Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 19 - Memohon Lah

Chapter 19 - Memohon Lah

"Be a good woman, then I will take care of you!"

_Hans Matthew (Quotes)_

๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅย 

"Wah wahh hebat Achiera grey,"-Hans menepuk tangannya-"kisah cinta yang sangat mengharukan. Ketika di antara salah satu dari kalian kesusahan, yang satu-nya lagi akan membantu, sama hal-nya ketika kau butuh darah, dia tanpa sungkan mendonorkan darahnya sebanyak mungkin. Dan ketika dia butuh uang, maka kau sebagai wanita yang sangat mencintainya rela menjual diri untuk itu!! kisah cinta kalian itu, sangat-sangat menakjubkan membuat aku sungguh terharu. Sampai datang diam-diam untuk menjenguk dan mengirim bunga ini." beber Hans.

Ia mengambil bunga yang dipegang Achiera. "Apakah bunga ini se-harum itu sampai kau enggan melepasnya?" tanya Hans.

Ia melihat bunga itu, sambil menelitinya,ย 

Hans tak kuasa lalu melemparkan bunga itu dan menginjaknya.

"Tidak pernah ada seorang pun yang berani mengkhianatiku, tapi kau? kau berani mengkhianatiku bahkan di depanku! jalang...!!! kau akan menerima akibatnya jika bermain-main denganku!" hardik Hans sambil mendorong Achiera ke tepi ranjang.

"Hans, kau sakit jiwa," ucap Achiera menahan kesakitannya.ย 

Mendengar perkataan Achiera yang di luar prediksi Hans itu menimbulkan emosi Hans yang amat besar.

"How dare you said I'm a psycho Achiera? akan ku habisi kau!!!" ancam Hans dan langsung mencekik Achiera..

Dexter yang saat itu datang akibat dari laporan Liu, segera menghentikan Hans yang sedang mencekik Achiera itu.

"Hentikan Hans! kau menyakitinya!!!" teriak Dexter dan langsung menarik tangan Hans.

"Dia baru saja sembuh, kau dapat membahayakan nyawanya kalau kau terus menyiksanya!!!" lanjut Dexter.

"Dexter ini bukan urusanmu, pergilah!" jawab Hans dingin.

"Ini di rumah sakit, dan lagi pula dia adalah pasienku, keselamatannya adalah pioritasku." jawab Dexter tegas.ย 

"Dexter...!" teriak Hans yang bertambah emosi karena sifat Dexter yang mencoba sok jadi pahlawan.

"Ini bukan urusanmu! kalau kau masih terus mencoba sok jadi pahlawan buatnya, jangan salahkan aku kalau aku tidak akan sungkan lagi menghancurkanmu dan melupakan persahabatan di antara kita!!" ucap Hans dan menarik tangan Achiera dengan paksa membawanya keluar dari rumah sakit itu.

Sesampai di rumah, Hans masih tetap menarik paksa tangan Achiera dengan kuat membawanya naik ke kamarnya. Sesampainya di kamar Hans melempar Achiera membuat wanita itu terjatuh di lantai, hal itu menyebabkan bekas jahitan operasinya terbuka sedikit. Perban pembungkus lukanya semakin memerah, akibat darah yang keluar yang membuat Achiera merasakan perih.

"Katakan padaku, apakah kalian sering bertemu diam-diam di belakangku? apa yang kalian lakukan tanpa sepengetahuan aku? jangan bilang, kalian sering tidur bersama tanpa sepengetahuan ku! iya?" tanya Hans dengan suara kuat dipenuhi emosi.

Achiera terdiam tanpa kata, karena dia sendiri pun tidak tau mau menjawab apa, lebuh tepatnya dia tidak berminat untuk menjelaskan apa pun pada Hans.

Melihat Achiera yang tidak ada niat untuk menjawab, emosinya semakin naik, dengan kasar dia menjambak rambut panjang Achiera. "Aku bertanya padamu, kau harus menjawab!!! jangan paksa aku membuatmu jadi tidak bisa bicara, Achiera Grey!" ancamnya.

Suara kuat Hans itu terdengar sampai ke kamar Hazel, dengan sangat antusias Hazel pergi melihat pertunjukan yang sangat mengasikkan baginya itu.

"Hans lepaskan tanganmu, kau menyakitinya," teriak Hazel berpura-pura simpati. "Lihat dia berdarah dan dia semakin pucat, dia baru saja mengalami kecelakaan Hans. Jika kamu terus memukulnya dia bisa mati," lanjut Hazel.

"Benarkah? Apa aku menyakitimu, sayang?" Hans berbisik di telinga Achiera.

"Kalau begitu kenapa kau tidak memohon padaku, sama seperti yang sebelumnya!!! memohon untuk naik merangkak ke ranjangku. Ayo Achiera memohon!!" bentak Hans lagi.

"Memohon padamu, supaya kau perlakukan aku layaknya binatang peliharaan?" ucap Achiera setelah mengumpulkan segenap tenaganya untuk berbicara.

Mendengar jawaban Achiera itu, emosi Hans benar-benar mencapai puncak kemarahannya, dia mengepal tangannya karena tak kuasa menahan amarah yang membara, lalu melayangkan pukullan itu tepat di wajah Achiera membuat kepala gadis itu terjatuh kuat ke lantai.

Kesadaran Achiera sedikit demi sedikit berkurang.

"Damn!!! Aku lost kontrol!!! tetaplah di sini dan belajarlah dari kesalahanmu," ucap Hans lalu pergi tak lupa dia mengunci kamar itu dari luar.

"Bagi siapa pun yang ada di sini, jangan ada yang berani membuka pintu untuknya dan memberi dia makan sampai dia memohon sendiri meminta makan dariku" teriak Hans sengaja menguatkan suaranya sebelum dia pergi meninggalkan pintu kamar itu. Achiera yang sudah mulai kehilangan kesadarannya itu bisa mendengar dengan jelas.

๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ

Entah sudah berapa lama Achiera tertidur di lantai,ย dia sendiri pun tidak tau, yang jelas ketika dia pulang dari rumah sakit matahari masih sangat panas belum menunjukkan akan terbenam dan sekarang ketika dia terbangun matahari sudah sangat terik.

"Astaga ... tertidur di lantai membuat semua badanku terasa beku, kedinginan!" desis Achiera yang mencoba untuk bangkit berdiri itu.

Badannya sangat lemah, tidak memiliki energi yang cukup bahkan untuk berdiri saja. Ditambah lagi, dia merasa perutnya sangat lapar keroncongan, terakhir dia makan pagi hari saat masih di rumah sakit.

Tapi Achiera bukanlah wanita biasa, dia tidak akan pernah menyerah pada keadaan yang dialaminya. Sekuat usaha, dia akhirnya bisa bangkit dan membersihkan tubuhnya juga mengganti perban yang sudh berlumur darah itu.

Dia memoles sedikit make-up ke wajahnya yang memar akibat pukulan Hans, agar memarnya tidak terlalu nampak.

Hazel membuka kuat pintu kamar Achiera, sontak Achiera menjatuhkan kuas make-up nya sangkin kagetnya.

Tanpa merasa bersalah Hazel berkata; "wah hebat ya Achiera, apa kau berencana untuk menggoda Hans lagi dengan make-up mu dan mencoba untuk menarik perhatiannya lagi?" ucap Hazel. ia berdiri di depan pintu kamar Achiera sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Apakah Anda sudah selesai berbicara Nona Hazel? sekarang tolong keluar dari kamar saya!" perintah Achiera sambil mengutip kembali kuas make-up yang terjatuh..

"Heiii.... apa katamu? kau menyuruh aku keluar? kau hanya seorang jalang yang tidak tau malu, merangkak naik ke ranjang tunanganku!! berani sekali kau menyuruhku keluar, aku nyonya di rumah ini...!" ucap Hazel marah.

"Sayang sekali, aku tidak tertarik tentang siapa yang akan menjadi nyonya di rumah ini. Anda lebih baik keluar dari kamar saya, karena itu baik untuk diri mu!" balas Achiera dengan menatap tajam wanita yang berdiri di pintunya itu.

"Lantas, apakah aku harus takut? aku hanya ingin mengingatkanmu, akulah wanita satu-satunya yang berhasil merebut hati Hans, tidak dulu bahkan sampai sekarang! dan jangan katakan kau tidak tau, apartemen ini sengaja dibeli Hans dengan hasil kerja kerasnya di awal usaha dia meniti karir, hanya untukku dan di desain khusus sesuai seleraku. Jadi kalaupun ada yang harus keluar yaitu kau!!" ucap Hazel menyombongkan diri.

"Aduh nona Hazel, rumah ini memang khusus buatmu di belikan oleh Hans, tapi thau kah kau? akulah perempuan pertama yang dibawanya ke dalam rumah ini! tidak hanya itu, kami bahkan menghabiskan setiap malam indah kami di kamar utama rumah ini, dan ... malam pertamaku pun juga direnggutnya dengan sangat bergairah tanpa mengingatmu di dalam ranjang ini," ucap Achiera sambil duduk dengan sengaja di ranjang empuk ukuran size king itu dan melebarkan dua tangannya memanjang ke sisi ranjang.

"Lantas Nona Hazel yang sangat dicintai Hans ini, bisa sombong apa? di rumah ini kami makan dan mandi bersama, bahkan dia memasak untukku. Dan lihat sekarang dirimu yang katanya nyonya di rumah ini, kenapa seorang nyonya masih tidur di ruang tamu sementara jalang ini masih tetap di kamar utama?" Achiera tersenyum sinis dan melipat kedua tangan di dadanya.

Hazel murka mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Achiera, dari pintu dia bergegas mendekat ke arah Achiera dan mencoba mendorongnya, dengan sigap Achiera menghindar dan seketika Hazel yang terjatuh.

"Achiera jalang ....!!" dalam kesakitannya Hazel masih bisa menjerit.

"Dalam hidup ini aku sudah melalui banyak sekali yang namanya penderitaan, setiap langkah kakiku itu menjalani bara api yang membakarku, hingga tercipta aku yang tidak memiliki perasaan. Aku juga sering menemui orang-orang seperti mu ini,"-Achiera berjongkok ke arah Hazel yang terjatuh dilantai itu-"berpura-pura lemah agar di kasihani" terang Achiera.

"Jika kau ingin menyiksaku, aku akan membuat mu melihat apa itu arti dari kata kasihan!!!!" ancam Achiera.

"Dasar jalang sialan, kau pikir kau bisa mengancam aku?" teriak Hazel dan mencoba bangkit.

"Nona Hazel aku tidak mengancammu, kalau kau ingin terus melakukan kehendakmu, silahkan saja! tetapi jangan katakan aku tidak memperingati mu!!" balas Achiera, tatapan matanya sangat tajam ke mata Hazel.

"Sayangnya kau belum mengenali aku Achiera!" ucap Hazel dan tidak berhenti untuk mencoba menyakiti Achiera, dengan tenaga yang telah di kumpulkannya dia ingin menampar Achiera tapi lagi dan lagi tamparan itu berhasil dicegah oleh Achiera.

Achiera yang saat itu telah menahan emosi-nya tiba-tiba mendaratkan sebuah tamparan kuat untuk Hazel, dan membuat wanita itu memekik kesakitan.

"Ada apa ini....??"

Dengan kompak Achiera dan Hazel melihat ke arah sumber suara itu.