Chereads / Suamiku Penguasa Kegelapan / Chapter 26 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 16)

Chapter 26 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 16)

Tidak disangka salah satu dari kedua perempuan itu adalah Ibu Zhang, Ning Huanxin yang melihatnya benar-benar tidak habis pikir. Tapi dengan cepat, dia langsung memalingkan pandangannya ke wajah perempuan yang lainnya. Kalau memang benar perempuan itu adalah Ibu Zhang, lalu perempuan di sebelahnya, apa jangan-jangan dia perempuan bawah tanah yang sering menemuiku di dalam mimpi? batinnya.

Saat itu, Ning Huanxin sekali lagi mencoba melangkah lebih dekat untuk melihat dengan jelas penampilan perempuan itu. Tiba-tiba, Jiang Lixing dengan tenaganya yang kuat langsung menarik tangannya, "Ning Huanxin, kamu gila? Kali ini apa lagi yang akan kamu lakukan? Ada yang tidak beres dengan sungai ini, kita cepat pergi saja!" katanya.

Sangat jelas, kalau Jiang Lixing sama sekali tidak melihat apa yang dilihat oleh Ning Huanxin. Kalau saja ini bukan sebuah mimpi buruk, lalu apa yang sebenarnya aku lihat? Sebuah masa lalu ataukah kematian seseorang? Dalam sepanjang hidupku, ini adalah kali pertama kalinya aku merasa sedang bermimpi di luar mimpiku ketika aku tertidur! batin Ning Huanxin dengan bingung. 

"Jangan bicara! Lihat! Upacara itu sudah dimulai!" kata Ning Huanxin kepada Jiang Lixing. Saat ini dia menoleh ke arah Jiang Lixing sambil menempelkan jari lentiknya ke mulutnya, seolah-olah sedang mengisyaratkan agar Jiang Lixing bisa diam. Karena di saat yang menegangkan sekarang, terlihat penduduk yang memakai jubah hitam itu mulai mengelilingi dua perempuan yang malang itu. Mereka terlihat seperti bergumam satu sama lain, atau mungkin sedang berdoa.

Seperti sedang menuruti upacara yang dilakukan oleh orang-orang ini, langit semakin lama semakin terlihat gelap. Begitu gelapnya, sampai sinar matahari pun seakan-akan tidak diizinkan untuk memberikan cahayanya sedikit saja. Ketika langit benar-benar telah berubah menjadi gelap, beberapa orang di sekitar sana mulai menyalakan lilin, lalu hanya menyisakan dua perempuan berbaju putih itu saja.

Hari semakin gelap dan angin pun berhembus semakin dingin, kedua perempuan itu tampak bergenggaman tangan semakin erat. Ketika itu, Ibu Zhang muda dan perempuan di sebelahnya akhirnya membuka suara, meskipun sangat pelan dan dirundung rasa takut, tapi suara itu tetap enak di dengar.

"Kakak, aku takut!" ucap Ibu Zhang muda atau Zhang Yunshu dengan ketakutannya.

"Shu, jangan takut, tidak ada yang namanya monster sungai, itu hanya akal-akalan manusia saja. Kita harus bersabar sementara untuk semalam ini, besok pagi ketika langit menampakkan cahayanya, semua ini akan berakhir." kata perempuan lainnya.

"Kakak, pelankan sedikit suaramu, nanti monster di sungai ini mendengarnya dan marah! Kalau kita dimakan satu persatu… Bagaimana?!" tanya Zhang Yunshu

Perempuan lain yang saat ini berusaha untuk menguatkan Zhang Yunshu, justru dibuat tertawa olehnya. Bagaimana tidak? Karena mata anak itu yang terlihat polos, justru saat ini sedang berubah menjadi bulat dan menjadi semakin ketakutan. Seperti seorang anak yang sedang kaget, karena baru saja melihat hantu. 

Dengan gemasnya, perempuan lainnya mengusap kepala Zhang Yunshu dan mendekatkan tubuh anak itu ke dekatnya, "Shu yang lucu, kamu ini benar-benar sangat polos!" katanya.

Ketika rembulan bersinar tepat di atas langit, kedua perempuan itu benar-benar mirip seperti perempuan yang Ning Huanxin lihat di tengah sungai kemarin. Mereka mulai melepas jubah yang melekat di tubuhnya dan perlahan-lahan berjalan menuju ke dalam sungai itu.

Upacara ini seperti cara orang terdahulu, ketika berdoa kepada Tuhan. Mereka tidak harus menggunakan nyawa manusia atau menyuruh kedua perempuan itu untuk masuk ke dalam sungai dan tenggelam di sana. Mereka hanya perlu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, untuk berdoa kepada Tuhan. Tetapi, mereka percaya, jika menggunakan nyawa manusia sebagai perantara, akan membuat doa mereka lebih cepat diterima.

Hanya saja, Ning Huanxin yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari kedua perempuan itu, justru melihat langit perlahan-lahan berubah menjadi terang ketika mereka berjalan dan semakin masuk ke dalam sungai. Semakin mereka berjalan lebih dalam, entah mengapa langit pun juga berubah semakin terang. Tapi, perempuan yang berada di tengah sungai itu tiba-tiba berubah menjadi tidak sadarkan diri.

"Kakak! Kakak! Kamu kenapa?" teriak Zhang Yunshu.

Zhang Yunshu yang melihat saudaranya tiba-tiba tidak sadarkan diri, langsung menangis dengan kerasnya, dan terus-menerus memanggil saudaranya. Karena tangisannya itu, membuat orang yang berjaga di sekitar sana menjadi terjaga. Mereka adalah penjaga malam, yang juga merupakan wanita-wanita tangguh dari daerah tersebut. Mereka dengan cepat membawa perempuan yang saat ini tidak sadarkan diri tersebut ke tepi sungai, dan segera memberikannya baju. Dengan tenaga yang kuat, mereka menggendong perempuan itu di punggungnya dan membawanya kembali ke desa. 

Desa? batin Ning Huanxin, secara tidak sadar dia memperhatikan ke arah yang berlainan. Setelah itu, dia melihat di seberang sana ada sebuah desa yang sepertinya terlihat tenang dan damai, seolah-olah sangat nyaman untuk ditinggali.

Zhang Yunshu sudah memakai kembali bajunya, dia ingin mengikuti orang-orang yang membawa saudaranya itu. Tapi, seketika itu juga dia justru dilarang oleh beberapa orang di sana, "Adik Shu, kamu kembali ke desa Zhangjia saja ya. Kamu jangan khawatir, ada kami yang terus menjaga saudaramu." kata salah seorang dari mereka...