Warning 21++
Diharapkan pembaca yang dibawah umur tidak membacanya!
**********
Melihat Xue Xuan Yuan sudah pergi, Wei Ying pun mengambil kesempatan ini untuk menggoda Er Kang. Dia pun pergi ke gudang obat. Dilihatnya Er Kang sedang menghitung stok tanaman obat yang tersisa. Segeralah Wei Ying memanfaatkan kesempatan ini untuk merayu Er Kang.
"Er Kang…." panggil Wei Ying dengan suara lembut.
"Wei Ying?" tanya Er Kang panik. "Kenapa kau di sini? Nanti ketahuan Xuan Yuan."
"Tenang saja. Xuan Yuan sudah bilang pada ku, dia pergi ke toko Ai Cia sebentar untuk membeli bahan makanan buat masak nanti malam. Jadi, kita memiliki waktu untuk berduaan sebentar." kata Wei Ying.
"Apa kau gila, Wei Ying? Jika ketahuan nanti bagaimana?" Er Kang jadi panik.
"Kau tidak perlu takut, Er Kang. Aku jamin tidak akan ketahuan. Hanya sebentar saja kok. Bagaimana?" Wei Ying memaksa dengan bersikap manja sambil membuka dua buah kancing bajunya.
Er Kang pun menghela napas panjang. Lalu ia pun menjawab, "Baiklah. Tapi hanya sebentar saja ya? Aku sibuk soalnya."
"Hmm…" Wei Ying tersenyum dengan penuh kemenangan.
Kali ini mereka tidak melucuti pakaian mereka semua. Tapi hanya bagian tertentu saja yang mereka buka. Untuk Wei Ying dia hanya membuka bagian atas dan menaikkan roknya. Sedangkan Er Kang hanya membuka sleting celananya saja, agar juniornya bisa lepas dan menikmati sensasi kenikmatan.
Di gudang tanaman obat yang sempit tanpa kasur itu, mereka hanya bisa melakukan dodge style. Dengan style itu saja mereka sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"Ahhhh... ahhhh…. ahhh….. lebih cepat lagi, Er Kang…." pinta Wei Ying sambil mendesah keenakakan.
"Hmmm…." bahkan Er Kang sendiri terengah-engah.
Kira-kira lima menit mereka melakukan hubungan sex di gudang obat tanpa sepengetahuan Xue Xuan Yuan. Mereka tidak berani melakukannya lebihi lama lagi, karena takut Xue Xuan Yuan pulang dan memergoki mereka di gudang obat.
Setelah Er Kang puas menghujami Wei Ying, dia pun kembali merapikan pakaiannya agar tidak ketahuan Xue Xuan Yuan. Begitu juga dengan Wei Ying, yang kembali mengkancing bajunya, dan merapikan pakaiannya kembali.
"Mari kita lanjutkan nanti malam ya, Er Kang. Aku tunggu kamu ya. Hehehe…" Wei Ying pun melangkah pergi keluar dari gudang obat dan kembali bertugas.
Tak lama kemudian Xue Xuan Yuan pun kembali dengan sebuah keranjang besar yang berisikan bahan-bahan makanan.
"Wah, Xuan Yuan, kamu belanja apa tuh? Kok banyak amat." kata Wei Ying sambil menghampiri Xue Xuan Yuan.
"Iya nih, biasalah untuk keperluan masak nanti malam." jawab Xue Xuan Yuan.
"Aku ikut dong…." kata Wei Ying dengan manja.
"Hahaha…. Jangan ah. Ini kan khusus aku dan Er Kang. Biar ada romantis-romantisnya dikit. Hihihihi…" Xue Xuan Yuan tertawa kecil.
"Iya deh, iya deh… Aku mah apa ya kan…"
"Kamu mah sahabat ku yang paling baik." jawab Xue Xuan Yuan.
Tapi setelah diperhatikan lagi, Xue Xuan Yuan jadi heran melihat sahabatnya berkeringat begitu banyak. Dia pun bertanya, "Xiao Ying, kenapa kau berkeringat begitu banyak sih?"
"Oh iya nih, panas banget deh hari ini. Gak hujan lagi. Jadi gitu deh… keringat banyak jadinya." jawab Wei Ying segera sebelum Xue Xuan Yuan curiga kalau keringatnya ini berasal dari kenikmatan hubungan sex dia dengan Er Kang.
"Ohh.... makanya pakek pakaian jangan tebel-tebel, Xiao Ying." gurau Xue Xuan Yuan.
"Ih…. kamu ini lah. Jadi aku harus lepas busana ku semua gitu? Kan malu sih kalau sampai dilihat orang." balas Wei Ying tertawa.
"Hahaha…" Xue Xuan Yuan tertawa terbahak-bahak begitu juga dengan Wei Ying.
"Oh ya, Er Kang dimana? Kok gak nampak?" tanya Xue Xuan Yuan. "Masih hitung stok di gudang obat ya?"
"Iya tuh. Gila ya dia. Dari tadi hitung nggak siap-siap." sahut Wei Ying. "Udah tahu panas banget hari ini. Malah lama-lamaan di gudang obat. Apa gak jadi sate panggang itu."
"Kamu sih nggak bantu dia." sindir Xuan Yuan.
"Ah, malas ah. Panas sih soalnya." kata Wei Ying. "Trus kalau aku bantu, nanti kamu malah cemburu, xixixixi…."
"Ya udah deh. Aku bantu Er Kang dulu ya di gudang obat." kata Xue Xuan Yuan. "Nanti kalau perlu, cari aku saja di gudang obat."
"Oke." jawab Wei Ying.
Lalu Xue Xuan Yuan pun pergi ke gudang obat mencari Er Kang. Di sana ia melihat Er Kang dengan sangat teliti menghitung stok.
"Er Kang…." panggil Xue Xuan Yuan.
"Oh, Xuan Yuan…. kamu sudah balik ya? Gimana belanjaannya? Sudah belanja semua kah?" tanya Er Kang sekedar basa-basi.
"Sudah kok. Nanti makan malam sama-sama ya." ajak Xue Xuan Yuan.
"Wah sayang ku mau masak enak ya malam ini?" goda Er Kang.
"Iya nih. Yah coba-coba menu masakan baru. Hihihi…" Xue Xuan Yuan tertawa kecil.
"Wah, nggak sabar nih jadinya." kata Er Kang.
"Hmmm…. oh ya, gimana? Ada yang mau dibantu hitung nggak, Er Kang?" kata Xue Xuan Yuan menawarkan.
"Sayang ku duduk dulu saja, temani nona Wei di depan saja. Nanti siap ku cari deh." kata Er Kang. "Kan nggak bagus kamu kerjakan pekerjaan kasar gini. Biar kerjaan begini, aku saja deh yang hitung. Ya?"
"Nggak bisa gitu dong. Kan aku juga ada tanggung jawab sebagai boss di toko ini. Aku kan nggak mungkin biarkan kamu kelelahan menghitung stok obat sendirian. Sini biar aku bantu hitung ya?" Xue Xuan Yuan ngotot ingin membantu Er Kang.
"Oke deh, sayang ku." Er Kang pun akhirnya menerima bantuan Xue Xuan Yuan.
"Mana aja yang belum kamu hitung nih?" tanya Xue Xuan Yuan.
"Bagian ini sampai bagian itu belum aku hitung." jawab Er Kang memberitahukan.
"Oke, aku hitung bagian sana ya." kata Xue Xuan Yuan.
"Hmm…"
Xue Xuan Yuan pun memulai menghitung stok tanaman obat yang tersisa. Tapi, sesekali dia melirik ke arah Er Kang. Dilihatnya Er Kang juga berkeringat banyak seperti Wei Ying. Mungkin saja memang karena cuaca hari ini panas. Jadi wajar saja jika semua orang berkeringat banyak. Itulah pemikiran Xue Xuan Yuan.
Malam pun tiba, Xue Xuan Yuan pun memasak banyak makanan enak untuk Er Kang. Er Kang pun menikmatinya dengan tenang. Mereka banyak ngobrol selama makan malam. Setelah selesai makan malam bersaama, Xue Xuan Yuan pun pulang ke kediaman Qin.
Sepuluh menit kemudian, Er Kang keluar rumah dan pergi ke gunung belakang untuk menemui Wei Ying. Seperti biasa disana dia melanjutkan racikan racun dinginnya itu dan tengah malamnya ia bergulat hebat dengan Wei Ying sampai pagi hari.
****
To Be Continue…