Chereads / Kuingin Cinta bertepuk sebelah tangan / Chapter 4 - BAB 4 - AKHIR MASA LALU

Chapter 4 - BAB 4 - AKHIR MASA LALU

"Hujan" kata irhas singkat saat hendak pulang sekolah.

Arra hanya tersenyum, tersenyum kecil karna aku takut dia tidak berbicara padanya

"Kenapa senyummu ragu-ragu, senyum aja. Tidak perlu ragu seperti itu!" katanya panjang

"Aku suka itu" ucap Arra tiba-tiba dan membuat Irhas langsung mengalihkan perhatiannya

"Apa?" Tanya Irhas segera

"Hujan, aku suka!" alih Arra segera, dan dia segera berpaling. Menghela nafas lega, karena takut tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

"Motor kamu?" tanya Irhas menunjuk salah satu motor yang terparkir disebelah motornya setelah hujan mulai reda. Arra hanya menggelengkan kepala perlahan,

"Terus, motor kamu mana?" tanyanya kemudian, Arra menggelengkan kepala lagi, Seharusnya dia tau Arra tidak membawa motor karena tidak bisa mengendarainya

"Lalu kenapa sejak tadi kamu berdiri disini?"

Arra menggelengkan kepala sekali lagi lalu tersenyum bingung,

"Kadang-kadang kamu aneh ya" kata irhas dan menaiki motornya dan berlalu. Arra masih berdiri di pinggir tempat parkir sekolah ini, tak tau apa yang sebenarnya dia tunggu. Sampai dia ingat kata-katany tadi

"Hujan, aku suka!" kini Arra harus mulai menyukainya "Hujan"

***

Pagi ini Arra harus berlari kecil menuju ruang kelas karena terlambat masuk sekolah,

"Permisi, maaf saya terlambat" Kata yang Arra rangkai sejak memasuki gerbang akhirnya terurai juga, karna ini kali pertama dia terlambat masuk sekolah.

Arra kembali bersin untuk kesekian kalinya dan membuatnya terpaksa harus istirahat di UKS.

Bosen, Arra kembali duduk dan berjalan mondar-mandir membuat petugas UKS bingung.

"Ternyata ada ya, orang yang gila belajar seperti kamu" suara itu lagi, Arra enggan menengok kearah suara itu, karena dia takut melihat senyum itu.

"Harusnya kamu di UKS "

"Bosan" ucap Arra singkat

"Bosan? bosan karena apa?" tanya irhas bingung

"Bukankah kamu sendiri yang mengatakannya tadi, kalau aku gila belajar. So, mana mungkin aku bisa berdiam diri di UKS tanpa melakukan apa-apa"

"Hmmmm" Irhas menghelah nafas panjang dan duduk didepan Arra

"jangan pandangi aku seperti itu!" katanya kemudian.

"Siapa?" Tanya Arra

"Kamu, jangan pandangi aku lagi. Apalagi secara diam-diam" Ucapnya membuat Arra tersentak kaget

"Oh dari mana dia tau!" Batin Arra

"Aku?" kata Arra segera "kayaknya kamu salah orang dhe!" Bantahnya

"Oh ya?" responnya Irhas remeh

"Terima kasih atas kiriman puisi-puisimu. Bagus!" lanjutnya sembari meletakkan beberapa lembar kertas dihadapan Arra, lalu beranjak pergi.

Jantung Arra sepertinya berhenti berdetak, hari ini sangat aneh.

***

Arra tersenyum saat melihat titik demi titik air jatuh menetes ditangannya, lalu dia merapikan syal yang melingkar di lehernya.

Melangkahkan kaki perlahan berjalan ditengah titik air langit yang tak hentinya menetes.

"Masih tetep memaksakan diri untuk hujan-hujanan lagi?" kata seseorang yang kurasa selama ini ada di dekat Arra tapi dia berusaha untuk tidak mempedulikannya.

"Hmmmm" Arra menarik nafas panjang lalu perlahan menengok siapa yang membawa payung dan melindunginya dari air hujan.

"Kenapa kamu selalu datang disaat yang tepat, seperti dalam sinetron saja!" kata Arra dengan senyum dan langsung meraih lengannya dengan manja

"Karena aku ada untuk menemanimu!" ucapnya, Dia adalah teman Arra sejak SMP, namanya Henry... Anak laki-laki manis berlesung pipi.

***

Hari ini Arra dimarahi Guru Matematika karena dia tertidur didalam kelas, Arra memang sedang tidak enak badan karena hujan-hujanan tempo hari

"Tidak biasanya kamu tidur didalam kelas, kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Lily seusai pelajaran.

"Pusing" Jawabnya singkat

"Kamu sakit?" tanya Lily lagi

"Dikit"

"Dikit? Kalau sakit ya sakit, kenapa dikit, lama-lama kamu pelit " kata Lily sewot

"Kok pelit?"

"Iya pelit ngomong, seperti Irhas!"

"Kok Irhas" Protesnya segera dan membuat perhatian Irhas tertuju padanya, Arra langsung terdiam lalu mengambil setumpuk buku yang ada di meja dan beranjak pergi menuju perpustakaan.

"Hallo Bidadariku yang cantik!" sapa Henry saat melihat Arra keluar dari perpustakaan lalu merebut setumpuk buku yang dibawanya

"Kata Lily, tadi kamu tidur dikelas ya"

"Hmmm, kepalaku pusing dan ngantuk. hehehehe" jawab Arra sembari nyengir

"Hmmm cantik cantik" responnya lalu merangkul Arra "Udah makan sayang? kekantin dulu yukk" Ajaknya

***

Siang ini Arra mendengar obrolan Irhas dengan teman sebangkunya, dirinya merasa terpojok

"Kamu kenapa Ra?" tanya Lily saat menemui Arra di UKS

"Pusing"

"Tidak biasanya kamu lebih memilih di UKS dari pada ikut pelajaran di kelas atau di perpustakaan"

"Pusing"

"Kamu kenapa Ra?"

"Aku pusing Lil, aku pusing! aku mau istirahat, jangan ganggu aku!!" tegas Arra dan membuat Lily berlalu dengan wajah kecewa

"Kenapa jalan duluan..." tegur Henry yang mengagetkan Arra

"Udah males ya pulang bareng ma aku?" lanjutnya

Arra tak banyak kata, hanya bisa memeluk Henry erat dengan isak tangis

***

"Ra, Arra!" panggil Henry yang terdengar tergesa-gesa saat melihatk Arra berjalan di depan ruang Osis.

"Ya" jawabku dengan senyum berat

"Apa benar, kamu keluar dari kelompok belajar yang akan dikirim sekolah untuk lomba bulan depan? kenapa?"

Arra tak bisa menjawab pertanyaan Henry dengan tegas, karena alasan yang dia miliki yang dirasa tidak masuk akal bagi semua orang jika dirinya ungkapkan

"Aku capek Hen" cuma itu kata yang bisa Arra ucap dan berlalu dari hadapan Henry

"Ternyata Miss Rajin kita memang sangat pinter ya... lihat aja. Dia bisa belajar sambil mendengarkan musik" kata salah satu murid yang ada di perpustakaan

"Maksud kamu?"

"Lihat saja, headset yang ada di telinganya"

"Arrggggghhhhhhh aku bosan, apapun yang aku lakukan selalu menjadi obrolan mereka, aku ingin menjadi siswi biasa-biasa saja, yang tidak selalu bisa menarik perhatian mereka" Batinnya marah

"Ada apa Ra, semua orang membicarakanmu. Kamu kenapa?" tanya Henry yang tidak tahan melihat perubahan sahabatnya itu

"Aku capek Hen"

"Iya, capek kenapa? Cerita sama aku"

"Aku capek"

"Ra, kamu percaya padaku?" tanya Henry dan Arra mengangguk pelan lalu mengusap air matanya

"Kalau kamu ada masalah bicaralah. Katakan dengan jelas, jangan kamu simpan dalam hati. Itu yang dulu pernah kamu katakan padaku, ungkapkan apa yang menjadi beban dalam hatimu" kata Henry pelan, sekali lagi Arra hanya bisa mengangguk

"Sekarang bicaralah!" lanjutnya

lalu Arra segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas

"Ra, kamu mau kemana?" tanya Henry segera mengikuti langkah sahabatnya itu

Arra mencari satu sosok yang membuatnya berubah hingga seperti ini, sosok yang selama ini Arra kagumi

"Irhas!" panggil Arra lantang dan menghentikan langkah tenang yang selalu dia tapakkan

Kini Arra berdiri tepat dihadapannya, memandang wajahnya lekat. Ini pertama kali dia melakukannya

"Apa?" kata singkat keluar dari mulut Irhas

"I Love you" ucap Arra lirih tertunduk

"Kamu salah orang" kata Irhas dan hendak beranjak pergi

"Irhas, I Love you"

"Kamu tidak salah orang? Bener kata yang lain, kamu tambah aneh!"

"Irhas, aku suka kamu, aku sayang kamu" ulang Arra lirih dan masih tidak berani menatapnya.

"sepertinya kamu bener-bener salah orang, maaf aku harus pergi!"

"Irhas, aku menyukaimu, dari dulu"

"Terima kasih" ucapnya singkat dan meninggalkan Arra sendiri, terdiam berdiri di depan ruang seni

~ Flasback End.

***

"Kreeekkkk..." suara pintu yang terdengar berat itu membuyarkan lamunan Arra tentang masa lalu

"Ah, ternyata benar-benar ada di sini" Kata Henry duduk disebelah Arra

"Hen, kamu selalu datang tepat waktu. Aku butuh seseorang untuk kupeluk" kata Arra lalu segera memeluk Henry dengan tangis

"Aku masih tidak rela Hen, dulu dengan bodohnya aku melepas semua impian begitu saja. Di sini aku mendapatkan semuanya. Pujian, sindiran, tawa, tangis, cinta bahkan rasa kecewa" ingat Arra lagi

"Sudahlah, tempo hari kamu katakan padaku. Persahabatan lebih berarti dari pada kata-kata Cinta yang tak pasti, karna Cinta bisa membuatku Bego' dan aku ga mau itu terjadi lagi" kata Henry dan tersenyum

"Apa dia mengganggumu lagi? Aku melihatnya masuk ke Aula tak lama setelah kamu keluar" Lanjut Henry seakan dia tahu alasan aku menghilang

"Dia mengajakku bicara. Hanya bicara tidak lebih" jawab Arra

"Ayo, sebentar lagi Acara akan di tutup. Aku akan mengantarmu pulang"