Dina cemberut dalam tiga hari ini dia benar menemani kemana pun Arsyad pergi. pantai? sepertinya hanya angan Dina saja... dia benar benar bosan sekali. Dina bahkan terpaksa membeli pakaian yang lebih pantas untuk pertemuan suaminya mengingat yang ia bawa hanya pakaian santai. Sedangkan Arsyad... dia benar benar memperkenalkan Dina sebagai istri tanpa peduli dengan anggapan mereka.
Arsyad menolehkan kepalanya ke Dina yang dari tadi hanya diam, kebetulan client yang mereka temui sedang pergi ke kamar mandi, Arsyad mengusap pipi Dina dengan ibu jarinya dia tau gadis itu sangat kebosanan.
" tau begini tadi adek mending di hotel saja, temani Aa' pertemuan begini berasa jadi istri posesif " dumel Dina, Arsyad menghela nafas
" ini yang terakhir. setelahnya Aa' temani kemanapun kamu mau " ucap Arsyad, Dina masih cemberut tanpa berniat melihat Arsyad
sebenarnya bukan hanya menunggu yang membuatnya kesal, dia juga risih dengan client Arsyad yang terakhir ini, pria yang berkisar tiga puluh tahun ke atas itu selalu melirik Dina, sebenarnya Arsyad menyadari tapi dia segan menegur meskipun dia tidak suka.
" Adek mau pulang ke hotel saja " Arsyad menggeleng tidak setuju karena pertemuan mereka tidak lama lagi akan berakhir " tapi A' ak- "
" hanya dua puluh menit lagi, ya? " Dina mendengus kesal, tau begini dia tidak akan ikut padahal dia meninggalkan sekolahnya selama tiga hari.
Arsyad menarik tangan Dina agar lebih dekat dengannya menyandarkan wajah gadis itu di dadanya
" mana lagi tuh orang, tidak tau apa duduk lama bisa bikin pegal " kesal Dina, Arsyad hanya mengusap punggungnya
" sebentar lagi "
" ekhem... " Dina langsung menegakkan tubuhnya dia tersenyum sopan " maaf mengganggu kalian "
" ah tidak " ucap Arsyad dia kembali mempersilahkan itu duduk kembali.
Orang itu melihat ke arah Dina tapi dengan cepat gadis itu memalingkan wajahnya berlahan menatap tangannya yang di genggam Arsyad di bawah meja, Arsyad mengusap punggung tangan Dina dengan ibu jarinya.
Dina menyipitkan matanya saat melihat sebuah bangunan yang menarik perhatiannya.
" mau kemana? " tanya Arsyad merasakan Dina hendak berdiri
" toko buku " jawab Dina menunjuk toko yang di maksud " adek tunggu Aa' di sana "
" Dek " Arsyad menahan tangan Dina, dia merasa bersalah dengan istrinya itu " jangan ke mana mana, ok "
Dina menganggukkan kepalanya mengiyakan Arsyad, dia juga mengangguk sopan ke arah client Asyad sebelum berlalu.
" kalian sebenarnya umur berapa? kalian terlihat sangat muda " tanya Client Arsyad saat Dina pergi
" maaf, tapi saya pikir itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. orang itu terkekeh dia mengakui keprofesionalan Arsyad yang tidak mau mencampur adukkan pekerjaan dengan hal pribadi
" ah tidak, seharusnya saya yang minta maaf, jadi bisa lanjutkan "
" tentu " jawab Arsyad.
Setelah dua puluh menit pertemuan itu benar benar selesai dengan kesepakatan yang tentunya sangat memuaskan, Arsyad meskipun terbilang masih muda dia tidak bisa di anggap remeh karena dia sudah menggeluti pekerjaan itu semenjak SMP karena dia memang menyukainya dan ayahnya tidak segan segan memberikan tanggung jawab padanya meskipun kerajaan Narenra belum benar benar di tangannya. Setelah mengantar clientnya sampai mobil dia langsung menuju toko buku dimana Dina berada.
" baca apa? "
Arsyad yang tiba tiba berdiri di belakangnya membuat Dina kaget, gadis itu mengelus dadanya
" Aa' ngagetin aja " omel Dina " sudah selesai? "
Arsyad mengangguk " baca apa? " tanyanya lagi, Dina memperlihatkan cover bukunya " harusnya adek baca buku pelajaran. "
" capek tau A', lagian emang ada gitu nungguin orang baca buku pelajaran? mending baca novel " Dina menutup buku itu dan menyimpannya kembali di rak.
" tidak beli? "
" eh? " Dina menatap Arsyad " adek boleh ini? " tanya Dina, Arsyad mengangguk " lebih dari satu boleh? "
" hem "
Dina senyum senang dia tiba tiba menjinjit mencium pipi Arsyad membuat pemuda itu sedikit kaget
" makasih A' " serunya sebelum mulai menyusuri rak buku di depannya. Arsyad hanya senyum sambil berjalam mengikuti Dina dia juga sesekali menarik buku yang menarik perhatiannya.
***
Seperti janjinya pada Dina, Arsyad benar benar menambahkan sehari lagi untuk liburan. Sekarang Arsyad duduk di pasir memperhatikan Dina bermain air seperti anak lima tahun yang baru pertama kali main di pantai
tapi ini memang pertama untuk gadis itu
Dina melambai ke arah Arsyad, pemuda itu hanya senyum kecil menanggapi.
" Aa' .. " Dina berlari ke arah suaminya " adek mau renang "
" tidak "
" Aa'.... " rengek Dina
" tidak "
Dina menghentakkan kakinya kesal " Aa' bilang hari ini bisa ngapain aja, cih... php " Dina melangkahkan kakinya menjauh
Arsyad berdiri mengikuti Dina dia menghela nafas, susah memang berurusan dengan anak manja yang kebetulan anak semata wayang yang apapun keinginannya selalu di penuhi
" ok berenang " ucap Arsyad, Dina langsung menoleh " tapi ganti baju dulu "
Dina melihat penampilannya " kenapa dengan baju adek? "
" tembus pandang "
" tid- "
" ganti atau tidak berenang " putus Arsyad, Dina menatapnya
" ganti " lirihnya, Dina kembali berbalik namun Arsyad menarik tangannya mendekat padanya " saya tidak masalah kalau saja disini tidak banyak laki laki "
Dina tertawa " ih... apasih A', lagian ya A' tidak akan ada yang merhatiin adek... mereka kan mending liat bule berbikini "
Arsyad mendengus dia menarik pinggang Dina dan berbisik " lalu bagaimana dengan mereka "
Dina melirik ke arah yang dimaksud Arsyad, disana ada bule yang memang menatap ke arah mereka
" bagaimana? "
" ganti baju " ucap Dina, Arsyad melepaskannya tapi dengan cepat Dina langsung memeluk lengan Arsyad.
Selesai ganti baju mereka kembali ke pantai dan Dina langsung menyebur, untung dia pernah ikut les renang. Sedangkan Arsyad memilih kembali duduk saja mengamati Dina berenang, matanya nyalang memperhatikan sekitar dan masih saja beberapa pria menatap Dina dengan tatapan lapar membuatnya hampir meradang. Arsyad berdiri dan melangkah
Dina kaget saat tiba tiba ada yang menarik pinggangnya, hampir saja dia berteriak kalau tidak menyadari siapa yang memeluknya
" Aa' kenapa suka sekali bikin adek kag- " kalimat Dina terhenti saat Arsyad menyandarkan kepalanya di bahu Dina
" katanya tidak mau berenang " cibir Dina Arsyad hanya diam tangannya makin memeluk Dina " A'? "
" dek.... berenangnya sudah ya " bujuk Arsyad " Aa' tidak suka melihat orang lain menatapmu lapar "
" hah? " bingung Dina, Arsyad mengangkat kepalanya tangannya meraih tangan Dina agar mengalung di lehernya jadinya muka gadis itu memerah menahan malu
" Aa' tidak suka melihat laki laki lain melihatmu lapar Madina, saya tidak suka istri saya dilihat seperti itu " geram Arsyad
Mengerti maksud Arsyad giliran Dina yang menyembunyikan wajahnya malu di bahu Arsyad tangannya makin erat memeluk Arsyad
" kenapa? "
" adek lapar, ayo pulang " ucap Dina, Arsyad senyum Dina menurut.
Mereka berjalan beriringan menuku hotel sambil menenteng sendal masing masing, tangan kanan Arsyad masih posesif memeluk Dina seolah memperlihatkan kalau gadis yang ada dalam pelukannya itu paten miliknya.
" A' "
" hem? "
Dina mendongak menatap Arsyad sambil senyum " ini bisa di hitung bulan madu? "
Arsyad menghentikan langkahnya dia menatap Dina yang basah kuyup sepertinya, gadis itu menatapnya dengan kening mengkerut
" belum " jawab Arsyad " tidak ada bulan madu yang hanya sehari dan tidak melakukan apa apa "
Mengerti maksud Arsyad, Dina memukul lengan suaminya kesal membuat Arsyad terkekeh kecil
" kita akan pergi setelah saya bisa apa apain kam-akh.. sakit dek " ringis Arsyad karena Dina mencubit pinggangnya keras
" mesum "
Arsyad tersenyum dengan jail dia melingkarkan lengannya di leher Dina membuat gadis itu meronta ronta minta di lepaskan
" Apologize or surrender? " bisik Arsyad, Dina meliriknya kesal
" neve-akh... Aa' geli " ronta Dina karena di kelitiki " surrender... ampun " ucap Dina akhirnya. Arsyad melepaskannya dan kembali memungut sendal yang sempat dia lepaskan.
" ayo ke hotel, sudah siang " Arsyad kembali ke mode lempeng tanpa ekspresinya, Dina mencuatkan bibi bawahnya kesal dia berlari kecil mengejar Arsyad dan langsung kembali memeluk lengan suaminya.
Selesai berganti pakaian lagi, mereka kembali keluar mencari makan siang mereka kembali menyusuri pantai dengan bergandengan tangan. pakaian mereka lebih santai, Arsyad memakai kaos putih yang sedikit besar di padukan dengan celana jeans selutut kakinya di balut sendal jepit sedangkan Dina memakai topi jerami dengan dress selutut bermotif bunga kecil yang warnanya senada dengan pakaian Arsyad dia juga cuma pakai sendal jepit, kacamata hitam milik Arsyad menutup matanya.
" A' kayaknya makan ikan bakar enak deh " Ucap Dina saat mereka berdiri di salah satu tempat peristirahatan yang menyediakan makan untuk pelancong, Arsyad setuju.
Sementara Dina memesan Arsyad memilih duduk lesehan menikmati angin yang bertiup, dia sangat jarang merasa sesantai itu.
Sekitar lima belas menit Dina datang dengan dua piring ikan bakar dibelakangnya ada pegawai tempat itu membawa nampan yang berisi air dan beberapa lauk lainnya dan minum untuk mereka
" terimah kasih mbak, bantuannya. "
Wanita itu mengangguk matanya melirik Arsyad yang tidak menghiraukannya, menyadari itu dengan pelan Dina berpindah posisi menghalangi wanita itu melihat suaminya.
" saya permisi " ucap Wanita itu, Dina hanya senyum ramah.
Dina duduk di depan Arsyad bersiap menyantap makanannya namun di cegah Arsyad
" do'a dulu dek " Dina cengir
" adek lupa "
Setelah membaca do'a Dina mulai makan makanannya dengan lahap, dia bahkan bodo amat dengan beberapa orang yang suaranya terdengar mengatai cara makannya kayak pengemis
" pelan pelan dek, tidak ada yang akan mengambilnya " ucap Arsyad menyingkirkan sisa nasi di sudut bibir Dina.
" habisnya enak A' " jawab Dina
" masih mau lagi ikannya? " Dina menganggukkan kepalanya.
Arsyad memotong ikannya menjadi dua dan memindahkan ke piring Dina karena bagian kepalanya sudah dia makan.
" Aa' tidak makan lagi emang? "
Arsyad menggeleng, dia tidak sehebat Dina makan terlebih melihat Dina makan membuatnya kenyang, dia hanya sesekali menegur Dina untuk pelan pelan agar tidak tersedak
Satu suapan lagi tapi sepertinya Dina sudah sampai batasnya, Arsyad terkekeh kecil
" sudah jangan di paksakan "
Dina menggeleng " sisa sesuap lagi, kasian kalau harus nyisa "
Saat Dina hendak memasukkannya ke mulutnya Arsyad dengan sigap menarik tangan Dina dan memasukkan makanan itu ke mulutnya Arsyad kasihan melihat istrinya yang berusaha tidak menyisa.
Selesai makan mereka memilih tetap di sana menurunkan makanan yang mereka makan, karena mengantuk Dina menyanderkan kepalanya di lengan Arsyad
" Nanti malam kita pulang " beritau Arsyad
" hah? " Dina mendongak menatap Arsyad " kenapa tidak besok saja A'? "
" dan menambah absen? "
" kan baru sehari Absennya, tiga harinya kan izin " ucap Dina
Arsyad menarik hidung Dina membuat gadis itu meringis sakit
" suka sekali bolos " kata Arsyad, Dina cengir kuda membenarkan " tadi Ibra menelfon saya, besok kelas kami ada evaluasi "
" kan bisa nyusul " cetuk Dina
" tidak enak ulangan sendiri dengan di awasi banyak guru " kata Arsyad dia memainkan cincin nikah di jari manis tangan Istrinya, Dina tertawa... dia menyadari kalau suaminya itu hanya siswa biasa juga
" kirain orang pintar tidak memikirkan itu " kata Dina mengeluarkan yang ada di kepalanya
" saya juga cuma siswa biasa kayak lainnya dek, gugup saat diminta ngerjain sesuatu di papan atau ikut susulan di kantor guru " kata Arsyad sambil berdiri dia menarik tangan Dina " ayo cari oleh oleh "
Dengan senang hati Dina berdiri dan mengikut saja, memang siapa yang menolak di ajak pergi apalagi pergi belanja, hehe...
*******
tobecontinued