"Bang, Bang Reno bangun." Indira mengguncang tubuh kekasihnya yang telah kaku. "Abang," lirihnya sambil memeluk jasad yang sudah dikapani. Air matanya sudah bertumpah ruah membasahi wajah.
Belum lenyap duka yang menerpa, kini telah datang masalah baru. Indira di hadapkan pada sebuah pinangan seorang pria. Ibu dan ayah yang mengkhawatirkan Indira, terus saja membujuk agar dia mau menerima. Mereka khawatir melihat Indira yang terlalu larut dalam kesedihan.
"Saya adalah takdirmu yang diridai Allah. Terima dan cintai saya sesuai kemampuanmu. Ikhlaskan hati, karena menolak hanya akan merusak keimanan." Abimana Rahardian Dewangga.
"Allah lah Sang Pemilik Segala, jika kau inginkan hatiku, berdoalah untukku dan aku akan berdoa untukmu." Indira Pitaloka.
*Bagaimanakah Indira akan menjalani sisa hidupnya bersama Abimana?
Pria misterius yang tegas tak terbantahkan itu memaksa Indira untuk menyerahkan sagalanya. *Apakah dia akan dapat menerima keberadaannya?