Chereads / Suamiku Penguasa Kegelapan / Chapter 27 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 17)

Chapter 27 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 17)

Jadi sebenarnya, ada dua desa yang bernama Desa Zhangjia dan Desa Lijia, menurut cerita, sejak leluhur mereka menetap di kedua desa ini ratusan tahun lalu, mereka telah menjadi sebuah desa yang bertetangga. Lalu, selama ratusan tahun kemudian, kedua desa ini hidup secara damai bersama-sama. Bahkan, masyarakat dari kedua desa itu beberapa kali sudah melaksanakan pernikahan. Tapi, meskipun mereka hidup berdampingan dengan tentram, hubungan mereka tidak terlalu dekat.

Di saat itu Ning Huanxin memperhatikan Ibu Zhang yang sedang dihadang di tempat itu. Kemudian, terlihat beberapa perempuan yang ada di belakangnya, pergi meninggalkan perempuan muda itu. Ning Huanxin penasaran untuk beberapa saat, Apa aku harus mengikutinya? pikirnya dalam hati. Lalu, tanpa perlu berpikir lagi, dia langsung mengikuti orang-orang itu.

"Ning Huanxin!" panggil Jiang Lixing, dia langsung berteriak memanggil Ning Huanxin ketika melihatnya tiba-tiba berlari. Dia tidak menyangka, kalau Ning Huanxin akan berlari secara tiba-tiba. Sambil terus berlari mengikutinya, Jiang Lixing beberapa kali terus memanggil namanya. Kedua orang itu kemudian berlari, dan melewati desa yang sudah lama ditinggalkan oleh penduduknya.

Di tempat ini tepatnya, pernah ada sebuah desa bernama Desa Lijia. Sepanjang mata memandang, tempat ini terlihat sungguh menyedihkan, begitu gersang, dan sangat terlihat kalau dulunya seperti desa yang tertekan. Jiang Lixing sungguh prihatin melihat apa yang ada di depannya saat ini, tapi dia seperti bisa merasakan tentramnya tempat ini puluhan tahun yang lalu. 

Kupu-kupu kecil yang hanya mengepakkan sayapnya pun, mungkin bisa saja menyebabkan badai dan menghancurkan sesuatu yang jauhnya ribuan mil. Lalu, entah kecelakaan apa yang terjadi di desa Lijia, sehingga membuatnya tiba-tiba lenyap dalam sekejap.

Namun, yang dilihat Ning Huanxin sekarang sangat jauh berbeda, dengan apa yang dilihat Jiang Lixing, karena dia melihat sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Sejak awal dia memang sedang mengikuti sekelompok orang, tapi dia tidak tahu bagaimana bisa tiba-tiba dia masuk ke dalam desa itu. 

Saat ini Ning Huanxin tidak lagi melihat orang-orang itu, semuanya tiba-tiba menghilang. Yang dia lihat sekarang, hanyalah kebakaran besar yang sedang melahap desa itu, seluruh desa itu saat ini sedang dikelilingi oleh lautan api. Terlihat sekelompok orang memanjat dari masing-masing rumahnya, wajah mereka sangat pucat, perasaannya juga pasti sangat pedih. Beberapa orang sampai berguling di tanah sambil merintih, dan meminta pertolongan kepada siapapun, mereka terlihat sangat kesakitan dan sengsara.

Ning Huanxin langsung maju menerobos kobaran api itu, tapi dia sama sekali tidak merasakan panas atau sakitnya api itu. Tapi, dia bisa membayangkan rasa sakit dan keputusasaan yang dirasakan oleh penduduk desa pada saat itu. Lalu, di saat dia ingin menerobos masuk ke dalam kobaran api itu, tiba-tiba ada sekelompok orang yang menerobos dan membawa penduduk desa tersebut. 

Mereka tidak berkata apa pun, dan penduduk desa itu juga melakukan perlawanan sama sekali. Sekelompok orang itu membawa satu persatu penduduk desa itu, hingga akhirnya mereka membawa perempuan muda itu. Raut wajah perempuan tersebut, terlihat lebih pucat dibandingkan yang lainnya. Pucatnya mirip seperti wajah orang yang sudah meninggal. 

Ning Huanxin masih teringat, dengan apa yang sudah dia lihat beberapa saat lalu. Di bawah sinar rembulan, wajah perempuan itu terlihat sangat cantik dan tenang. Tapi sekarang, dia terlihat seperti tidak punya lagi harapan hidup. Matanya yang tenang, kini berubah menjadi penuh kesedihan dan keputusasaan.

Seluruh penduduk desa itu kini sudah dibawa pergi, mereka terlihat sangat sengsara, sangat putus asa. Mereka ingin memberontak dan menginginkan kebebasan, tapi mereka tidak mempunyai kekuatan. Karena mereka yakin, tidak ada gunanya lagi untuk berjuang, mereka berpikir kalau hidupnya akan berakhir saat ini.

Ning Huanxin hanya bisa menunggu, kemungkinan apa yang akan terjadi setelah ini, lalu dia berpikir, Apakah mereka akan dikubur hidup-hidup. Penduduk di desa ini jumlahnya tidak terlalu banyak, dan orang-orang yang diselamatkan dari kebakaran ini, mereka semua pasti akan dikubur hidup-hidup! Mungkin saja kan?

Hujan deras tiba-tiba membasahi desa itu, lalu obaran api pun dengan cepat segera padam. Sepertinya, Tuhan pun ikut menangis melihat kejadian mengerikan yang terjadi di tempat itu. Tiba-tiba pandangan Ning Huanxin kabur, semua kejadian yang dia lihat tiba-tiba lenyap begitu saja. Dia mengusap-usap matanya, dan yang terlihat saat ini hanyalah hamparan rumput liar dan reruntuhan puing-puing bangunan.

"Kita kembali saja!" kata seseorang.

Ning Huanxin tiba-tiba dikejutkan oleh suara Jiang Lixing, saat ini dia terlihat begitu frustrasi sambil melihat dirinya. Lalu dia berbisik kepada Ning Huanxin, "Kamu masih sakit! Apakah kamu tidak mau pergi ke rumah sakit?" tanyanya.

"Aku mau kembali, hanya Kota Zhangjia yang mampu menangani sakitku ini. Bahkan rumah sakit pun tidak akan bisa!" kata Ning Huanxin, dia sangat yakin dengan perkataannya itu. Saat ini, dia hanya ingin kembali dan mencari Ibu Zhang, dia percaya, bahwa kali ini dia punya bukti kuat yang bisa membuat Ibu Zhang membuka suara. Dia yakin kalau Ibu Zhang akan menceritakan kepadanya, apa yang sebenarnya telah terjadi di kedua desa itu sepuluh tahun yang lalu.

Ning Huanxin baru akan mengetahui, apa yang harus dilakukannya ketika dia sudah tahu, cerita apa yang terjadi di balik sepuluh tahun yang lalu. Dari situ, dia akan bisa mencari cara, bagaimana menyelesaikan misi di dunia itu, agar bisa kembali ke kehidupannya yang nyata...