Chereads / Cinta Untuk-Ku dan Untuk-Mu / Chapter 7 - Bab 7 Kue

Chapter 7 - Bab 7 Kue

Meggy yang melihat Nara keluar dari ruangan tersebut, terburu buru menghampiri.

Meggy, " Jadi ada apa ra ?"

Nara, " Ya, biasa...tindakan orang kaya yang menekan orang miskin kayak kita !", dengan acuh meninggalkan Meggy yang bingung gak ngerti.

Tanpa mereka sadari percakapan mereka terdengar oleh Iqbal, namun ia tidak ambil pusing dan langsung meninggalkan kafe tersebut menuju kantor kembali.

========

Sesampainya dirumah Nara masuk dengan tidak lupa mengucap salam "Assalamualaikum, buk Nara pulang", Nara langsung menuju kamarnya seperti biasa, namun setelah Nara masuk kamar dan berganti baju Nara tidak mendengar aktivitas ibu dirumah. Narapun mencoba mencari ibu dikamar, didapur, tapi tetap tidak menemukan ibunya. "ibu..ibu.." panggil Nara dengan suara yang mulai panik.

" ibu...ibu...!". Ketika Nara tidak menemukan ibunya disekeliling rumah, air matapun mulai menetes dari sudut mata Nara sambil bergumam, "ibu jangan tinggalkan Nara....", kemudian terdengar suara yang tidak asing menyapa Nara.

" Nara...kenapa menangis?", ibu bertanya dengan khawatir melihat keadaan Nara dilantai yang kacau. Mendengar suara sang ibu Nara mengangkat kepala menatap ibunya. "ini benar ibu kan?, ibu baik-baik saja bukan?, ibu jangan tinggalkan Nara!", ia berdiri dan melangkah untuk memeluk ibu dengan erat.

Ibu, "ibu tadi belanja ke warung beli bahan kue pesanan bu broto, tapi ibu lupa kunci pintunya, soalnya bu broto pesan kuenya buru -buru untuk malam ini !", ibu menjelaskan pada Nara putri semata wayangnya.

Nara," Nara takut, ibu ninggalin Nara seperti bapak yang pergi tanpa pamitan pada Nara ".

ibu, " kamu sudah besar tapi masih aja kayak anak kecil, kematian itu rahasia Allah SWT jd kita tidak boleh takut, karena hal itu pasti terjadi dan manusia tidak ada yang pernah siap jika ditanya ". ibu memeluk erat putrinya itu dan lanjut berkata dengan lembut, "kalau ada orang lain yang melihat kamu seperti ini maka pamor gadis berani, cuek dan sederhana akan luntur ", ibu tersenyum dan Nara masih dengab posisi memeluk ibu, "Nara gak peduli dengan pendapat orang lain bu". dengan wajah manja.

ibu, "sudah ah acara peluk peluknya, ibu harus cepat buat kue pesanan bu broto, soalnya acaranya jam 5, jadi harus diantar sebelum jam 5..".

Nara, "oh iya bu, Nara sudah diterima kerja di minimarket yang pernah Nara ceritakan dan jam 5 nanti masuk kerjanya dan jam 11 malam baru pulang jadi kuenya bisa Nara aja yang antar ke rumah bu Broto, gimana?"

Ibu, " bagus juga, tapi kamu gak apa apa pulang ampek jam 11, ibu khawatir", wajah ibu menunjukan ekspresi cemas pada putrinya.

Nara," insyallah gak apa apa buk, ini kota besar bahkan sampai pagi pun masih ramai, kan doa ibu selalu untuk Nara",

Ibu, " baiklah, udah ayo bantu ibu buat kuenya", kedua ibu dan anak itu saling membantu dan mendukung kegiatan masing masing.

=========

Setelah kejadian di kafe Iqbal tidak kembali ke kantor tetapi pulang ke rumah karena ada panggilan dari ibunda tercinta.

Iqbal, " ada apa ma?", tanyanya pada ibunya yang sudah menyambut di depan pintu utama dan mereka menuju ruang keluarga. Dan Mama memberikan segelas air putih sebelum menjawab pertanyaan Iqbal.

Mama, " tadi mama terima telpon dari Selly dan dia menangis, mama bingung kenapa kamu memutuskannya?", dengan lembut mama menjawab dan balik bertanya pada Iqbal.

Iqbal, "Apa sepenting itu sampai mama menyuruh Iqbal pulang ?"

Mama, "sebenarnya bukan itu saja, hari ini adalah acara 1000 hari papa kamu, makanya mama menyuruh kamu pulang lebih awal, kalau masalah Selly itu hanya tambahan saja, dan mama tidak berniat mencampuri pilihan kamu, pesan mama cuma satu jangan pernah kamu sakiti wanita karena mama kamu seorang wanita", tetap tersenyum walaupun beliau menyimpan banyak duka dalam hatinya terkait kematian suaminya dalam kecelakaan, dimana jasadnya ditemukan bersama seorang wanita. "ya sudah, kamu bersihkan diri dulu, acara pengajiannya dimulai jam 5", sang ibu meninggalkan Iqbal dengan wajah penuh duka.

Iqbal tidak mau berdebat dengan sang ibu, karena ia tau betul apa yang dirasakannya. iapun melangkahkan kaki ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak sebelum acara dimulai.

setelah membersihkan tubuhnya ia mengambil posisi duduk disudut tempat tidur sambil bersandar dibantal dan mulai memejamkan mata, tiba-tiba dia terngiang kalimat "tersenyum itu ibadah", Iqbal kaget dan hampir terjatuh dari tempat tidur "oww" jeritnya keras.

"Iqbal ada apa?", suara mama datang dengan buru-buru mendengar jeritannya.

"oh anu ma, tadi Iqbal ke injak kecoak", jawab iqbal dengan gugup dan malu takut ketahuan berbohong.

"duh kira mama ada apa buat jantungan aja", ucap mama kesal sambil berlalu keluar kamar, Iqbal hanya bisa meringis. "alhamdulillah" ucapnya.