Chereads / Chronicle: His Bloody Bride / Chapter 2 - Sebuah peta

Chapter 2 - Sebuah peta

"Sage."

"Baiklah, ayo kita mencari sesuai peta ini," Tansy memimpin kali ini dengan kertas peta yang diberikan senior kepadanya memegang surat berisi peta arah yang dituju. Mata Olea melihat kearah senior dan melihat Shae yang masih menatapnya.

'Apasih kenapa perasaanku tidak enak seperti ini?' batin Olea bergumam.

Mereka pun berjalan menuju arah peta yang tertulis, "Olea, apa kau ada hubungan dengan senior?" Tanya Sage pada Olea dengan mencari tahu rasa penasarannya kini.

"Ah tidak, memangnya kenapa?" jawab Olea dengan datar.

Tansy menjawab dengan menimpali, "senior bernama Shae itu sedari awal ia tidak pernah menyapa kami, tapi ketika kau datang ia berbeda."

"Iya itu benar sepertinya kau di incar oleh dia" Sahut Sage dengan memegang pundak Tansy.

"Apasih kalian?" Olea pun mendengus dengan jawaban singkat dan memegang tangan Tansy dan Sage.

"Disini tempatnya," Jawab Tansy dengan lugas dan membuka pintu perpustakaan.

"Kenapa terlihat sepi, apakah semua mahasiswa dan mahasiswi jurusan kita di pencar?" Tanya Olea kepada Tansy dan Sage.

"Sepertinya iya, lagipula ini kan universitas mewah dan hanya setingkat CEO dan keluarga bangsawan yang mendaftar disini dan juga mulai hari ini kita akan masuk asrama bersama."

"Memangnya kita akan satu ruangan?" Tanya Sage dengan manja.

"Kedua orangtuaku memiliki saham di universitas ini, jadi aku akan bersama kalian di dalam satu ruangan asrama," Jawab Tansy dengan aksinya yang mulai sombong bak sinis dengan senyumnya yang tersirat tipis.

"Whoaaa kau anak CEO?" Tanya Olea dengan sumringah.

"Kau ini memalukan! kau Olea Lace The Belle kan? Anaknya Rue Crown The Belle CEO paling terkaya ke 3 dalam daftar pengusaha konglomerat, dan kau Sage kau anak dari CEO properti ke 10 terkaya dalam daftar pengusaha properti setiap tahunnya."

"Kenapa kau mengetahuinya?" Tanya Olea dengan penasaran kepada Tansy.

"Karena aku anak CEO no.1 daftar pengusaha konglomerat di Jepang, dan aku pindah ke Korea karena ayahku sedang ada tugas bisnis disini," jawab Tansy dengan cepat dan menyibakkan rambutnya dengan kibasan cantik.

"Tapi kau terlihat lancar bisa berbicara Bahasa korea?" Tanya Olea kembali dengan singkat sembaring berjalan mengikuti Tansy dan Sage.

"Karena ibuku orang Korea dan menikah dengan ayahku yang berdarah Inggris."

"Ayahku juga berdarah Inggris, sepertinya kita sama," jawab Olea kembali dihadapan Tansy dan Sage.

"...."

"Ini, ketemu bukankah ini kotaknya?" Tanya Tansy menemukan sebuah kotak besar berwarna merah dengan kotak terkunci gembok berukuran kecil berbentuk cinta."

"Ini ada suratnya," Sage menunjuk kepada selembar kertas.

Dengan cepat Tansy membuka kertasnya dan Tansy nampak bingung untuk membahasnya, "Olea ini adalah tugas untukmu."

Sebuah surat yang berisi :

Halo,Group bernama Olea Lace The Belle ikuti petunjuk ini dan temukanlah aku, Jangan bawa temanmu dan hanya kau sendiri.

Secret someone.

"Apakah kita perlu mengikutinya?" Tanya Sage dengan bertanya kepada Tansy dengan ketakutan.

"Olea," panggil Tansy yang masih menatap Olea dengan tatapan tajam.

Olea pun memegang kertas itu, "biar aku saja, kalian tunggulah disini, tidak apa-apa ini hanya inisial saja."

Terlihat Sage dan Tansy saling bertatap dan saling berpegang tangan. menunggu intrupsi Olea yang menyuruh untuk diam di perpustakaan.

Olea melanjutkan perjalanan sendiri, mengikuti arah peta yang sesuai surat itu tertulis.

Wajahnya mencari lorong, terdapat sebuah tempat yang terletak dibelakang sekolah seperti gudang usang.

Uhukkk… uhukkk

'banyak sekali debu disini,' imbuh hatinya membatin, kedua matanya melihat disekitar banyak meja dan barang berdebu bekas universitas yang usang.

Grebbb….

Suara tangan kekar dan sebuah saputangan yang kilat mengunci bibir Olea dengan cepat dan sigap serta menutup hidung Olea yang sangat membuatnya sesak dan pusing.

Ia membekap mulut Olea dan mengikatkan kain serta tali sehingga mulutnya kini tidak dapat berbicara bahkan berteriak, terdapat seorang pria memakai topeng dengan senyum yang menyeringai.

Kedua mata Olea mulai menangis dan panik dengan tali tangan yang terikat dan tersungkur diatas lantai berdebu, pekat dan gelap disini.

"Hmm…hmm," suara teriakan Olea yang terbekap membuatnya semakin gemetaran dan ketakutan.

"Olea Lace, namamu sangat cantik dan secantik wajahmu hahahaha," ucap pelan pria bertopeng hitam yang memulai membuka satu persatu kancing seragam milik Olea dengan paksa.

Pikiran Olea benar benar kacau, teriakannya tidak terdengar sedangkan dirinya saat ini membutuhkan pertolongan.

Pupil mata pria itu bertemu dengan kedua iris mata Olea, kini sosok pria di hadapan matanya membuka rok miliknya dengan aksi cepatnya, terlihat hanya pakaian dalam miliknya kini menempel dan sosok pria bertopeng hitam dihadapan-nya mulai melancarkan aksi jahatnya hingga membuat Olea bertelanjang bulat dan berteriak kesakitan.

1 jam kemudian

Tangisan Olea memecah dan meminum air yang diberikan secara paksa pria bertopeng ini, lelah kotor dan mengantuk, 'ini obat tidur' gumam Olea sembaring menangis.

"Jangan pernah mengatakan hal ini kepada siapapun, jika kau mengatakan ini maka kau akan kubunuh, paham? Aku akan memakaikan kembali baju seragammu dan aku akan membuka talinya. Tidak ada bukti apapun jika tragedi ini ada pelaku, jadi kau temui temanmu kembali dan jangan pernah katakana apapun akan tragedi ini."

Olea pun mengangguk dan hanya bisa menuruti pria jahat bertopeng hitam dihadapannya dan bangun dengan tubuh yang bergetar kesakitan, merasakan linu dan sakit yang luar biasa.

'Pria ini memperkosaku dan akupun tidak bisa berbicara apapun karena tidak ada cctv yang menjadi saksi kejadian ini,' gumam Olea menjerit merasakan kesakitan mendalam dihatinya.

Kejadian ini sangat cepat tetapi detik demi detik semuanya berproses pada diri Olea.

'Tubuhku rusak!' pikiran Olea kembali menggerutu.

Olea pun berjalan dengan kaki yang pincang, seluruh tubuhnya terasa getir dan perih serta linu sangat menyayat.

"Tubuh ini sangat sakit, perih luar biasa dan aku pertama kalinya, ibu…ayah…" Olea berjongkok dan menangis dengan frustasi yang luar biasa.

"Olea, apakah itu kau?" Teriak Tansy dengan berlari panik.

Olea mengangguk dan memeluk Tansy dan Sage, dan pelukannya lagi lagi melihat pria bertopeng dari kejauhan dengan menunjukkan pisau dan memakai topeng hitam dengan menyeramkan, Olea pun mengangguk.

"Ini kuncinya," Olea memberikan kunci kotak yang diperlukan kepada Sage dan Tansy.