Chereads / Beautiful Doctor VS The Cyber Police / Chapter 31 - Anugrah Terindah

Chapter 31 - Anugrah Terindah

Begitu banyak hal di dunia ini yang akan menjadi pelajaran berharga dalam hidup kita, entah itu pelajaran yang menyedihkan, membahagiakan ataukah sebuah pelajaran yang memberikan kita keberanian untuk bertanggung jawab dan menjadi peduli dengan hal-hal yang ada di sekeliling kita.

Dari hal yang kecil hingga hal yang besar, setiap kita diberikan kewenangan dari Yang Maha Kuasa untuk menerima itu sebagai sebuah anugrah atau itu sebagai sebuah kutukan.

"Hahahaha,, ayo coba kejar aku kak..." terdengar suara dari seorang gadis kecil yang tampak sangat gembira.

"Lha, mana bisa Kakak kejar kesana sayang. Kan badan kakak besar, gak bisa masuk kesana sayang" jawab seorang wanita yang tak kalah cerianya dengan gadis kecil yang kini memasuki sebuah lorong bermain anak yang hanya muat untuk ukuran badannya yang kecil.

Namun gadis itu tetap saja merangkak masuk dalam lorong kecil itu sambil membawa sebuah boneka beruang. Ia merangkak sampai tiba di akhir dari lorong itu.

"Happ..... Kena tangkap kamu" kata seseorang di ujung lorong itu, lelaki yang menggunakan t-shirt berwarna putih dengan topi putih dan kaca mata hitam itu, tampak menawan dengan penampilannya yang tak biasanya, membuat wanita di ujung lorong sana tak mengenal siapa lelaki itu.

"Kamu??" tanya wanita itu sambil menunjuk lelaki yang saat ini sedang menggendong gadis kecil itu.

"Kakak Azka..." kata gadis kecil itu sambil memeluk lelaki itu dan mencium pipinya.

"April sayang... Apa kabar hari ini? Kamu sudah makan?" tanya lelaki itu kemudian sambil mencolek hidung gadis kecil itu.

"Kabar baik kak, aku tadi sudah makan pagi bersama teman-teman, kakak Alice membawakan nugget, nasi goreng dan juga roti bakar" kata gadis itu bersemangat sambil memandang ke arah wanita yang masih menatap tak percaya ke arah pemandangan di depannya itu.

"Haii dokter Alice" ujar lelaki itu sambil menampilkan senyum indah menawan yang dimilikinya.

"Ha..Haii.." balas Alice terbata.

"Ka... kamu.. sering kesini?" tanya Alice kemudian.

"Iya, kakak Azka sering kesini kak." gadis kecil itu yang menjawab pertanyaannya "Dan boneka beruang ini adalah pemberian kak Azka" lanjutnya lagi sambil menunjukan boneka beruang yang sejak tadi dipeganggnya itu.

"Lama tidak bertemu dokter Alice, apa kabar dirimu?" tanya lelaki itu kemudian, sambil bergerak maju mendekati Alice masih dengan menggendong April.

"Hmppp.. Kabar baik." Alice terlihat gugup dan seperti salah tingkah. "Bagaimana kabar anda pak polisi?" tanya Alice kemudian.

"Aku baik." jawab lelaki itu singkat.

"Bagaimana dengan pekerjaan anda dokter, apakah anda kembali bekerja di RS.Elinton setelah permintaan maaf yang disampaikan oleh direktur rumah sakit itu?" Azka masih saja bertanya.

"Saya masih menikmati istirahat yang panjang dari pekerjaan menjadi seorang dokter. Saya tidak kembali bekerja di rumah sakit itu." jawab Alice.

"Hmppp... sampai kapan anda akan beristirahat?" tanyanya lagi.

"Untuk waktu yang tak bisa saya jawab" ujar Alice datar.

"Hmppp...."

"Kakak... aku mau main dulu boleh" tanya gadis kecil yang sepertinya sudah tidak nyaman berada dalam pelukan Azka.

"Ow... iya. Silahkan sayang. Ingat, jangan main terus April harus belajar juga ya!!" kata Azka setelah menurunkan gadis itu dari gendongannya.

"Siap pak polisi!!" kata gadis itu sambil berlari.

Gadis itu pun berlalu dari kedua orang tersebut.

"Sejak kapan anda mulai berkunjung kesini?" kini Alice yang kembali bertanya.

"Sejak semua masalah terungkap, sejak kau tak pernah lagi ke Cyber Police." jawab lelaki itu sambil menatap dalam ke mata Alice.

"Awalnya saya hanya datang kesini siapa tahu bisa bertemu dengan anda tanpa sengaja, namun lama kelamaan saya menjadi simpati pada gadis kecil itu. Akhirnya, saya memilih untuk berkunjung kesini setiap 2 hari." katanya kemudian.

"Saya? maksud anda, saya alasan hingga anda datang kesini?" tanya Alice yang tampak tak mengerti maksud dari perkataan lelaki itu.

"Ya.. Aku sudah pernah menyatakan perasaanku sebelumnya padamu. Namun, kau lebih memilih untuk mendampingi Ronald, aku tidak punya alasan untuk menemui seseorang yang sudah menjadi milik orang lain." Azka kemudian menarik napas dalam. "Gerald menitipkan adiknya padamu, dan aku yakin suatu saat kau pasti akan berkunjung kesini. Untuk itu, aku akhirnya menjadikanmu sebagai alasan untuk datang kesini sampai akhirnya aku benar-benar simpati pada gadis kecil yang membuatku merasa bahwa dia adalah salah satu anugrah terindah yang Tuhan berikan dalam hidup ini." Azka menjelaskan dengan bahasa yang tidak formal, ia memilih bercerita dengan santai agar Alice bisa mencernanya dengan baik.

Alice tak mampu untuk membalas perkataan lelaki itu, ia hanya terdiam mendengarkan setiap penjelasan yang keluar dari mulut Azka.

Sudah 3 Minggu sejak hari itu. Gerald dan tuan besar Markroverd dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, sedangkan Tn.Gilbert dan Tn.Alfred mendapatkan ganjaran 5 tahun penjara karena menjadi bagian dalam kasus tersebut. Sementara untuk kasus perdagangan manusia yang dijalankan Tn.Markroverd tersebut masih dalam proses penyelidikan.

Semenjak hari itu, Alice sudah tidak pernah memunculkan batang hidungnya di kantor polisi lagi. Alice lebih memilih menyibukkan dirinya dengan seminggu sekali berkunjung ke Panti Asuhan untuk menemui Aprilia Celine, adik dari Tn.Gerald dan dia juga sesekali mampir ke rumah sakit tempat ayah Tn.Gerald dirawat. Sejak itu pula ia memilih untuk menganggap April dan ayahnya sebagai titipan yang diberikan Tuhan padanya, saat dia tidak mampu untuk merawat titipan lain yang seharusnya ia rawat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Ronald?" Pertanyaan Azka sontak membuat Alice terkejut.

"Hubungan kami baik" jawab Alice singkat.

"Apa kau benar-benar mencintainya?" tanya Azka lagi.

"Iya" kata Alice dengan cepat dan singkat.

"Hmppp ..." hanya itu yang mampu diucapkan lelaki itu.

"Tidak bisakah kau membuka hatimu untuk sahabatku? dia juga wanita yang cantik dan baik. Kau pasti akan...." Alice tak dapat menyelesaikan ucapannya karena Azka memotongnya dengan cepat.

"Alice, kau tidak akan mampu mengontrol hatimu untuk jatuh cinta sesuai logikamu!!" ucap Azka tenang.

"Kalau aku boleh memilih secara logika, aku akan memilih Viona. Dia wanita cantik, tegar, mandiri, rajin dan pekerja keras, aku yakin akan hidup bahagia dengan perhatiannya. Tapi hatiku sejak awal telah memilih anda dr.Alice Valencia, aku tidak bisa menyuruh hatiku untuk berhenti mencintaimu." jelasnya.

"Maaf Azka, tapi pernyataanmu sungguh membuatku tidak nyaman. Berhentilah mengatakan hal bodoh seperti itu di depanku. Aku memiliki kekasih, dan aku sangat mencintai Ronald. Kau juga harus tahu, kalau aku tidak ingin mendengar lagi pernyataan bodoh seperti tadi, karena itu sangat menggangguku. Aku harap kau dapat mengerti!!" Alice mengakhiri kata-katanya, kemudian berlalu dari hadapan lelaki itu.

Seseorang yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka berdua hanya bisa menarik napas dalam, dan mengutuki dirinya sendiri ia merasa bersalah pada dirinya 'maafkan aku, jika karena aku kau harus seperti ini'....

....

Catatan Penulis:

Selamat mlm Sabtu....

Hanya bisa up segini... Maaf ya,, mohon tunggu kelanjutannya...

๐Ÿค—๐Ÿฅฐ