkan dari sekolah ini?"
Ezra tidak peduli dengan Vanya. hanya saja dia ingin tau bagaimana konsekuensi yang di dapat.
"Belum ada kabar. Semua tergantung Richard ku rasa"
"Ah ya benar!"
"Tindakan yang dia lakukan cukup membuat dia di skors. Tidak sampai di keluarkan"
Semua langsung menatap Adam.
"Kau tau?" Mario yang sedari tadi diam hanya menyimak, akhirnya mengeluarkan suara.
"Entahlah, aku hanya menebak. Tindakan dia cukup serius tetapi tidak sampai membuatnya di skors. Dia belum membunuh seseorang"
Alexa ingin tertawa mendengar penuturan Adam. Mari kita lihat tindakan apa yang di ambil Richard.
Ke empat pria itu sibuk berbincang tidak peduli terhadap sekitar yang mulai ramai.
Alexa dan Anna sibuk dengan kegitan mencoret-coret buku.
Kring kring
Tak lama guru masuk dan memulai pelajaran.
Membosankan.
Berkali-kali Alexa menghembuskan nafas bosan. Sedangkan Anna sudah menguap menahan kantuknya.
Ini semua salah Richard. Andaikan makhluk satu itu tidak membuatnya harus berkeringat di tengah malam dan berakhir tidak bisa tidur. Maka dia tidak akan seperti ini. Mungkin.
"Kau kenapa?" Alexa menyenggol Anna pelan.
Anna hanya menggeleng sebagai balasannya. Dia sungguh tidak kuat untuk mengeluarkan suara. Bukan karna lemas, tetapi karna menahan hasrat untuk tidak teriak.
"Anna Larissa. Silahkan kamu maju dan kerjakan soal di depan."
Mata Anna langsung melotot mendengar namanya disebut.
Apa dia tidak salah dengar? Mengapa dia? Oh yang benar saja!
Dengan menunduk Anna berdiri kemudian berjalan menuju depan. Dia memandangi papan tulis yang menampilkan 2 soal-soal rumit. Matematika.
Ia terdiam beberapa saat kemudian mengerjakannya dengan cepat. Tidak sulit.
"Hah? Sudah selesai?"
"Dia bisa mengerjakannya?"
"Oh, wow"
"Aku yakin itu pasti salah. Bagaimana mungkin benar"
"Tidak heran, dia Nerd. Pasti sudah mempelajarinya di rumah"
Guru yang memberikan soal langsung memperhatikan jawaban yang Anna tulis. Sedikit terkejut dengan hasilnya. Bagaimana bisa? Dia baru saja akan menjelaskan, namun ketika melihat Anna yang tidak fokus dia ingin mengetesnya.
Rumusnya benar. Cara nya benar. Langkah-langkahnya benar. Dan yang pasti jawabannya benar. Sempurna.
"Benar. Silahkan kamu duduk kembali. Fokus dengan yang akan saya jelaskan"
Anna mengangguk dan kembali ketempatnya.
Dia kembali mengomel dalam hati dan memaki Richard. Alexa terkekeh memperhatikan Anna.
Baru saja Anna mendudukan bokongnya di kursi, dia langsung merasa dirinya di colek dari belakang. Dia menggeram dalam hati namun tetap menoleh sembari memasang wajah sepolos mungkin.
"Ada apa?" Ujarnya berbisik pelan
"Kau keren sekali!!! Bagaimana mungkin kau bisa? Materi itu kan belum dijelaskan sama sekali ?!" Ezra berbisik dengan semangat.
Mario yang melihat tindakan konyol Ezra memutar bola matanya malas. Sedangkan Adam dan Kevin hanya menggelengkan kepala.
"Emm, aku sudah pernah mempelajarinya"
"Whoah! Benarkah? Tapi materi itu sangat rumit. Kau keren A-Anna ya?"
"Iya terimakasih. Anna. Jangan tertukar dengan Alexa" Anna terkekeh pelan sambil menunjuk Alexa yang sedang sibuk berpura-pura memperhatikan papan tulis.
"Ah iya, maaf haha"
Anna mengangguk lalu buru-buru berbalik setelah matanya tak sengaja bertemu dengan mata tajam Adam dan Mario.
Gila! Menyeramkan!
Waktu terus berlalu hingga...
Kring Kring
Bel yang ditunggu-tunggu datang. Hampir semua orang di dalam kelas, langsung berhamburan keluar tak terlalu peduli dengan guru yang bahkan baru bangkit dari kursinya.
Murid yang sopan!
"Alexa aku lupa membawa bekal. Bagaimana ini? Aku lapar"
Mulai terdengar rengekan menyebalkan.
Alexa mendengus kemudian berdiri. Anna secara otomatis memasang wajah berbinar bahagia. Baru mereka hendak melangkahkan kaki terdengar suara berisik.
BRAK!
"EZRA! APA MAKSUDMU?!"