Chereads / Suamiku Penguasa Kegelapan / Chapter 25 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 15)

Chapter 25 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 15)

Malam itu Ning Huanxin kalau berpikir dia akan bermimpi aneh lagi. Tapi, ternyata dia bisa melewati tidurnya dengan tenang tanpa ada mimpi-mimpi aneh yang datang ke dalam pikirannya.

Di tengah dingin dan gelapnya subuh, Kota Zhangjia saat ini masih menjadi kota yang terlalu sunyi. Ternyata bukan, yang benar adalah kesunyiaan ini seperti tidak ada kehidupan lagi yang tertinggal di sana. Ning Huanxin saat itu terlihat masih terlelap, tiba-tiba dia mendengar suara Zhang Yan, diikuti oleh suara ketukan pintu yang keras dan tergesa-gesa.

"Kakak Ning! Kakak Ning!" kata Zhang Yan terdengar berseru. Ning Huanxin ingin sekali membuka kedua matanya, tetapi seperti ada beban berat yang membuatnya sulit sekali untuk membuka mata. Kepalanya pun sangat sakit, dia merasa kalau seluruh tubuhnya saat ini sedang memberontak kepadanya.

"Dia demam, aku akan bawa dia ke rumah sakit." kata seseorang, itu adalah suara Jiang Lixing. Tiba-tiba, Ning Huanxin merasa kalau dirinya sedang melayang, dan saat ini dia telah digendong oleh seseorang. Lagi-lagi wangi parfum ini, batinnya. Tapi kali ini, dia yakin bahwa aroma ini berasal dari pria yang menggendongnya saat ini, yaitu Jiang Lixing. 

Ning Huanxin yang saat itu masih setengah sadar, merasa bingung karena telah digendong oleh Jiang Lixing. Dengan perlahan, Jiang Lixing menidurkannya di kursi belakang mobil, kemudian mobil itu langsung melaju dengan cepat. Dengan segala sisa tenaga yang dimiliki, akhirnya dia mencoba membuka matanya perlahan-lahan. Hal yang pertama dilihatnya adalah Jiang Lixing yang sedang fokus menyetir di kursi di depannya.

Dengan suara yang lirih Ning Huanxin mencoba untuk berbicara. Tenggorokannya terasa perih seperti ada api di dalamnya yang sedang mencoba membakarnya, "Jiang…"

"Jangan bicara! Di sampingmu ada sebotol air, minumlah air itu dulu." kata Jiang Lixing ketika mendapati Ning Huanxin sudah tersadar. Dengan suara yang lembut dan hangat Dia menyuruh Ning Huanxin agar kembali beristirahat dan minum terlebih dahulu. Ning Huanxin meraba-raba sekitar tubuhnya, lalu menemukan sebotol air mineral. Dia langsung membuka tutup botolnya, dengan segera membasahi tenggorokannya, dan membuatnya terasa jauh lebih baik sekarang.

Sejak kecil, kondisi tubuh Ning Huanxin tergolong cukup sehat, karena dia jarang sekali terkena penyakit. Kalau pun pergi ke rumah sakit, mungkin karena cedera ketika dia sedang berolahraga, atau karena dipukul oleh ayahnya. Ternyata rasa sakit itu… Sakit sekali ya! Aneh, hehe… batinnya, dia merasa lucu karena ini adalah pertama kalinya merasakan sakit.

Ning Huanxin melihat-lihat ke luar jendela mobil, tidak disangka dia melihat lagi sungai itu, "Berhenti!" teriaknya tiba-tiba. 

Ning Huanxin yang saat itu berteriak, sampai membuat Jiang Lixing langsung menginjak rem mobilnya. Rem yang diinjaknya secara mendadak itu, sampai membuat roda mobilnya meninggalkan jejak di atas aspal, mobil itu pun akhirnya berhenti. Jiang Lixing menatap perempuan di belakangnya ini dengan ekspresi yang sudah tidak bisa tergambarkan lagi.

"Ada apa denganmu?" tanya Jiang Lixing.

"Mengapa kita berhenti di sini lagi? Aku pasti sekarang sedang bermimpi, kan?" tanya Ning Huanxin. Saat berbicara seperti itu, dia secara tidak sadar langsung mencubit dirinya sendiri. Ah sakit! Ternyata ini bukan mimpi? batinnya.

Waktu itu, Jiang Lixing juga menengok ke arah luar, membuat raut wajahnya pun langsung berubah. Jalanan ini adalah jalan yang kemarin mereka lewati bersama Zhang Yan, dan tidak jauh dari sana sudah terlihat sebuah sungai. "Aku ingat sekali kalau aku menyetir ke pusat kota! Mengapa bisa sampai ke sini?!" tanyanya dengan heran.

Ning Huanxin lagi-lagi bertanya tetapi seperti orang yang ketakutan, "Kamu melihatnya kan?"

"Melihat apa? Sungai itu?" tanya Jiang Lixing sambil memperhatikan Ning Huanxin dengan penuh curiga. Saat ini dia merasa kalau sikap Ning Huanxin sedikit aneh, benar-benar mirip seperti kemarin. 

Brak!

Tiba-tiba Ning Huanxin sudah melompat keluar dari mobil dan menutup pintu itu dengan keras. Saat ini dia melihat, di kedua tepi sungai itu sedang berkumpul masyarakat yang tidak terhitung jumlahnya tengah mengadakan suatu upacara. Tapi, beberapa dari penduduk memakai jubah berwarna hitam, dan ekspresi mereka seperti sedang memohon akan sesuatu.

Perayaan apa yang sebenarnya mereka lakukan di tepi sungai seperti ini? ucap Ning Huanxin dalam hati. Terlihat dua orang perempuan berambut panjang yang terurai, sedang duduk di antara mereka. Tapi dua perempuan ini terlihat berbeda dengan yang lainnya, mereka mengenakan jubah panjang berwarna putih seputih susu. 

Ning Huanxin yang melihatnya langsung menyadari, bahwa kedua perempuan itu adalah sosok perempuan yang dia lihat sedang berjalan menuju sungai kemarin. Hanya saja saat ini mereka terlihat lebih nyata dan ekspresi wajah mereka terlihat sangat jelas.

Banyaknya orang asing yang mengelilingi mereka berdua, membuat kedua perempuan ini saling bergenggam tangan dengan erat satu sama lain. Seakan-akan sedang saling menguatkan di antara mereka, atas sesuatu yang akan terjadi. Tapi kedua perempuan itu, kali ini Ning Huanxin mampu melihat wajah mereka.

Penampilan kedua perempuan itu sangat mirip, mereka terlihat seperti sepasang adik kakak, kedua orang itu juga terlihat sangat familiar. Ning Huanxin secara perlahan, melangkahkan kakinya untuk maju beberapa langkah. Dia benar-benar merasa seperti pernah mengenal perempuan itu, lalu dia berpikir kalau perempuan itu mirip seperti Ibu Zhang.

Apa-apaan ini! Salah satu dari kedua perempuan ini ternyata adalah pemilik penginapan yang aku tempati, yaitu Ibu Zhang! batin Ning Huanxin...