"Kalau begitu namai dengan Yonjae saja. Lee Yonjae," usul nenek Lee.
Kenapa Yonjae dan memakai marga mereka? Seharusnya Han Yoonjae bukan? batin Jaera.
"Nama yang bagus. Tapi marga saya Han nyonya bukan Lee," koreksi Jaera pada mereka.
"Tentu saja harus Lee. Kau lupa, bayinya dirumah sakit ini lahir atas nama bayi tuan Lee Yoonki dan namamu? Apa kata orang-orang rumah sakit ini nanti saat bayinya memakai marga Han bukan marga Lee."
"Tapi, tetap saja bayinya tak ada hubungan kerabat dengan keluarga Lee."
"Sudah kau diam saja, semua sudah diatur jangan membuat malu keluarga Lee," tegas nenek lee lagi yang membuat Jaera tak bisa menyela ucapan wanita tua ini.
"Dan administrasi rumah sakit sudah kami lunasi semua, kau tenang saja," Ucap nyonya Lee kemudian.
Jaera menatap mereka nanar. Ia tak percaya mereka akan melakukan ini pada nya yang notabene hanya orang asing yang sudah merepotkan dan melontarkan permintaan tidak sopan yang ternyata disanggupi oleh mereka.
"Nyonya Lee, aku pikir anda marah padaku waktu itu. Tapi, sungguh aku sangat berterimakasih. Aku berjanji akan mengganti uangnya nanti"
"Simpan kata terimakasih mu terlebih dahulu, Karna semua ini tak cuma- cuma."
****
Yoonki, berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan tatapan datar yang mengerikan andalan nya. Pria ini kesal, karna ibu dan neneknya yang selalu menganggu waktu bekerja nya untuk hal hal tak penting seperti sekarang ini. Menjemput gadis asing itu dan bayinya ke rumah sakit. Dengan alasan yang masih sama. 'karna orang rumah sakit, percaya kau ayah dari bayi itu', dan segala macam ancaman dari nenek dan ibunya jika Yoonki tak mau menuruti kemauan mereka.
"Yoonki kau sudah datang?" Sapa nyonya Lee.
"Ayo cepat, pekerjaan ku masih banyak," desak Yoonki dengan ekspresi wajah yang masih sama.
Jaera sedikit takut melihat Lelaki ini. Ekspresi wajah datar dengan tatapan sedikit mengerikan menurut Jaera. Berbeda dengan Park Jihyuk yang ramah dan punya senyum yang sangat manis. Semalam Jihyuk lah yang menemani Jaera hingga larut malam di rumah sakit. Jaera dan Jihyuk berbincang banyak hal. Termasuk sedikit tentang kehidupan pria kaku sedingin es yang berjalan lebih dulu didepannya saat ini.
Entah kenapa Jihyuk membeberkan semua tentang kehidupan pria ini padanya. Dan membuat Jaera merasa telah mengenal Jihyuk sangat lama karna pria itu cukup pintar beradaptasi dengan orang baru dan itu membuat Jaera sedikit nyaman berteman dan mengobrol dengan pria Park itu.
"Kau akan menyewa tempat tinggal dimana? Biar aku antarkan," ucap Yoonki bertanya pada Jaera.
Belum sempat Jaera menjawab, nyonya Lee yang duduk di belakang kursi Yoonki menepuk kepala belakang anaknya itu cukup kuat. Yang membuat Yoonki kaget atas perlakuan ibunya.
"Kau pikir dia akan kemana? Tentu saja ke rumah kita."
"Apa?" Kaget Yoonki dan Jaera bersamaan.
"Kenapa harus ke rumah kita?" Protes Yoonki.
"Karna Yonjae lahir atas namamu. Kau lupa lagi? Tentu saja dia harus tinggal di rumah ayahnya. Benarkan Yonjae," nyonya Lee menoel sedikit pipi Yonjae.
"Aku tau. Tapi ini sudah tidak di rumah sakit. Dan tanggung jawabku sudah selesai bu. Dan tunggu kenapa namanya Yonjae?" tanya Yoonki.
"Yoonki Jaera. Masa begitu saja kau tak tau. Nama yang bagus bukan?"
Yoonki benar benar menoleh kebelakang menatap ibunya tak percaya. Sama halnya dengan Jaera yang tak terpikir tentang maksud dari nama anaknya yang diberikan nenek Lee tadi.
"Tapi tetap saja aku bukan ayahnya, kenapa harus ada namaku?"
Nyonya Lee hanya cuek tak menggubris protes yang dilayangkan oleh Yoonki.
"Nyonya, saya tak pantas tinggal di rumah anda nyonya. Lebih baik saya mencari tempat tinggal lain saja," kata Jaera tak enak.
"Saya sangat bersyukur bertemu dengan orang sebaik keluarga Lee. Bahkan saya tak tahu harus bagaimana membalasnya," lanjut Jaera.
"Kau lupa dengan ucapan ku tadi? kami tak memberi mu bantuan cuma-cuma bukan?"
"Tidak nyonya."
"Kau bisa bekerja di rumah kami. Jadi kau harus tinggal di sana."
"Tapi kita sudah punya banyak pembantu di rumah ibu. Dia harus bekerja apa lagi?" Protes Yoonki lagi lagi.
"Diam saja kau. Dasar anak keras kepala, ini urusan ibu dan nenek," bentak nyonya Lee yang sukses membuat Yoonki bungkam.
Meskipun sudah mengenal dua wanita ini sejak lahir, tetap saja Yoonki tak habis pikir dengan pola pikir dua wanita ini. Yang membuat hidupnya penuh dengan kejutan kejutan konyol tak terduga berkat mereka.
Setelah mengantar ketiga wanita ini Yoonki kembali ke perusahaan. Sedang kan Jaera menganga tak percaya melihat rumah keluarga Lee yang menandingi Ruman si brengsek Jeon Jungho. Rumah ini sangatlah mewah.
"Jaera ini Yoori, anak Yoonki."