2 Duty
"Jaera ini Yoori, anak Yoonki," kata nyonya Lee menyadarkannya dari ke terpanaan.
Saat Jaera masih sibuk mengagumi rumah ini, nyonya Lee mengangetkanku dengan mengenalkan bayi perempuan berumur satu tahun yang digendong oleh seseorang yang ia pastikan seorang babysitter. Bagaimana Jaera tahu? Karena Jihyuk sudah mengatakan semuanya malam itu. Tentang kehidupan pria bernama Lee Yoonki itu.
Nyonya Lee mengambil alih Yoori dari babysitter itu. "Ayo aku tunjukkan kamarmu dan Yonjae."
Nyonya Lee mengantarkan Jaera ke sebuah kamar. Dengan pintu berwarna hitam yang berdiri kokoh di hadapannya.
"Jaera kau tak keberatan bukan tidur di kamar Yoori? Selama ini Yoori tidur di kamarku. Karena sekarang sudah ada kau mungkin Yoori bisa menempati kamarnya."
"Aku sudah membelikan box tidur juga untuk Yonjae. Kau bisa lihat dekorasi nya kan. Yang mana box milik Yoori dan Yonjae? Dan kau bisa tidur di ranjang itu." Jelas nyonya Lee

"Nyonya ini terlalu berlebihan. Aku dan Yonjae tak bisa menempati kamar Yoori yang sebagus ini. Kami lebih baik menempati kamar pembantu saja," tolak Jaera. Sungguh ia tak enak jika harus menempati kamar bayi cantik ini.
"Tidak. Kau harus di kamar ini. Selain menjaga Yonjae kau juga bisa menjaga Yoori."
"Ibu Yoori sudah meninggal satu tahun yang lalu saat melahirkan nya, mungkin jika ada kau Yoori akan bisa merasakan kasih sayang seorang ibu."
Terlihat jelas tatapan sendu nyonya Lee menatap Yoori yang ada di gendongannya. Jaera hanya mengangguk mengiyakan nyonya Lee. Tak ada alasan jika ia menolak permintaan nyonya Lee yang sudah sebaik ini padanya.
"Tenang saja, kau akan dibantu oleh pengasuh untuk mengurus Yoori dan Yonjae nanti."
"Baik nyonya."
"Dan pekerjaan utamamu bukanlah mengurus Yoori. Karna aku sudah menyewa dia pengasuh sekaligus."
Lalu apa pekerjaan Jaera? Ah, mungkin sajaia akan bekerja di dapur atau membersihkan rumah sebesar ini.
"Tapi kau harus mengurus bayi besar Lee Yonki yang sangat payah dan keras kepala itu."
"Apa?" Kaget Jaera yang tak percaya.
"Bisa dibilang kau menjadi asisten pribadi nya Yoonki. Menyiapkan baju kerja nya di pagi hari. Memakai kan dasi, karna Yoonki sangat payah dalam hal itu. Dia selalu menyuruh aku, Jihyuk atau Jiseok yang memasang kan dasinya jika ia akan meeting. Dan menunggunya pulang kerja. Kau hanya perlu melakukan itu, itu pekerjaan utamamu mengurus keperluan Yoonki."
Jaera mencerna setiap penjelasan nyonya Lee. Tapi pekerjaan nya lebih terdengar seperti tugas seorang istri pada suaminya dibandingkan tugas asisten pribadi. Tapi apa boleh buat, itu pekerjaan yang bisa membalas kebaikan keluarga Lee.
"Baiklah nyonya."
"Sekarang istirahat lah dulu. Yoonki akan pulang kerja jam 7 malam nanti. Ingat tugasmu."
"Tapi nyonya apa yang harus saya lakukan?" Tanya Jaera bingung.
"Kau hanya perlu, mengambil tas yang dibawanya dan menyiapkan air panas untuk mandinya."
"Baiklah nyonya."
"Biasanya aku yang menyiapkan air panas untuknya. Akhirnya aku bisa menikmati masa tua ku tanpa harus mengurus Lee Yoonki si keras kepala itu," ucap nyonya Lee menghela napas lega dan berlalu meninggalkankan Jaera dan Yonjae.
"Oh ya Jaera, aku juga sudah menyiapkan pakaianmu juga dilemari. Semoga kau suka karna nenek yang memilih kannya."
"Baik, nyonya. Saya sangat berterimakasih, saya..."
"Sudahlah simpan saja rasa terimakasih mu terlebih dahulu," 'karna aku tak tau apakah kau masih mau berterimakasih padaku setelah ini, karena akan kesulitan mengurusi sikeras kepala itu' lanjut nyonya Lee dalam hatinya.