Zhang Xiao, pemuda yang lahir di keluarga terpandang di desa Zhangjia, satu-satunya anak yang mampu melanjutkan pendidikannya di universitas ternama di kota. Tidak heran kalau dia adalah suatu kebanggan yang dimiliki oleh desa Zhangjia. Li Yan juga menjadikannya sebagai panutan, dia bagaikan seorang idola bagi Li Yan.
Li Yan mengagumi sosok Zhang Xiao, tapi dia tidak mempunyai keberanian untuk mencoba lebih dekat kepada Zhang Xiao. Karena itu, dia tidak bisa melibatkan Zhang Xiao atas kesalahan yang telah dia lakukan bersama orang lain. Dia sama sekali tidak ingin membuat beban kepada Zhang Xiao.
"Kalau kamu seperti ini, lebih baik aku mati saja!" kata Li Yan dengan tegas, sebenarnya dia adalah perempuan yang memiliki komitmen besar terhadap sesuatu.
Li Yan tidak bisa membuat Zhang Xiao bersalah, atas apa yang sama sekali bukan kesalahannya. Lagi pula sekarang, apa yang layak didapat oleh Zhang Xiao, setelah dia menghancurkan kehidupannya sendiri. Dia tidak mungkin membuat kesalahan dua kali, dengan menghancurkan kehidupan Zhang Xiao.
"Kalau kamu memang benar-benar tidak bisa menemukan Feng Yuan, ya sudah lupakan saja kak! Mungkin ini adalah takdirku!" kata Li Yan kemudian. Padahal sebelumnya, dia sama sekali tidak percaya dengan takdir, tapi sekarang dia hanyalah perempuan lemah, dan tidak menemukan cara lain untuk menentang penduduk desanya.
Meskipun kedua orang tua Li Yan membedakan status antara anak perempuan dan laki-laki, tapi tetap saja mereka orang tuanya. Mereka juga tidak berharap, kalau anak perempuannya harus ditenggelamkan di sungai. Tapi tidak ada cara lain, mereka sudah kesana kemari sambil memohon agar Li Yan dapat dibebaskan. Tapi, kalau penduduk desa menghentikan ini, maka tidak hanya Li Yan yang mendapat masalah, tapi seluruh keluarga Li Yan juga akan dihukum bersamanya.
"Seseorang yang melakukan sesuatu harus berani bertanggung jawab! Kak Xiao, cepatlah pergi dari sini! Jangan biarkan orang lain tahu kalau kamu pernah kemari, aku mohon kepadamu, kak!" kata Li Yan.
Saat itu terlihat, Li Yan sedang menangis terisak-isak sambil memohon kepada Zhang Xiao agar dirinya pergi. Sebenarnya Zhang Xiao juga mengerti, saat ini dia hanyalah seorang diri, namun tidak ada gunanya juga kalau dia harus menghadapi penjaga desa Lijia. Jadi mau tidak mau, dia memutuskan untuk segera meninggalkan desa Lijia. Setelah kembali ke rumahnya, dia terus memikirkan apa yang bisa dia lakukan. Tiba-tiba, dia melihat buku pelajarannya di rak buku, membuatnya langsung beranjak dari tempatnya.
Saat itu Zhang Xiao telah mempelajari tentang analisis obat narkotika, jadi dia pasti bisa meracik obat narkotika itu sendiri. Tentu saja, dia tidak bisa meracik obat narkotika yang rumit, namun dia hanya bisa meracik obat yang mungkin memberikan sedikit efek pada diri manusia. Obat yang mampu membuat manusia kehilangan tenaga, itu saja sudah cukup. Dengan begitu, dia punya kesempatan untuk diam-diam membawa Li Yan pergi.
Setelah memikirkan ide ini, keesokan harinya Zhang Xiao langsung pergi ke kota untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk meracik obatnya. Dia pun secara diam-diam meracik obat di rumahnya sendiri. Setelah obat itu telah siap semua, dia membawa obat itu, kemudian diam-diam menyelinap ke desa Lijia. Karena, dia harus mencari tempat yang tepat untuk meletakkan obat itu, lalu dia juga harus memastikan, kalau para penjaga desa Lijia juga terkena efek dari obat yang telah dia buat.
Setelah itu, Zhang Xiao diam-diam menyelinap ke tempat Li Yan dimana berada, dia masuk ke dapur tempat itu dan menuangkan obatnya ke dalam teko air. Dengan begini, ketika para penjaga desa Lijia sedang makan, mereka pasti akan mulai merasakan efeknya.
※
Setelah bercerita sampai sini, membuat Zhang Xiao lagi-lagi terdiam, hatinya terasa seperti tercabik-cabik, setiap kali dia mengingat hal itu. Karena, ini adalah sesuatu yang paling tidak ingin dia ingat, "Saat itu aku terus berpikir untuk keesokan harinya, ketika obat itu mulai memberikan efek dan mereka tidak punya tenaga, jadi aku bisa dengan diam-diam membawa Li Yan pergi. Saat itu, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, bahkan arah kami akan pergi, dan biaya perjalanan pun sudah aku persiapkan. Tapi siapa yang tahu… Justru di hari kedua itu, desa Lijia malah terjadi sebuah masalah!" katanya.
Saat itu, penduduk desa Lijia terjangkit penyakit yang aneh, semua itu bermula dari penjaga di tempat Li Yan berada. Penyakit ini seperti wabah yang cepat sekali menyebar ke semua orang. Hanya dalam waktu satu hari saja, semua penduduk desa telah terjangkit penyakit yang aneh itu. Membuat penduduk desa Zhangjia panik, ketika mereka mendengar kabar buruk itu. Mereka takut kalau wabah penyakit itu sampai menyerang ke desa mereka.
Saat itu, Zhang Xiao juga terkejut untuk beberapa saat, hingga akhirnya dia baru menyadari situasi gawat yang telah terjadi. Padahal, yang dia lakukan hanyalah meracik obat biasa, untuk membuat orang kehilangan tenaganya. Tetapi, entah mengapa bisa berbanding terbalik dengan apa yang direncanakan. Lalu, secara mendadak bisa berubah menjadi penyakit yang mengerikan seperti ini.
Dalam benak Zhang Xiao saat itu, dia ingin sekali pergi ke desa Lijia, tapi kedua orang tuanya menentang dan melarangnya untuk pergi. Orang tuanya hanya berharap, agar dia segera kembali ke universitasnya. Meskipun kali ini dia berbohong kepada orang tuanya, dengan mengatakan sedang libur sekolah, tapi sama saja. Kedua orang tuanya tetap berharap, agar dia pergi jauh-jauh untuk meninggalkan desa Zhangjia. Karena penduduk di desa Zhangjia, sedang dirundung rasa panik atas berita yang mendadak dan menakutkan ini.
Zhang Xiao tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya terus-menerus menyalahkan dirinya. Dia sangat menyesal, terlebih lagi dia sangat-sangat takut, karena telah membunuh banyak jiwa yang tidak bersalah.
Ternyata penyebab semua ini adalah obat racikan Zhang Xiao? Seharusnya, dia sama sekali tidak bisa membiarkan manusia sebanyak itu, meninggal karena kesalahannya! batin Ning Huanxin setelah mendengar cerita dari Zhang Xiao...