Vanya terlihat frustasi. Mobil yang ia pakai saat ini adalah model keluaran terbaru dan termasuk jajaran mobil mewah. Seandainya bisa, ia ingin menangis dengan kencang saat ini juga!!!
Oh begitu malang nasib mobilnya saat ini!!!
"Perbuatan siapa ini?!! Aku akan membunuhnya!! Aku akan membalasnya!!!" Teriaknya kalap karena emosi.
Alexa dan Anna berada di balik pohon dekat dengan kejadian. Namun mereka tertutupi oleh kerumunan orang-orang dan tanaman. Walaupun begitu mereka masih dapat melihat dengan jelas betapa nelangsanya wajah Vanya.
"Hatiku terasa sangat ringan hihi"
Anna terkikik geli memandang keribut yang telah ia perbuat.
Sedangkan Alexa, Tatapannya terlihat tajam. Dia bersender di sebuah pohon sambil bersedekap tangan.
Setelah puas mereka berjalan ke tempat biasa Pak Ujang menunggu mereka. Kita sudah sampai mereka tidak melihat mobil yang biasa dikenakan Pak Ujang untuk menjemput mereka.
"Apa kalian Sudah puas,hm?"
Suara seorang pria terdengar. Suara berat yang lumayan enak didengar dengan nada lembut didalamnya.
Langkah kaki Alexa dan Anna terhenti sedikit membeku. Mereka langsung berbalik.
Wajah mereka terkejut sesaat, namun langsung berhambur memeluk orang tersebut.
"Richard!!!"
Pria tampan dengan postur tubuh tinggi tegap. Wajah tampan dengan rahang kokoh dan garis-garis wajah tegas membuatnya terlihat tegas namun tetap bersahabat. Bola mata sehitam tinta yang terlihat sayu karna lelah, tidak membuatnya terlihat beler. Justru, menambah kesan indah yang sedikit nakal ditambah dengan senyum miringnya.
Dengan sekali melihatnya saja kau pasti tidak bisa menebak entah berapa banyak wanita yang sudah jatuh ke tangannya.
"Apa yang kau lakukan disini? Aku kira kau akan tiba beberapa hari lagi"
"Bagaimana bisa aku mengabaikan kalian terlalu lama? Aku bisa gila karna melakukannya"
Kecupan-kecupan ringan mendarat di wajah Anna dan Alexa. Mereka berdua tersenyum bahagia mendapat perlakuan hangat seperti itu.
"Ayo kita pulang. Kalian terlihat jelek jika terus seperti ini"
"Ah sepertinya kalian pulanglah terlebih dahulu. Aku memiliki hal yang aku harus urus"
Alexa tersenyum kemudian berjalan meninggalkan mereka yang terlihat bingung.
"Anna, kau tau apa yang akan dia lakukan?"
Richard bingung melihat kelakuan Alexa yang kadang tidak bisa di tebak.
"Mungkin ke apart"
"Hm, Adik manis, ayo kita pulang"
Richard menoel pipi Anna yang terlihat bersemu merah.
Alexa berjalan dengan santai ke arah gerbang sekolah. Tiba-tiba, Dia memasuki sebuah gang kecil di sudut jalan.
"Keluarlah, aku bosan kau ikuti. Apa maumu?"
Nada dingin kentara sekali dalam suaranya.
"Heheh. Memang pantas menjadi ketua"
Seorang pria tinggi dengan wajah tampan serta tatapan mata dalam yang memandang Alexa dengan penuh minat. Varrel Bramajaya.
"Apa yang kau inginkan?"
"Kau tidak merindukanku?"
"Enyahlah."
"Kau sangat kasar Alexa"
Pria itu terkekeh namun dalam sorot matanya terpancar kesedihan. Senyum terus tercetak di bibirnya
"Aku tidak memiliki banyak waktu"
Alexa tetap berdiri dengan menatap dingin.
"Alexa, pertemuan terakhir kita sangat buruk. Aku ingin mengundangmu ke acara pertunanganku, Semoga itu bisa memperbaiki hubungan kita"
"Kau bermimpi terlalu banyak"
Alexa mendengus dingin.
"Kau harus tau. Aku tidak ikut andil apapun dalam kejadian itu." Nada getir terdengar dari suaranya.
"Aku tahu"
"Aku berharap kau dapat hadir Alexa, sampai jumpa"
Pria itu meninggalkan Alexa yang berdiri dengan pandangan kosong ke langit.
Tidak ada yang tau apa yang sedang di fikirkan gadis cantik itu.
Alexa berjalan kembali pulang. Begitu dia sampai Richard dan Anna langsung menghampirinya.
"Alexa, apakah kau mendapat undangan?"
Anna bertanya dengan sedikit gugup.
Alexa mengangguk.
"Kau akan datang?"
"Hm tidak tau"
"Sebaiknya jangan, kemungkinan si brengsek akan hadir sangat besar"
"Hm aku akan memikirkannya"
Alexa tetap acuh tak acuh.
Dia segera menaiki tangga menuju ke kamarnya. Setelah itu dia langsung membersihkan tubuhnya dan langsung jatuh tertidur setelahnya.
Ketika pukul Delapan malam Alexa terbangun. Melirik jam yang ada di kamarnya ia sedikit terkejut. Dia juga tersadar telah melewatkan waktu makan malam. Perutnya terasa perih karena lapar. Maklum saja, dia belum mengisi perutnya sedari pulang sekolah.
"Alexa, aku kira kau telah menjadi putri tidur"
Alexa hanya melirik Anna sambil meminum air.
Dia mengambil sepiring buah-buahan yang ada di meja makan, Membawanya ke ruang santai.
"Kau sangat menyebalkan!" Anna menghentakkan kakinya marah di belakang Alexa. Merasa sangat di abaikan oleh Alexa yang lebih mementingkan Buah dibandingkan saudarinya.
"Dan kau berisik Anna"
"Alexa tidak bisakah kau-"
Belum selesai bernicara ucapannya langsung terpotong
"Aku tau apa yang kau ingin bicarakan. Aku akan datang" ucapnya tenang sambil tersenyum kecil yang menambah kecantikannya.
"KAU GILA?!"
"Hei ada apa ini? Kenapa kalian berisik sekali?" Seorang pemuda jangkung memasuki ruangan santai.
"Tidak ada. Anna memang selalu berisik ya kan?"
Sambil tersenyum kecil Richard menghampiri Anna dan Alexa. "Kalian benar-benar menyebalkan"
Sambil menunjuk Alexa
"Kau Alexa, jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan. Kau tau bila kau datang kemungkinan besar si Bramajaya junior sialan itu akan hadir"
"Tentu, diakan yang bertunangan"
Sungguh. Keinginan terbesar Anna saat ini tidak lebih dari sekedar jngin mencekik Alexa hingga mati.
"Bukan dia, tapi sepupu bajingannya itu"
Raut wajah Alexa sedikit berubah. Dia sebenarnya hanya ingin menggida Anna agar kesal. Namun tetap saja ketika Anna memperjelas siapa yang dia maksud, ekspresi tenangnya sedikit goyah. Walaupun hanya sekilas.
"Aku tau. Bukankah resiko ditanggung oleh penumpang?"
Kali ini Richard tidak bisa tidak bereaksi. Dia langsung tertawa dengan keras, terutama ketika melihat raut wajah Anna yang semakin jelek.
"Alexa! Aku benar-benar ingin mencekikmu! Tidak bisakah kau serius sedikit saja?"
Anna mendesah frustasI
"Aku serius Anna. Sudah lah jangan terlalu di pikirkan." Merasa kasihan terhadap Anna dia mulai menjawabnya dengan nada serius. Namun jawaban itu tetap membuat Anna meresa tidak puas. Tetapi dia sadar bahwa dia tidak bisa memaksa saudaranya itu.
"Alexa benar Anna. Lagian Alexa pasti memiliki sesuatu yang sangat menyenangkan"
"Kau tampak semakin tampan Kak"
Alexa tersenyum sambil memandang Richard.
Tawa Richard langsung membeku ketika mendengar Alexa memanggilnya dengan embel-embel "kak". Sangat jarang
Pasti bocah licik ini menginginkan sesuatu
"Kali ini apa Alexa,hm?"
"Hihi kau memang cerdas" kekehan bahagia Alexa kali ini terdengar bukan seperti 'kekehan' biasa. Pasti akan ada sesuatu yang menjengkelkan!!!
"Aku membutuhkan sedikit bantuanmu, bolehkah itu?"
Tepat sasaran!
"Nanti akan kita bicarakan,bagaimana?"
"Hmm,kalau begitu aku harus pergi sebentar adik manis"
"Kau akan kemana?" Anna memicingan matanya meneliti penampilan Richard yang lumayan rapih.
Alexa juga baru tersadar dengan tampilan Richard yang sepertinya siap untuk pergi. Tampak lebih santai dari biasanya.
"Urusan orang dewasa. Kalian para bocah tetap dirumah saja ya"
"Aku sudah dewasa Richard. Jangan memandangku sebagai anak kecil lagi"
Anna sangat kesal dengan jawaban Richard
Oh ayolah, tidak bisakah orang-orang ini tidak membuatnya marah?
Richard memandang Anna dengan sebelah alis yang terangkat. "Oh benarkah? Coba aku periksa dulu sini"
Anna tampak bingung sedangkan Alexa menahan tawanya mati-matian. Tak lama....
"ENYAH KAU MESUM!!!!"