Nara bersepeda dengan terburu-buru untuk mengejar waktu menuju mini market seroja. ah mengingat nama itu teringat lagu lama....
Sungguh manis pasangan nenek kakek ini begitu romantis walaupun dimasa tua.
Akhirnya Nara sampai dihalaman minimarket Seroja tersebut, memang cukup ramai karna memang letaknya, walaupun dipinggiran kota namun dekat dengan perumahan dan beberapa kampus yang cukup terkenal di kota ini.
"Assalamualaikum", sapa Nara saat memasuki minimarket tersebut dan disambut wajah keriput yang penuh keramahan.
"walaikumsalam", sahut sang nenek
"Nara...kesini nak, biar nenek kenalkan pada rekan kamu ini",
"Kanza!", panggil nenek dan munculah gadis mungil, cantik kulitnya putih bersih dan senyumnya sangat manis dan enak dilihat.
"Kanza ini Nara yang akan menjadi rekan kamu di shift ini dan jam 11 kalian berdua boleh pulang!" jelas nenek dan kamipun saling bersalaman dan mengangguk mengerti "iya nek!"
"ok...untuk selanjutnya kalian bisa mengecek barang yang kosong bisa diambil digudang dan diisi buku pengambilan barang yang ada dirak",
"ok nek", sahut kami lagi
"baiklah sekarang saya akan meninggalkan kalian berdua, bekerjalah dengan baik"
=======
2 bulan berlalu Nara menjalani hari-hari seperti biasa dan bertepatan hari ini juga keluar jadwalnya menjadi dokter koas di salah satu rumah sakit swasta di kota ini, sehingga ia harus menyusun jadwal ulang untuk pekerjaan paruh waktunya. Karena menjadi dokter magang tidak menghasilkan uang, bahkan terkadang menghabiskan uang sehingga Nara harud bertahan membagi waktu untuk dapat melaksanakab pekerjaannya dengan baik.
Hari ini Nara harus melapor ke dokter pembimbing, diperjalanan terjadi kemacetan sehingga Nara turun dari sepeda andalannya, ketika ia melihat salah satu korban kecelakaan adalah orang yang dia kenal sekitar 2 bulan yang lalu.
"ha...itukan anak bu broto", kemudian dia memecah kerumunan dan menelpon ambulans, sebelumnya ia mencoba menyadarkan Iqbal yang sudah pingsan mungkin akibat pendarahan dibagian kepalanya yang cukup parah. Wajah tampan itu saat ini hanya pucat dan berlumur darah, Nara hanya bisa menunggu sampai ambulans datang, ketika datang ia langsung membantu petugas membawa ke dalam ambulans, salah satu petugas bertanya "anda keluarganya?"
"bukan...tapi saya kenal keluarganya" jawab Nara tenang.
"kalau begitu anda ikut kami untuk membantu menghubungi keluarganya!", perintah petugas tersebut, Narapun langsung masuk ke mobil ambulans tersebut.
Sesampainya di Rs. Kasih Bunda, Iqbal diturunkan dan mendapatkan pertolongan dari tim medis IGD. Nara yang menunggu diluar bingung siapa yang harus dihubungi, walaupun ia kenal dengan bu broto tetapi dia tidak memiliki no ponselnya. Dia baru ingat saat tadi masuk IGD dia dititipkan jasnya, mungkin ada ponsel yang bisa dia gunakan untuk menghubungi keluarganya, benar saja ada ponsel, membuat wajah Nara yang bingung menjadi cukup bahagia. Ia mencoba mencari nomor dimulai dari kata ibu atau mama, dan akhirnya ketemu.
"Assalamualaikum, bu saya Nara", menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kata-katanya.
"walaikumsalam, iya Nara kenapa kamu menggunakan handphone Iqbal, Iqbal dimana?", tanya ibu sedikit cemas
"Ibu datang aja ke Rs. Kasih Bunda ya bu, nanti Nara jelasin", Nara memutuskan telpon karena takut reaksi bu broto diluar kendali.
Nara kembali meletakkan ponsel ke dalam kantong jas Iqbal, 'ternyata namanya Iqbal' batin Nara.