"Atau kalau perlu kita kawin lari." Lean menggenggam Rein dan menatap penuh harap.
Rein mengerjab mendengar ucapan Lean. Seketika dia mendorong pundak lelaki itu dan membuang muka. "Jangan ngomong aneh-aneh, dong!"
"Loh kenapa?" tanya Lean sambil menahan senyuman.
"Ya itu bukan solusi. Itu nambah-nambahi masalah."
"Bukannya hidup emang buat bikin masalah?"
Seketika Rein menoleh dan mendapati Lean tersenyum jail. "Ih!! Lo ngerjain gue, ya?" Rein memukul dada Lean berkali-kali.
"Hahaha!" Lean tertawa terbahak karena berhasil mengerjai Rein. "Mana mungkin gue ajak lo kawin lari. Gue pengen pernikahan kita nanti megah dan semua harus tahu kalau lo jadi istri gue."
Pipi Rein seketika bersemu mendengar perandaian Lean itu. "Emang mau nikah sama gue? Belum-belum aja udah mikirin nikah."
Lean menggenggam tangan Rein dan mencium punggung tangan gadis itu. "Mau, dong, Sayang. Gue serius sama lo."