Jam Menunjukan pukul 11.15 siang, Arra belum memasukan apapun sedalam perutnya hanya meminum Jus Buah. Akhirnya dia memutuskan untuk pesan makanan Online, tidak sampai 30 menit Bel apartemennya berbunyi. Dengan cepat dia membuka pintu tanpa melihat layar intercom
"Cepat sekali…" Arra tidak melanjutkan kata-katanya karena yang didepan pintu apartemennya adalah Irhas dengan membawa sekeranjang buah dan kotak makanan
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Irhas kemudian melihat Arra mematung melihatnya
"Arra?" Panggilnya kemudian karena tidak mendapat respon
"Iya, ada apa?" Arra mencoba menenangkan dirinya
"Aku tidak melihatmu dari pagi, mobil kamu juga masih ada di tempat parkir. Aku pikir terjadi apa-apa denganmu jadi aku kesini" Jelas Irhas lancar
"Aku tidak apa-apa, makasih" sahut Arra hendak menutup pintunya tapi saat itu juga delivery makanannya datang
Arra menerimanya tanda tangan dan hendak masuk tapi mendengar suara Irhas lagi
"Aku membawa buah untukmu"
"Terima kasih, aku masih ada persediaan buah" Tolak Arra segera
"ini ada Roti" ucap Irhas lagi
"Aku tidak suka Roti, makasih" Tolaknya lagi "Jika tidak ada hal lain aku mau masuk makan" Lanjut Arra tanpa menatap Irhas
Saat dia tidak mendapat jawaban dari Irhas dan hendak menutup pintu kembali terdengar suara dan tangan menahan pintu agar tidak tertutup
"Apa kamu sebenci itu padaku?" Ucapnya dingin menatap Arra tajam
Arra tidak bisa berkata apa-apa, membeku tanpa melihat tatapan Irhas sampai dia merasakan bulu kuduknya berdiri.
"Aku tidak membencimu, kita tidak akrab atau pernah berteman. Tidak ada alasan aku untuk membencimu" Jawab Arra setelah beberapa saat terdiam
"Bukankah dulu aku menyakitimu"
"Aku sudah tidak ingat kejadian itu, hanya kesalahan kecil anak yang sedang Puber. Tidak berdampak pada masa depanku" sahut Arra santai
"Baiklah"
"Kedepannya sebaiknya kita tidak usah saling sapa saat bertemu, anggap kamu tidak mengenalku" Kata itu akhirnya terucap dari mulut Arra, kata-kata yang dulu pernah Irhas ucapkan padanya. Irhas mengerutan keningnya saa mendEngar itu
"Apa kita tidak bisa memulainya lagi dari awal?"
"tidak ada kata 'Lagi' diantara kita, lagi pula dulu kita tidak pernah memulai atau mengakhiri apapun. Kenapa sekarang harus memulai dari lagi dari awal?" tolak Arra tegas membuat garis kecewa di wajah Irhas
Irhas kembali ke apartemennya dengan emosi yang coba dia tahan saat berbicara dengan Arra. Buah dan roti yang dia bawah menjadi korban amarahnya dan berakhir di tempat sampah.
"Huh… selama ini ternyata hanya aku yang merasakan penderitaan dan merasakan penyesalan. Dia bahkan terlihat hidup dengan baik" gumamnya pelan lalu menyapu barang-barang yang ada di meja kerjanya dengan tangan.
"tidak perlu saling menyapa dan tidak kenal? dia pikir aku kembali kesini dan tinggal disebelahnya untuk apa?" gerutunya lalu pergi masuk ke kamar mandi, berendam mencoba mengurangi emosinya
Tidak terasa sudah akhir bulan, pesta pernikahan Andy dan Rika akan diadakan malam ini, tapi Arra benar-benar tidak beranjak dari pekerjaannya
"Ra, kamu dimana? Ini weekend sayang, berhenti mencari dollar kamu sudah cukup kaya" kata Lyly diujung telepon
"Haruskan aku pergi? Aku benar-benar tidak akan nyaman" sahur Arra dan mulai mengemasi barang-barang yang ada di mejanya
"Kamu harus datang dan berdandan cantik, jangan sampai orang mengira bahwa kamu patah hati karena ditinggal married"
"Aku tidak peduli, tidak banyak yang mengetahui aku berpacaran dengannya"
"Tapi teman-teman sekolah mengetahui itu. Mereka semua akan datang"
"Kalau begitu sepertinya aku akan menjadi bahan gossip malam ini" ucapnya pasrah
Setelah bersiap dan dia merasa sudah cukup telat akhirnya dia bergegas melangkah keluar dari mobilnya dan memasuki lift menuju Ballroom di sebuah hotel bintang 4 tempat acar resepsi pernikahan mantab pacarnya Andy dan Rika.
Seperti sudah ditakdirkan bertemu, setelah berminggu-minggu di Arra tidak melihat Irhas mereka bertemu di lift
"Kenapa harus hari ini dan ditempat seperti ini, bahkan bukankah dia dulu tidak mengenal Rika?" Pikirnya masih tidak berani mengangkat kepalanya mereka hanya berdua didalam lift menuju lantai 5
Saat pintu lift terbuka Arra bergegas keluar tapi jalannya terhalangi oleh beberapa orang dan mengharuskan dia kembali satu langkah dengan Irhas. Sampai mereka berada di pintu masuk kehebohan tak terduga terjadi
"Malam Mr, terima kasih sudah datang" Kata salah satu orang yang berada di meja buku tamu dengan sopan lalu melihat Arra dengan senyum tak kalah sopan
Terlihat Irhas mengisi buku tamu dan langsung diarahkan masuk. Karena ini sudah telat dari acara tidak banyak orang di penerimaan tamu, tapi kenapa Arra tidak disuruh mengisi buku tamu dan langsung disuruh masuk.
"Mungkin karena sudah sangat telat" pikir Arra dan berjalan tepat dibelakang Irhas. Lalu terdengar suara berbisik-bisik
"Wah… aku patah hati. Ternyata Mr.Irhas benar-benar sudah memiliki pasangan"
"Aku rela, aku rela mereka sangat serasi. Penampilan sederhana pasangan Mr.Irhas benar-benar terlihat elegan" timpal yang lain, Arra masih tidak mempedulikan bisik-bisik tersebut dangan santai berjalan dan member senyum pada orang yang dia lewati yang juga beramah-tamah dengannya, sampai dia berhenti mendadak tepat di belakang Irhas karena dia menghentikan langkahnya.
"Mr.Irhas, terima kasih sudah datang. Saya sangat senang anda meluangkan waktu" Sapa seseorang yang suaranya tidak asing lagi di telinga Arra, itu Andy.
Arra hendak berbalik pergi langkahnya terhenti mendengar suara lain muncul
"Mr.Irhas, saya dengar hari ini Anda datang dengan pasangan Anda. Kami benar-benar beruntung bisa bertemu dengan pasangan Anda di acara kami" kata Rika
"Ayolah, tamu kalian belum duduk sudah kalian halangi untuk ngobrol" Pikir Arra menghela nafas ringan
"Tunggu pasangan? Bukankah tidak ada perempuan lain selain aku yang ada disini?" pikirnya lagi lalu melihat sekitar, benar hanya dia perempuan satu-satunya di barisan tersebut
Saat Arra menegakkan kepala melihat lurus ke depan matanya langsung bertemu dengan tatapan Andy yang terlihat kaget juga emosi, sekarang Irhas berdiri tepat di sebelahnya entah kapan dia pindah.
"Arra adalah pasangan anda Mr.Irhas?" Tanya Rika terbata, masih belum mencerna semua bisikan disebelahnya sampai dia melihat warna dasi Irhas senada dengan warna gaunnya.
"Balas mereka berdua jika kamu mau" Bisik Irhas tepat di telinganya membuatnya merinding tapi bagi orang-orang yang melihatnya mereka tampak sangat mesra dan intim. Bahkan tangan Irhas kini melingkar di pinggangnya
Merasa semua mata menatapnya Arra kembali sadar, lalu dengan tanpa ragu mengulurkan tangannya pada Andy
"Selamat atas pernikahannya" kata Arra dengan senyum tapi tangannya yang terulur di tarik oleh Irhas saat Andy mengulurkan tangan membalas jabatan tangan Arra.
"Apa kami harus berdiri sampai acara selesai?" kata Irhas segera
Lalu dengan canggung Andy dan Rika mengarahkan mereka duduk. Sebuah pesan masuk di Hp Arra saat mereka baru saja duduk
'Apa yang kamu lakukan disana? Kamu datang dengan Irhas?' pesan Lily
'Aku tidak tau, kenapa aku bisa terjebak disini'
'Apa kamu ingin membalas Andy?'
'Tidak, aku tidak pernah berpikir seperti itu. Tapi sepertinya Andy sangan menghormati Irhas, bahkan juga Rika'
"Kamu sibuk dengan ponselmu dan membicaran orang di sampingmu" Irhas kembali mendekatkan tubuhnya pada Arra dan berbisik ditelinganya