Madina bergegas naik ke kamarnya setelah membantu membereskan di dapur, sebagai menantu yang baik dia harus mengerjakan suatu hal bukan? terlebih mertuanya belum benar benar sehat di tambah lagi Asisten rumah tangga keluarga suaminya itu sudah tid muda lagi sekaligus dia harus mulai belajar mengurus rumah tangga.
" loh A' mau ke mana? " tanya Dina mendekati Arsyad yang sedang menyusun pakaian ke dalam koper
" besok saya harus ke bali " jawab Arsyad masih sibuk dengan kopernya
" bali? " beo Dina dia duduk di tepi kasur
" kan minggu lalu saya sudah bilang " ucap Arsyad mengambil pakaian yang di angsurkan Dina " saya ada kerjaan di sana "
" lama ya? adek ikut dong " ucap Dina, Arsyad menatap Dina
" hanya tiga hari, kalau ikut bagaimana sekolah adek "
" kan adek bisa izin " ucap Dina dia memonyongkan bibirnya " Adek ikut ya A', Adek mah gak pernah ke bali. Mama sama Papa selalu pergi berdua gak ngajak adek " Dina cemberut dia menatapa Arsyad memelas " adek ikut ya... "
Arsyad menghela nafas kemudian menganggukkan kepalanya.
Dina yang tadinya duduk di atas kasur langsung berdiri dan berjoget aneh
" ye... bali bali bali "
" Kita ke sana bukan untuk liburan " ucap Arsyad menghentikan tarian aneh Dina, gadis itu mengangguk
kalau Arsyad bekerjakan dia bisa ke pantai batinnya
" siapkan pakaianmu " perintah Arsyad
" Aye... kapten " Dina mengambil posisi tegak dan hormat layaknya pasukan tentara
Dina melompat turun dari atar tempat tidur, dia meraih koper ukuran sedang dan mulai memasukkan barang barangnya
" Bali l'm coming.... " serunya " ahh... tidak sabarnya " Dina bersenandung kecil tapi kemudian dia melihat Arsyad " A' berangkatnya pagi ya? "
" pulang sekolah " Arsyad menyeret kopernya ke samping lemari pakaian mereka, setelahnya dia bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka
" Dek " panggil Arsyad begitu dia keluar dari kamar mandi
" hm? "
" kamu ada tugas sekolah untuk tiga hari ke depan tidak? " Dina berfikir
" ada kayaknya "
" ya sudah kerjakan dulu, besok adek bisa kasih ke teman adek " ucap Arsyad dia menarik meja belajarnya
Selesai berkemas Dina langsung menuju meja belajar, Dina menatap Arsyad yang tengah serius mengerjakan tugasnya sendiri. Dina menyadari betapa kerennya suaminya saat belajar. menyadari dirinya di tatap Arsyad menoleh ke arahnya
" kenapa? butuh bantuan? " Dina langsung kelabakan dan membuka bukunya asal, dia malu di pergoki menatap Arsyad
Arsyad menopang dagunya sambil menatap Dina yang mengkerut menatap buku paket matematikanya. Arsyad berusaha menahan senyumnya saat Dina mengatakan kalau buku matematika itu demam.
" kemarikan " Arsyad menarik buku paket itu
" gak usah A', Tugas Aa' juga numpuk " Dina melirik buku buku Arsyad tak lama dia nyengir " Kalau Adek sih bisa nyontek punya Liam dan Am- Aww... " pekik Dina saat Arsyad menjitak keras keningnya " Sakit... " ringisnya sambil mengusap keningnya
" apa selalu begitu kamu menyelesaikan tugasmu? menyontek pekerjaan temanmu? " tanya Arsyad dengan nada tidak suka, Dina mengangguk
" cuma matematika kok A'... lainnya adek kerjain sendiri "
Arsyad menghela nafas " kamu... sebenarnya kamu bisa masuk IPA? jangan lakukan itu lagi " Arsyad meraih tangan Dina menggantikannya mengusap kening bekas jitakannya tadi
Dina mengerucutkan bibirnya dengan sedikit berdecak " iya "
***
Dina menghempaskan kasurnya di kasur hotel, karena mereka berangkat sore jadi mereka tiba di bali malam harinya. Mereka akan tinggal di hotel itu untuk beberapa hari kedepannya.
" Capek... " Dina berucap sambil guling guling di atas kasur sedangkan Arsyad masih sibuk dengan koper mereka
" Dek, mandi dulu. " suruh Arsyad " Adek "
Dina tidak menyaut Arsyad yang tengah mengeluarkan beberapa barang dari koper menolehkan kepalanya ke kasur, di sana Dina sudah tidur. Arsyad membantu Dina melepaskan sepatu dan jaket yang belum sempat dia lepaskan.
Dia mengelus pipi Dina yang terlelap sepertinya gadis itu benar benar kelelahan padahal hanya duduk saja.
Arsyad memilih mengambil jaketnya dan memilih keluar mencari makan untuk mereka padahal tadi dia berencana mengajak Dina tapi gadis itu terlelap duluan.
Setelah membeli makan malam Arsyad kembali ke kamarnya dan Dina, dia berdiri kaget saat melihat Dina duduk di kasur dengan wajah sembab
" Aa' dari mana? Adek kenapa ditinggal sendiri "
Arsyad meletakkan plastik berisikan makanan dan mendekati Dina
" kenapa nangis? "
" Adek pikir Aa' ninggalin Adek... " lirihnya " tadi Adek cariin Aa' gak ada "
" Saya dari cari makan untuk kita " jawab Arsyad dia mengelus kepala Dina " Maaf tapi tadi Adek tidur "
" banguninn.. "
" iya lain kali " Arsyad mengusap air mata Dina " Adek cuci badan gih "
Dina mengusap air matanya dan langsung turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi
selesai membersihkan diri, Dina menghampiri Arsyad yang duduk di sofa. Dina melemparkan dirinya di sofa dan menuamdarkan dirinya di sandaran sofa.
" makan dulu " Arsyad menepuk pipi Dina yang masih ogah ogahan.
Dina menegakkan duduknya dan meraih piring dan mulai melahap makanannya.
" besok kamu mau ikut saya atau tinggal istirahat di sini? " tanya Arsyad
" Adek mau ke pantai, tadi adek sempat beli bikini " ucap Dina bercanda yang otomatis membuat Arsyad menatapnya tajam
" kamu memakai pakaian seperti itu? "
Dina menganggukkan kepalanya, bohong? tentu saja, mana mungkin Dina memakai pakaian yang seperti pakaian dalam itu dia bukan pecinta pakaian minim, bahkan hotpants pun... dia hanya memakainya dalam kamar itupun sebelum dia menikah
" besok kamu ikut aku dan tidak ada pantai " putus Arsyad membuat Dina melongo
" ta...tapi A'... adekkan mau liburan.. "
lagi Arsyad menatapnya tajam " bukankah sudah ku katakan kita ke sini bukan untuk liburan "
" apa salahnya " cebik Dina, dia memasukkan makanannya ke dalam mulutnya dengan muka di tekuk
Arsyad menghela nafas dia meminum airnya lalu merapatkan jaraknya dengan Dina. Arsyad menghapus bekas saos di sudut bibirnya karena cara makan gadis itu yang belepotan, karena kaget gadis itu menoleh masih dengan wajah yang di tekuk.
" ikut dengan Aa' besok ya " ucap Arsyad, Dina hendak memalingkan wajahnya tapi di cegah Arsyad " ikut dengan Aa' dan akan Aa' tambahkan satu hari lagi untuk liburan "
" bener ya? " Arsyad mengangguk " awas saja kalau Aa' bohong, adek ngambek " ancam Dina
" hm " gumam Arsyad
Dina melanjutkan makannya sedangkan Arsyad memilih menyandarkan tubuhnya menatap Dina, bagi Arsyad... Dina seperti anak kecil saat makan gadis itu terlihat menggemaskan. Tersadar sesuatu Dina menolehkan kepalanya Arsyad
" Aa' tidak makan lagi? " Arsyad mengangguk membuat Dina senyum lebar " jadi ini semua bisa buat adekkan? " Dina menunjuk meja yang penuh dengan makanan.
" kamu bisa menghabiskannya? " Tanya Arsyad, Dina mengangguk yakin Arsyad menatap Dina tidak percaya pasalnya gadis itu memiliki postur tubuh kecil
ah. Arsyad baru ingat kalau istrinya itu bahkan sanggup menghabiskan dua mangkuk bakso porsi jumbo sendirian. Tapi heran saja meski bisa makan banyak Dina tidak gendut sama sekali hanya saja pipinya sedikit tembem hanya sedikit.
Arsyad mengulurkan tangannya untuk menyampirkan anak rambut Dina ke belakang telinga agar tidak ikut termakan, gadis itu mengurai rambut karena baru saja keramas.
Selesai makan malam mereka kembali ke kasur untuk mengistirahatkan tubuh mereka sambil menonoton tv. ah... bukan mereka karena hanya Dina saja yang terfokus ke Tv sedangak Arsyad fokus ke laptopnya. Tawa keras Dina saat melihat adegan lucu sama sekali tidak mengganggunya dia hanya mendongak sebentar melihat apa yang di tertawai Dina dan fokus lagi ke pekerjaannya.
Setelah puas menonton tv Dina mematikan tvnya dan berbaring bersiap tidur, tapi karena tadi dia sempat tidur. Dina melirik Arsyad yang masih fokus di pekerjaannya. Karena bosan Dina kembali bangun dia menyandarkan pipinya di lengan Arsyad menatap apa yang di kerjakan suaminya itu, Dina tidak mengerti dengan apa yang dikerjakan hanya barisan kata yang panjang.
Arsyad melihat Dina yang sudah berbaring menjadikan pahanya sebagai bantal mata gadis itu fokus ke laptop Arsyad, meski tidak bersuara tapi Arsyad tau Dina sangat bosan.
Dia mematikan laptopnya dan menyingkirkannya ke atas nakas dia menunduk menatap wajah Dina yang wajahnya sudah mengarah ke langit langit kamar.
" kenapa belum tidur? " Arsyad mengelus rambut Dina, gadis itu memanyungkan bibirnya
" belum ngantuk, tadikan sempat tidur " jawab Dina
" dek "
" hm? "
" kamu serius beli bikini? " tanya Arsyad
Dina mengkerutkan keningnya bingung " Hah? "
" kamu serius beli pakaian tidak layak pakai itu? " tanya Arsyad dengan nada tidak bersahabatnya
Aaa... sepertinya Dina ingat, gadis itu langsung tertawa terbahak bahkan air matanya sempat jatuh
" apa yang lucu? "
" Aa' yang lucu " ucap Dina dia berusaha menahan tawanya " Adek tidak mungkin memakai pakaian seperti itu di tempat umum... iihh... " gadis itu bergidik ngeri sendiri. " mending suruh adek lari seratus kilo deh A' kalo adek mau pake baju begituan, lagian tadi adek itu bercanda "
" tidak lucu " dengus Arsyad Dina masih terkikik
" jadi boleh ya A' adek main ke pan- "
" tidak " potong Arsyad, Dina cemberut " kita tadi sudah sepakatkan dek " ucap Arsyad, Dina menghela nafas pasrah
sudahlah kan mau di tambahin juga sehari full buat jalan jalan.
*******
tobecontinued