Zhang Yan akhirnya ikut pergi bersama Jiang Lixing dan Ning Huanxin. Perempuan muda itu sangat penasaran kemana mereka akan pergi. Mengetahui mereka akan pergi ke sebuah sungai, raut wajahnya seketika berubah, "Kakak Ning!!! Jangan pergi ke sungai itu. Berbahaya!" katanya.
"Apa?" tanya Ning Huanxin, terlihat terkejut di sorotan matanya. Tapi wajahnya masih berusaha menunjukkan sikap yang biasa, "Mengapa? Apa pernah ada orang yang tenggelam di sungai itu?" lanjutnya.
Zhang Yan menggelengkan kepalanya, "Sejak kecil aku sudah diperingatkan oleh ibunya untuk tidak pergi ke sungai itu, ingin mendekatinya saja sudah dilarang. Karena katanya… Di dalam sungai itu ada hantunya!" katanya. Mengingat kalau ada hantu di sungai tersebut, membuat wajahnya tiba-tiba memucat. Terlihat sekali, kalau gadis muda itu sejak kecil sudah takut dengan kisah hantu di sungai tersebut.
"Semua anak di kota ini... Oh bukan! Maksudku semua orang di kota ini, tidak peduli laki-laki atau perempuan, muda atau tua, semuanya tidak ada yang berani untuk pergi ke sungai itu." kata Zhang Yan. Mendengar dia bercerita sambil terdengar ketakutan ketika memberikan penjelasan, membuat Jiang Lixing yang sedang menyetir justru tertawa.
"Ketika aku datang kemari, aku justru melewati sungai itu. Airnya sungguh jernih, pemandangannya pun sangat indah! Bagaimana bisa menjadi semenakutkan itu? Sangat berbeda dengan apa yang kamu bicarakan, gadis cantik! Menurutku, itu hanyalah trik orang dewasa untuk menakuti kalian agar tidak bermain sembarangan di sungai itu." kata Jiang Lixing dengan santai.
"Oh! Benarkah seperti itu?" tanya Zhang Yan, pikirannya sempat teralihkan sesaat ketika mendengar ucapan Jiang Lixing.
Sebenarnya kota yang ada setelah sungai itu, adalah kota dari dunia yang berbeda. Lalu, ketika orang-orang dewasa ini semakin melarang anak-anak kecil untuk pergi ke sana, justru membuat mereka semakin berkeinginan untuk pergi.
Zhang Yan sempat ragu sesaat, lalu tiba-tiba dia mengubah topik pembicaraan, "Kakak Jiang, Kakak Ning, apakah hari ini telah terjadi sesuatu yang dialami oleh para pemain? Mengapa… Kakak Qin… Kakak Qin Su belum kembali?" tanyanya dengan ragu-ragu.
Qin Su yang merupakan aktor senior, meskipun di pegunungan dan alam terbuka seperti ini, dia tetap mau melakukan syuting bersama. Bahkan, dia juga tinggal di penginapan yang sama bersama para kru lainnya. Tingkat seniornya, sama sekali tidak membuatnya menjadi sombong. Sekalipun, dia tidak pernah terlibat adu mulut atau bertengkar dengan pemain lainnya. Karena sikapnya itu, semua orang sangat segan kepada Qin Su.
"Hari ini Kakak Qin sedang tidak enak badan, lalu para kru membawanya ke rumah sakit di pusat kota. Jadi, hari ini kami semua bisa beristirahat." jawab Ning Huanxin.
Saat ini, Jiang Lixing dengan cepat sudah membawa mereka menjauh dari kota Zhangjia. Lalu, mobil itu mulai memasuki jalanan kecil yang menanjak, tidak lama kemudian, mereka sudah dapat melihat sungai itu.
Apa yang dikatakan oleh Jiang Lixing memang benar, air di sungai itu sungguh jernih. Dari kejauhan terdengar suara percikan air mengalir yang begitu menenangkan. Namun, tempat itu terlihat sudah lama ditinggalkan oleh penduduknya, tetapi terlihat juga tidak ada yang berani merusaknya.
Tanaman liar dibiarkan tumbuh bebas di sekitar sungai, tanahnya juga dipenuhi oleh bunga-bunga indah yang tumbuh semau mereka tanpa ada yang melarang. Benar-benar tempat yang sungguh indah, membuat orang berpikir, apakah dari awal sekitaran Kota Zhangjia memang sudah mempunyai pemandangan yang seindah ini.
Ning Huanxin tidak bisa menutupi rasa takjubnya akan pemandangan itu. Wahhh, indahnyaaa! kata Ning Huanxin di dalam hatinya. Zhang Yan yang duduk di kursi belakang, saat ini terlihat sedang menempelkan wajahnya di jendela mobil. Wajahnya tidak berhenti terkagum dengan apa yang dilihatnya saat ini, "Benar-benar indah sekali tempat ini! Sungguh sungai ini dari awal memang sangat indah!" katanya penuh dengan rasa kagum.
Grekkk… grekkk…
Jiang Lixing terlihat sedang mencoba untuk menambahkan lagi kecepatan mobilnya. Tapi tiba-tiba, mobilnya tersendat di jalanan setapak yang membuat mereka semua harus turun dan berjalan kaki. "Sepertinya mobilku terjebak. Lagi pula, tempat ini terlalu sulit untuk dilalui mobil. Kita turun saja sambil melihat-lihat!" katanya.
Ketiga orang itu akhirnya turun dari mobil, terlihat sekali jika Zhang Yan merasa jauh lebih girang daripada Ning Huanxin. Wajah mungilnya terus menerus menoleh memperhatikan indahnya sungai itu. Dengan sangat bersemangat, gadis muda itu menarik tangan Ning Huanxin dan Jiang Lixing menuju pinggir sungai, "Di sini ada ikan! Wah, banyak sekali ikannya!" katanya dengan bersemangat.
Air sungai itu sangat jernih sehingga terlihat sampai ke dalam dasar sungai tersebut. Lalu, di pinggiran sungai itu juga terdapat pasir putih dan kerikil-kerikil yang memenuhi di sepanjangnya, semakin menambah kesan indah. Entah mengapa di tempat seindah ini, bagaimana bisa mempunyai rahasia yang katanya mengerikan.
Ning Huanxin terlihat berjalan sampai ke pinggir sungai, sambil menikmati indahnya pemandangan. Air yang jernih itu membuatnya dapat melihat pantulan dirinya sendiri. Lalu, ketika dia melihat ke dasar sungai itu, tiba-tiba matanya terbelalak kaget karena seperti melihat sesuatu di dalamnya.
Saat ini, Ning Huanxin melihat langit yang dipenuhi oleh cahaya bintang, bergerak di dalam sungai yang dingin, lalu di bawah sinar bintang dia melihat dua sosok di dalamnya. Kemudian, terlihat rambut hitam panjang terurai lurus menutupi punggung kurus kedua sosok itu, kulitnya putih seputih susu dan lembut selembut sutra.
Di bawah sinar bintang yang menghiasi langit, kedua sosok itu melepaskan pakaian yang menutupi tubuh indahnya, dan perlahan-lahan berjalan memasuki sungai. Mereka semua perempuan, sayangnya Ning Huanxin tidak bisa melihat wajah kedua sosok misterius itu. Tetapi, dia seperti dapat merasakan apa yang sedang mereka rasakan. Jantungnya berdebar semakin kencang, karena mereka saat ini terlihat sangat menakutkan...