Setelah melakukan olah raga pagi Arra pergi sarapan ke Café yang berada di lantai dasar Apartemennya. Jam sudah menunjukkan pukul 08.15 sebenarnya sudah hampir telat melakukan jam makan pagi.
"Ya" Jawab Arra singkat saat menjawab telp dari sahabatnya
"Apa yang akan kamu lakukan hari ini?" di ujung telp lain suara Henry menenangkan
"Tidak melakukan apa-apa, aku baru saja selesai olah raga dan sekarang sedang sarapan" Jelas Arra sambil meminum Jus
"Oke, nanti siang aku jemput. Ada film yang ingin aku tonton tapi aku belum punya teman baru yang cukup akrab untuk kuajak menonton di bioskop" Jelas Henry yang pastinya hanya sebuah alasan membuat Arra tertawa
"Oke, telp aku jika kamu sudah siap menjemputku"
***
"Sebenarnya masih ada 40 menit sebelum film dimulai, apa kamu ingin makan siang terlebih dulu?" Tanya henry saat mereka memasuki bioskop
"Aku tadi telat saat sarapan pagi, jadi aku mash kenyang. Apa kamu ingin makan dulu? Aku akan temani" jawab Arra dan mereka melangkah keluar bioskop mencari tempat makan yang tidak jauh dari sana
***
Arra baru saja duduk di sebuah Café sedang kan Henry pergi ke toilet. Terdengar suara yang familiar
"Dunia sangat sempit ya.."
"Ya, dunia memang sangat sempit" sahut Arra santai meminum Ice Coffe
"Kamu menguntit kami? Kami akan segera menikah, kenapa kamu tidak sadar diri dan menyerah" Kini Rika duduk di kursi depan Arra
"Oh, benarkah? Akhirnya setelah 2 tahun, perjuanganmu tidak sia-sia. Bahkan kamu sekarang bisa dengan bebas mengupload kebersamaan kalian. Bagaimana rasanya? Lega? Bahagia?" Respon Arra dengan senyum
"Kamu.." suara Rika tersendat akibat emosi
"Jangan terlalu memaksakan diri, ingat ibu hamil tidak boleh terlalu emosi"
"Sebaiknya kamu menyerah, aku dan Andy akan menikah 2 minggu lagi. Jadi jangan mengganggu hidup kami" Rika menaikan dagunya sombong
"Andy sudah bahagia denganku, kami akan mempunya anak. Jangan jadi pelakor yang tidak tahu malu" Lanjutnya sinis
���Aku? Pelakor?" Tanya Arra merasa Bodoh
"Andy telah memilihku, jadi jangan mengharapkan dia lagi"
"Kamu yakin dia yang memilihmu? Atau karena dia tidak punya pilihan lain selain memilihmu?" Tanya Arra santai lalu memandang perut Rika yang sudah terlihat membuncit
"Dia mencintaiku, karena itu kami bersama selama 2 tahun"
"Ya tentu saja. Kamu cantik" respon Arra
"Kamu sudah mengetahuinya sejak lama kenapa kamu masih bertahan? Masih mengharapkan dia kembali?" kata Rika kembali dengan keangkuhannya
"Aku bisa memberikan apapun yang tidak dia dapatkan dari kamu, maka dari itu dia bisa bahagia denganku" Lanjutnya dengan senyum sinis
"Ya, apa yang dia tidak dapat dariku dia bisa dapat dari kamu. Apalagi selain kamu cantik, kamu juga punya modal bagian bawah yang memuaskan"
"Kamu.." Rika kembali terbata karena perkataan Arra
"Jangan Sok suci, bisa saja dia tidak puas permainan ranjangmu dan mencari orang lain yang lebih memuaskan" elak Rika sinis
"Ya, anggap saja seperti itu. Jadi kamu tidak kurang dari sekedar pemuas nafsu" JAwaban Arra ini membuat Rika membatu
"Coba kamu pikirkan sendiri mana yang benar. Apa dia benar-benar mencintaimu atau hanya sebagai pelarian pemuas nafsunya"
"Jika seseorang mencintaimu dengan tulus, tidak akan ada kata pembuktian cinta yang berakhir di tempat tidur sebelum menikah" Lanjut Arra setengah berbisik
"Arra" Panggil Henry dan seketika membuat Rika juga menoleh kearah Henry
"Henry, kamu disini? Bukannya kamu pindah ke luar kota dengan keluargamu" sahut Rika kaget melihat orang yang dia sukai saat sekolah muncul di hadapannya
"Ya aku baru pindah lagi ke sini" Jawab Henry ringan lalu melihat Arra
"Ayo, filmnya akan segera dimulai. Kita makan setelah selesai nonton" Lanjut Henry lalu Arra berdiri dari tempat duduknya
"Kamu ada disini" kata seseorang di belakang Rika sambil menatap Arra lalu menatap Henry dengan dingin
"Sayang, kamu sudah selesai?" Tanya Rika manja kepada Andy dan langsung rangkul lengan Andy.
Arra bahkan tidak berniat untuk menyapa Andy tapi langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Andy
"Secepat itu kamu move on dariku?" Kata Andy sinis
"Atau memang selama ini kamu seperti ini dibelakangku?" Lanjutnya menatap Henry dengan tajam
"Come on, Kenapa kamu berpikir aku harus larut dalam kesedihan setelah di selingkuhi selama 2 tahun? Kamu pikir kenapa aku diam walaupun sudah mengetahui dari awal hubungan kalian?" Jawaban Arra membuat Andy teringat terakhir kali dia bertemu Arra
"Apa kamu sudah mendapat jawaban dari arti diamku selama ini?" Lanjut Arra dengan senyum lalu melangkah pergi di ikuti Henry yang menatap Andy sejenak lalu pergi
***
Saat Arra kembali ke apartemen jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, memasuki Lift tiba-tiba ada seseorang yang juga menekan tombol dan lift kembali terbuka. Melihat siapa yang masuk lift Arra menahan nafas sejenak lalu mengatur nafasnya perlahan.
"Kenapa malam-malam begini dia disini" Pikir Arra tanpa berani menegakkan kepalanya, dia memilih melihat sepatunya
"Dari mana kenapa malam sekali baru pulang" suara itu terdengar tapi masih seperti halusinasi bagi Arra
"Apa kamu berniat tidak bicara lagi denganku seumur hidupmu?" Lanjut Irhas saat tidak mendapat jawaban dari Arra
"Ya, baru hangout sama temen" jawab Arra seadanya
"Jalan sama Henry? Aku tidak menyangka kalian bisa selama ini berteman"
"YA begitulah" respon Arra singkat
Saat list sampai di lantai 18, Arra melangkah keluar begitupun Irhas ikut berjalan keluar tepat di belakang Arra
"Kenapa dia mengikutiku? Pikir Arra lagi
"Aku sedang tidak mengikutimu, aku tingga disini" Kata Irhas seperti bisa membaca pikiran Arra
"Selamat malam" ucap Arra lalu masuk ke Apartemennya dengan tergesa-gesa, melihat itu Irhas hanya tersenyum
Bukan di sengaja, saat Irhas sedang melihat Apartemen ini dia melihat Arra sedang sarapan di Café bawah. Siang itu juga dia memutuskan untuk pindah. Entah apa yang di pikirannya, dia hanya berfikir untuk memulai hubungan baru dengan Arra, memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Dan sangat kebetulan dia mendapatkan kamar yang satu lantai dengan Arra.
***
"Aku berpikir untuk pindah Apartemen" Ucap Arra saat sedang makan siang bersama Lily
"Kenapa?"
"Irhas tinggal di sebelahku" Jawab Arra sambil menerutkan keningnya
"Apa?" Respon Lily kaget "Bagaimana bisa?" lanjutnya
"Entahlah, aku baru mengetahui itu sekitar 5 hari yang lalu. Dan sekarang hampir setiap hari aku melihatnya, itu sangat tidak nyaman" Jelas Arra mengaduk minumannya
"Dia pasti mengikutimu, apa dia mengganggumu?"
"Tidak bisa dibilang mengganggu, dia sepertinya berubah menjadi ramah dan suka tersenyum"
"Apa dia mencoba mendekatimu sekarang, mungkin selama ini dia menyesal"
"Tidak mungkin" Bantah Arra segera
***
Hari Sabtu-Minggu biasa Arra akan menghabiskan waktu paginya untuk berolahraga di lantai satu, tapi karena hari sabtu saat dia disana untuk olah raga dan melihat Irhas juga disana akhirnya hari minggu dia seharian hanya di dalam apartemennya bahkan dia tidak keluar untuk lari pagi.
"Ah… aku benar-benar sangat tidak ingin keluar hari ini. Sehari saja aku mohon untuk tidak melihat dia" gumamnya sambil keluar kamar menuju dapur hendak memasak makan siang
"Hah.. kenapa aku lupa membeli beras, benar-benar sial. Kenapa aku tidak suka roti, padahal itu akan cukup menahan lapar" keluhnya merebahkan diri di sofa dan menyalakan TV