Chereads / Takdir Yang Ku Tulis / Chapter 2 - Para Penulis

Chapter 2 - Para Penulis

"Salah ya tulisan namanya?", ibu di depanku terus menanyakan bagaiman cara menulis namaku dengan benar.

"Nggak papa ko Buk, …"

"Jangan …saya ganti ya ,…gimana tadi ejaannya"

"E-S-C-A..."

"K?" tanyanya lagi. Ini sudah lebih dari setengah jam aku berdiri di ruangan ini untuk mengambil id card namaku. Aku tak pernah menyalahkannya, mungkin, diusianya sekarang, cukup sulit baginya untuk mengeja nama-nama aneh generasi modern.

"Buk,….saya tuliskan di kertas aja gimana?"

Ia berfikir, diam memandangiku. Wanita paruh baya, atau lebih dari baruh baya ya. Dia terlihat cukup tua, dengan kacamata yang cukup tebal. Tapi tetap terlihat bersemangat dan baik.

"Nah begitu juga boleh Nak!" sahutnya. Ia mengambil sticky note kuning dan pulpen. Setelah diberikan padaku, aku menuliskan ejaan namaku. Ia mencoba mengejanya satu per satu. Ia mulai mengetiknya sambil mengejanya. E-S-C-A-D-A-H-O-P-E.

" Nah sudah, tunggu ya, tinggal di cetak." Sontaknya.

Dari gayanya bicara bertingkah, kurasa wanita ini sudah lahir berpuluh-puluh tahun jauh sebelum aku dilahirkan. Ia tak terlalu mahir menggunakan komputer seperti petugas HRD lainnya. Ia terkesan old fashion dalam bekerja. Dalam berpakaian, kurasa siapapun yang melihatnya akan setuju padaku. Ia tak terlihat membosankan sama sekali.

"Ini, Sudah, di cek dulu , pake C ya bukan K, ?..Gimana tadi bacanya?" serunya padaku dengan ramah. Tak sama seperti karyawan senior pada umumnya. Ia sangat ramah.

"Bacanya, Eskada buk, …."

Ia mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Kalo Tante, namanya Rusmina Tan. Panggilnya Mina aja ya" tambahnya, memperkenalkan diri padaku. Ia terlihat sumringah. Seperti bekerja tanpa beban. Aku pun menyalaminya. Dan mengatakan siapa nama panggilanku.

"Hope, Tante…Trimkasih ini sudah benar"

Setelah bicara ke sana sini tentang siapa diriku, bekerja dibagian mana dan apa tugasku, akupun segera pamit dan menuju ruanganku. Aku diantar oleh assiten Tante Mina. Namanya Yoel. Dia jauh terlihat lebih muda dari pada atasannya tadi. Mungkin 35 sampai 38 tahun. Walaupun tak terlalu ramah, kurasa bukan orang orang yang menyebalkan juga.

Aku bekerja di tempat yang menurutku sebuah ruangan mirip dengan café penuh kaca. Tak terlalu padat penduduk seperti devisi lain. Ini adalah tempat bagi para penulis artikel. Ada jarak yang cukup jauh antara satu meja dan lainnya. Ruangan ini terlihat lebih santai. Dengan sofa putih yang menghadap ke arah ruang terbuka. Di mejaku ada sebuah laptop dan printer.

Di ruangan ini ada 5 sampai 6 orang, dengan tugas yang berbeda-beda. Mereka memperbolehkan para penulis bertingkah sesukanya. Boleh mengerjakan di ruangan ini, atau malah keluyuran ke devisi lain untuk mencari inspirasi. Di sebelah ruangan ini, ada ruang editor dan kepalanya. Ruangan itu terkesan lebih tertutup. Kata kepala penulis disini, hal terpenting adalah tidak membuat para editor mengamuk. Karena mereka yang akan memutuskan apakah kita harus tulis ulang atau hanya revisi setiap harinya.

"Iya jadi, hati-hati kalo ketemu editor banyak-banyak senyum deh, bawain apa kek gitu, ya untung-untung biar tulisan kita di terbitkan. Paling nggak biar gak bolak-balik revisi gitu lo. Susah sendiri kan kalo dalam sehari harus revisi sepuluh kali."

Terang Qarta si kepala penulis. Ini tampak seperti ruang ngrumpi bagiku. Begitu ada penulis baru, langsung atur posisi, Café time dimulai. Menerangkan hal yang penting sampai ke yang paling tidak penting. Untunglah, ruangan ini tak tampak dari luar, jika tidak kurasa staff yang lain akan banyak yang bergunjing tentang kelakuan penulis di sini.

"Ini, Jong ,dia penulis berita gossip, khusus gossip ya dia"

Jong say hello padaku.

"Nah yang ini Andara, Fashion blogger-Tau kan artinya Fashion Blogger?, dia juga desainer baju. Jadi kalo mau nikah pesen bajunya ke dia aja , gratis!"

"Aduh, Qar Lu tu ya ngomongnya jangan gitu, takut ni anak ntar." Sahut Andara.

"Masalah fashion, serahkan ke Gue…Ok?" katanya sambil menyalamiku.

"Terus yang rambutnya paling berantakan ini namanya, Dora- Tapi bukan Doraemon lo ya, Dia khusus bagian Gaya hidup sehat, Life Style gitu."

Dora pun say hai padaku. Di tidak gendut seperti yang biasa orang pikirkan.

"Nih, Yang ini, yang jarang mandi namanya Lishe, cantik-cantik tapi jarang mandi. Dia bagian, Actual News. Kalo saya biasanya sebelum semua tulisan di ambil tu editor aku yang periksa dulu isinya. Aku specialist Trevel Blogger juga sih…" terangnya padaku.

"Kamu, …?"

"Saya pak?" semua menggangguk. Mereka penasaran apa tugas ku di sini.

"Motivational story, katanya sih gitu….."

Ohhhh semua mengganguk –angguk.

"OK welcome to the writer team…."

Tiba-tiba aku dengar seseorang membuka pintu dan membuyarkan tawa seisi ruangan. Seorang wanita datang dan masuk. Ia terlihat sangat rapi. Ia angkat rambutnya ke belakang. Wajahnya terlihat agak menakutkan

"OK, Bapak-bapak, ibu-ibu sudah selesai artikelnya hari ini, ini sudah jam sepuluh ya.?"