Chereads / Cinta Untuk-Ku dan Untuk-Mu / Chapter 12 - Bab 12 Mengenalnya

Chapter 12 - Bab 12 Mengenalnya

Muncul rasa sombong dalam diri Rangga, ia tampan, memiliki pekerjaan dan jabatan, banyak wanita yang menginginkannya. Kalau cuma seorang Nara, pasti bisa menaklukannya. Tersungging sebuah senyum simpul dibibirnya menandakan ia punya rencana untuk perempuan biasa itu.

"Nara kamu mengenal dokter Rangga?", tanya Anti.

"Sepertinya tidak, tapi saya sempat punya kenalan seorang dokter tapi saya lupa siapa nama dan wajahnya, emang kenapa?", Nara balik bertanya.

"Dari tatapannya ke kamu tadi, aku ngerasa dia seperti kenal dengan kamu?", jelas anti

"ah kamu, kebanyakkan nonton drama korea tuh!", Nara lanjut berjalan meninggalkan anti...

======

Keesokan harinya Nara sudah harus memulai magangnya. Setelah memakai jas dokternya ia berkumpul dengan dr. rangga dan anti serta dokter magang lainnya untuk mengecek keadaan salah satu pasien yang mengalami geger otak ringan.

Kamar pasien VIP Iqbal Aldiansyah Broto, itu daftar pasien yang harus dikunjungi Nara langsung bersama dr. Rangga sedangkan yang lain mendapat pasien lain dan harus melapor perkembangannya.

Perawat masuk, diikuti dr.Rangga dan Nara, sebelum masuk Nara sudah melakukan pengecekan terhadap riwayat pasien sesuai yang diperintahkan dr. Rangga.

Ketika masuk Nara cukup terkejut, pasien itu adalah korban kecelakaan yang dia tolong, namun segera menetralkan rasa keterkejutannya karena dr. Rangga bertanya,

"bagaimana dr. Nara?"

"sesuai hasil Pemeriksaan neurologis menunjukkan fungsi syaraf dan otot bekerja dengan baik, namun jika ditemukan benjolan disekitar kepala untuk memastikan kita bisa melakukan CT Scan, agar dapat diketahui apakah ada pembekuan darah dalam otak atau hal yang lainnya", jelas Nara

dr. Rangga hanya menganggukan kepala, "silahkan di cek!", menunjuk ke Nara

"saya dok!" Narra menunjuk ke dirinya sendiri karena terkejut atas perintah itu.

"baiklah", namun Nara sedikit ragu karena satu pasang mata menatapnya cukup intens sehingga Nara sedikit gugup, "apa dia mengingatku?" dalam hati.

Menarik nafas cukup panjang untuk menghilangkan kegugupannya, melangkah mendekati ke arah Iqbal yang masih memandangnya, dan menekan bagian kepala dengan hati-hati.

"aowww", teriak Iqbal dan menghampaskan tangan Nara yang menekan kepalanya.

"kamu ingin membunuh saya?",

"Tenang, insyallah anda tidak akan mati dengan tindakan saya, malah ini memastikan apakah ada pendarahan atau tidak?", jelas Nara dengan tenang tidak terprovokasi Iqbal yang marah.

"benar pak!", kata perawat yang mengenali Nara sebagai penolongnya.

"jika dr. Nara ingin membunuh anda. Dia tidak perlu repot mengirim anda ke rumah sakit ini!", jelas sang perawat itu sambil tersenyum.

Iqbal dan Nara sama-sama menatap perawat separuh baya itu dalam diam.

"Benar pak!, itu pemeriksaan standar, jika memang anda mengalami sakit yang amat sangat berarti kita harus melakukan pemeriksaan lanjutan bahkan operasi", penjelasan dr. Rangga membuat Iqbal ciut takut.

"operasi!", ulang iqbal, keterkejutannya semakin menjadi karena ia paling tidak suka jarum suntik tetapi ia harus menutupi rasa terkejutnya dengan kata-kata pasrah, "baiklah".

"jika ada keluhan atau ada yang anda butuhkan silahkan pencet tombol ini", akhir kata perawat.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka sang mama bu broto memasuki kamar, dan langkahnya terhenti ketika melihat Nara,

"ini Nara kan, anak bu Asih?

"iya buk, saya Nara", Nara tersenyum sambil berkata pada dr. Rangga "dokter bisa duluan saya akan menyusul", mendengar kata-kata Nara ekspresi Rangga langsung mendung, tanpa berkata-kata lagi meninggalkan ruangan itu. Setelah tubuh itu menghilang Nara kembali melihat ke arah wanita cantik dizamannya itu.