Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 20 - Di tenggelamkan

Chapter 20 - Di tenggelamkan

"Forgive me, but my hate is so deep, force me to revenge!"

_Hans_Matthew_

๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ‘ฃ

"Hans..." panggil Hazel dan langsung berlari menjatuhkan dirinya kepelukkan Hans. "Achiera memukulku, dia menamparku!!" lanjutnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Hazel kenapa kau bisa ada di kamar Achiera?" tanya Hans dingin.

Sejenak Hazel diam memikirkan jawaban apa yang akan dikatakannya, karena semua terjadi di luar prediksinya, ini masih siang tetapi Hans sudah pulang.

"Sebenarnya aku takut untuk mengatakannya, aku takut nanti kau akan menyiksanya lagi. Aku kasihan padanya," ucap Hazel memulai perkataannya.

Mata Achiera terbelalak mendengar pengakuan palsu dari mulut Hazel.

'Ternyata wanita ini lebih berbisa dari ular,' batin Achiera.

"Katakanlah, tidak perlu iba pada orang yang tidak pantas menerimanya, Hazel!" ucap Hans sambil melirik ke arah Achiera.

"Tadi itu, Achiera menjerit-jerit dan menggedor-gedor pintu dengan sangat kuat, dia meminta untuk keluar. Aku dengan terpaksa membuka pintu itu dan bertanya kenapa dia menggedor-gedor pintu, dengan kasar dia malah mendorong aku, lihat tanganku terluka akibat ulahnya," ucap Hazel sambil menunjukkan luka di tangannya, tak lupa dia mengeluarkan air matanya.

"Achiera berkata ingin pergi keluar makanya dia make-up," lanjutnya lagi terus terisak.ย 

Hans melepaskan Hazel dari dadanya dan berjalan mendekat ke arah Achiera. Dengan rasa simpati yang penuh kepalsuan, Hazel berusaha mencegah Hans.

"Hans, tolong jangan sakiti dia lagi. Dia wajar ingin keluar karena dia butuh udara segar. Lagi pula, dia itu memiliki teman dan pergaulannya. Biarkan dia bebas Hans," pinta Hazel.

"Apakah yang Hazel katakan itu benar Achiera? kau ingin pergi keluar dan mencoba melawan aturanku?" katanya sambil berjalan mendekat ke arah Achiera.

"Kenapa tak berbicara? Bukan kah tadi kau sangat berani menggedor-gedor pintu ini ingin keluar? di mana keberanianmu yang tadi itu?" tanya Hans bertubi-tubi.

"Kau semakin terlihat sangat cantik dengan polesan make-up di wajahmu? apakah kau dan Steven-mu itu berencana berkencan?" tanya nya lagi.

"Jika anda sudah tahu, tuan Matthew buat apa anda bertanya lagi?" Jawab Achiera kembali dingin.

"Jadi ternyata benar, dasar gadis sialan kau!" bentak Hans.

"Kau akan tau upah dari melawanku!!!" lanjutnya sambil menarik tangan Achiera.

Hans membawa Achiera ke ujung lorong jendela kaca yang langsung mengarah ke balkon.

"Achiera, kau selalu menguras emosi, kau harus sadar diri, aku lah boss nya bukan kau!! jadi kau yang harus menuruti perintah ku!!" ucap Hans sambil mendorong kasar Achiera keluar lalu mendesaknya ke ujung balkon.

"Sekarang aku minta kau berkata jujur, kenapa kau ingin melawanku? apa kau lupa tentang kontrak perjanjian yang telah kau tanda tangani?" tanya Hans sambil menarik dagu Achiera.

"Katakan padaku sejauh mana hubunganmu dengan Steven? apakah dia sebegitu kau cintai hingga kau berani untuk memberontak dengan ku sekarang?" lanjutnya bertanya.

Achiera diam seribu bahasa, dan sama sekali tidak ada niat untuk menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Hans. Melihat sikap diamnya Achiera membuat Hans semakin marah.

"Jawab Achiera, atau aku akan melemparmu ke bawah? lihat kolam renang itu, itu sangat dalam! kalaupun kau seorang ahli berenang, tetap tidak akan selamat, karena jarak dari balkon ke kolam renang itu sangat tinggi, kepalamu juga bisa pecah akibat terbentur ubin pinggran kolam renang itu. Kau akan mati mengenaskan!! sekarang menurutlah dan jawab!" bentak Hans lagi.

Kepala Achiera mengarah ke bawah dan menatap ngeri kolam renang yang sangat luas dibawah itu. Achiera bergidik karena dia memang tidak bisa berenang. Namun, dia tidak akan mau memohon pada lelaki ini lagi.

"Tidak ada yang perlu aku jelaskan padamu tuan Hans, dan kau boleh melakukan apa pun sesuka mu!!" akhirnya Achiera berhasil membuka mulutnya.

Emosi seketika memenuhi hati Hans mendengar jawaban dari mulut Achiera, bukan memohon belas kasihan malah seolah tidak takut apapun. Tindakan Achiera ini sangat tidak bisa di toleransi lagi.

"Kau wanita yang tidak tau di untung!!" ucapnya dan langsung melempar achiera.

Tubuh Achiera terlempar melayang di udara dan kemudian meluncur ke kolam renang yang dalam itu.

'Steven Grey adikku, kaulah alasan kuatku untuk melakukan hal gila ini, yang mendorongku masuk kebdalam dunia prostitusi yang kejam ini. Namun, jika kau saja menyerah lantas untuk apa lagi aku bertahan? kau yang menjadi penguatku sudah pergi dan sekarang aku tidak punya alasan lagi untuk tetap tinggal. Setidaknya kalau aku mati, aku bisa bertemu denganmu juga mama dan papa. Ferisha dan nenek selamat tinggal, selamat tinggal Kaili, dan teruntukmu Hans, kau pernah memberi warna dalam hidupku, memperkenalkan aku pada warna yang baru, membuatku bahagia, sehingga aku bisa dengan mudahnya mencintaimu dan bahkan sampai sekarang setelah semua siksaan yang kau beri, aku masih tetap mencintaimu,' jerit suara hati Achiera.

Achiera tidak berusaha menyelamatkan diri. Dia merasa bahwa sudah cukup baginya untuk hidup di dunia yang kejam ini. Dia membiarkan tubuhnya semakin tenggelam di dalam kolam renang itu.

Mata Achiera menggelap dan terasa mulai perih. Nafasnya terasa sesak dan paru-paru-nya terasa seperti mau pecah, entah sudah berapa banyak air kolam yang tertelan olehnya.

'Oh Tuhan... Aku akan mati..'

๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ

Hans yang sedari tadi ada di ujung balkon melihat perubahan warna air kolam itu dari warna putih jernih berubah menjadi sedikit berwarna merah tepat di dekat Achiera mendarat.

'Apakah kepalanya benar-benar terbentur oleh ubin pinggir kolam itu?' gumamnya.

Dengan sangat khawatir dia langsung terjun bebas dari balkon ke kolam renang itu.

Ketika Achiera sudah sampai di titik kehilangan kesadarannya, terdengar ceburan lain yang tak kalah kerasnya di kolam renang yang sama dengannya. Tapi Achiera tidak terlalu kuat untuk bisa melihat siapa yang terjun ke kolam itu untuk menyelamatkannya.

Lengan Hans yang kuat merengkuhnya dan mengangkat tubuh Achiera dan membawanya kepermukaan dasar kolam. Achiera benar-benar sudah kehilangan kesadarannya saat Hans menariknya ke darat dan membaringkannya di pinggiran kolam.

Hans menekan dada Achiera dengan sangat ahli, tangan kuat itu terus menekan dengan meletakkan kedua telapak tangan yang saling tumpang tindih. Namun, Achiera tak kunjung berhasil bernapas dan sadar setelah dilakukan resusitasi jantung paru.

Segera Hans memberikan nafas buatan padanya, dan hal itu berhasil membuat Achiera batuk hingga aliran air yang tertelan keluar. Achiera memuntahkan banyak air dan terbatuk-batuk kesakitan, paru-parunya masih terasa panas dan nyeri. Achiera tersadar sedikit dan segera ingin melihat siapa penolongnya.

"Panggil Dokter cepat!!! kenapa kalian diam saja?" jerit Hans.

Achiera segera mengenali suara dominan yang terlalu suka memerintah itu.

'Itu Hans, tapi kenapa lelaki itu menyelamatkannya? Bukankah tadi lelaki ini ingin membunuhnya?' tanya Achiera pada dirinya sendiri.

๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ

"Bagaimana dia?" tanya Hans dingin begitu melihat Dexter selesai menanganinya.

"Paru-parunya kemasukan cairan dan aku telah berhasil menanganinya," jelas Dexter.

"Kau sendiri, apakah kau tidak apa-apa? terjun bebas dari lantai 4 seperti itu hanya untuk menyelamatkan seorang wa--"

Dexter menghentikan ucapannya ketika melihat mata Hans melirik tajam ke arahnya, lalu menarik handuk untuk menggosok rambutnya yang basah.

"Jangan berpikir yang aneh Dexter, tugasmu hanyalah memeriksanya bukan mengintrogasi aku!" ucap Hans lalu membuang handuk yang mengeringkan rambutnya.

"Tadinya aku memang benar-benar ingin membunuhnya, tapi setelah aku pikir lagi, aku belum cukup untuk menyiksanya dan aku belum mengizinkan dia untuk mati," lanjutnya.

"Hans bukankah terlalu keterlaluan padanya?" tanya Dexter, dia tersentak mendengar pengakuan Hans itu.

"Dia pantas mendapatkannya sebagai upah dari dosa orangtuanya di masalalu, dan aku tidak akan berhenti sampai aku melihat dia dan semua keturunan Stevanus Grey menderita!!"

"Tapi Hans--" ujar Dexter.

Hans segera menyeka perkataan Dexter. "Ayolah Dexter, apakah ini tidak terlalu menyenangkan? aku menarik wanita itu ke sisiku, berpura-pura jatuh cinta padanya, memperlakukannya dengan baik. Dan lihat betapa naif-nya dia0 dengan mudahnya menaruh hati padaku dan jatuh cinta padaku. Dan kehadiran Steven itu membuatku leluasa menyiksanya dengan berpura-pura cemburu yang sebenarnya sedikit pun aku tidak peduli. Aku Hans Matthew seorang lelaki yang berhasil membawa Matthew group menjadi Perusahaan berkelas Internasional hanya dalam 3 tahun dan menduduki salah satu perusahaan terbesar di dunia, jatuh cinta pada seorang gadis kecil seperti Achiera? Hahaha Achiera yang malang, ini belum seberapa!" tawa Hans meledak mengisi ruangan itu.

"Hans aku harap suatu hari nanti kau tidak menyesal atas perbuatan mu!" ujar Dexter dan langsung berlalu meninggalkan ruangan itu.

Di sudut lorong itu, Hazel yang sedari tadi berdiri bersembunyi berhasil mendengar dengan jelas setiap perkataan Hans.