Ning Huanxin yang mendengar tawaran Zhang Yan, tanpa pikir panjang langsung mengiyakannya. Dia merasa, kalau dirinya akan merasa nyaman di tempat yang baru ini. Untuk masalah baju dan makanan, dia berpikir kalau mungkin bisa meminjam atau membelinya saja di sini. Lalu dia berpikir, kalau pemain di dalam project film ini terlihat cukup banyak. Hanya saja, pemain senior perempuan di sini tidak banyak, tetapi pemain junior perempuan yang terlihat tidak sedikit.
※
Malam pun akhirnya datang, para kru terlihat sedang makan malam bersama di dalam penginapan itu. Entah karena umur mereka yang tidak jauh berbeda, membuat Zhang Yan dan Ning Huanxin cepat sekali akrab. Setelah selesai makan malam, Zhang Yan membawanya pergi, untuk melihat-lihat ke sebuah ruang baca.
"Kakak Ning, ini kamarmu!" kata Zhang Yan, kemudian membuka gagang pintu ruangan itu. Benar katanya, ruangan ini terlihat tidak seberapa besar, tapi ada sesuatu yang menarik perhatian Ning Huanxin. Dia melihat banyaknya tumpukan buku yang tersusun rapi. Menariknya, kebanyakan dari tumpukan buku-buku itu adalah berisi tentang, bagaimana cara agar bisa menjadi seorang artis profesional.
"Yan, apakah kamu ingin menjadi artis?" tanya Ning Huanxin.
Menjadi artis adalah salah satu pekerjaan yang sangat istimewa, karena pekerjaan itu bisa menjadi bermacam-macam karakter. Terlebih lagi, ketika sudah menjadi seorang artis terkenal, semua orang akan mengenalmu. Ning Huanxin teringat, ketika dia memulai karirnya, dia sempat pergi meninggalkan rumahnya. Tapi, entah mengapa dia rela menjalankan peran yang menurut orang-orang tidak berharga. Tentu saja, hal ini karena dia terinspirasi oleh seseorang bernama Nona Tian Shengli.
Namun sebenarnya, bukan itu satu-satunya alasan Ning Huanxin, saat itu dia merasa sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya. Dia putus asa karena sudah ditolak oleh 27 perusahaan kecil, tempat dia pernah melamar pekerjaan.
Dalam perjalanannya kembali dari perusahaan-perusahaan itu, tiba-tiba dia melewati sebuah perusahaan besar bernama 'Landian Produksi'. Sebenarnya di kota tempat tinggal Ning Huanxin, banyak sekali perusahaan produksi untuk acara di TV dan film. Tapi, itu semua tidak cukup bagus menurutnya, lalu dia melihat 'Landian Produksi' yang merupakan sebuah perusahaan besar. Kemudian dia berpikir bahwa inilah yang sedang dirinya cari selama ini.
Ning Huanxin memperhatikan perusahaan itu, kemudian dia berpikir apakah harus mencobanya. Lalu, dia mengeluarkan sisa uang yang ada di dalam dompetnya, kemudian dia memutuskan untuk mengikuti tes untuk menjadi seorang pemeran cameo. Di saat krisis seperti itu, dia masih harus menyewa ruangan khusus untuk mengikuti tes agar bisa menjadi pemeran cameo.
Ning Huanxin yang memiliki paras cantik jelita, sebenarnya sejak kecil dia sudah sangat familiar dengan dunia seni. Jadi, jangan tanya kemampuan yang dimilikinya saat ini seperti apa, karena semua kelebihan yang ada pada dirinya, membuatnya cepat sekali menarik perhatian banyak orang.
Peran pertama yang pernah diperankan oleh Ning Huanxin adalah menjadi seorang perempuan, yang telah membunuh majikan perempuannya sendiri. Sejak saat itu, dia mulai melebarkan sayapnya di industri perfilman. Baginya, menghasilkan banyak uang bukanlah tujuan utama hidupnya, karena tujuannya selama ini adalah dia ingin membuat semua orang bisa melihat dirinya saat ini.
Meskipun kedua orang tua Ning Huanxin tinggal di kampung halaman yang jauh dengannya saat ini, tapi mereka tahu dimana dia berada. Karena akan ada saatnya, dia akan pulang dan kembali bersama dengan kedua orang tuanya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dia sendiri merindukan rumahnya, tapi masa kelamnya itu yang membuatnya tidak ingin mengingatnya lagi. Dia hanya akan fokus pada dirinya saat ini, yaitu bahwa dia harus melakukan yang terbaik untuk apapun di hidupnya.
Tapi seindah apapun impian yang Ning Huanxin bayangkan, nyatanya takdirnya mengatakan kalau dia tidak boleh bermimpi terlalu jauh. Saat dia memerankan sebuah peran pertamanya selama dua bulan, semua itu terasa sangat berat baginya. Selama dua bulan itu, dia hanya memerankan dua setengah kali dari seluruh naskah yang ada. Tidak heran, hanya air mata yang keluar ketika dia mengingat perjalanannya selama dua bulan itu.
Ah! Ning Huanxin membuang segala kenangan pahit itu, dibandingkan saat dia kabur dan memutuskan untuk menjadi pemeran cameo saat itu. Situasinya saat ini, yang tiba-tiba dibuang ke masa sepuluh tahun lalu oleh aplikasi Wechat di ponselnya. Mungkin keadaannya saat ini, merupakan keadaan terburuk yang pernah dialaminya, selain menipu ayahnya sendiri waktu dulu.
※
Saat ini pikiran Ning Huanxin sedang berkelana entah kemana, tapi Zhang Yan yang mendengar pertanyaannya saat itu, dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Kakak Ning, kau jangan menertawakanku! Aku hanya membaca sedikit buku. Aku saja tidak pernah bersekolah di jurusan itu, tapi ketika banyak artis yang datang ke penginapan kami untuk mengambil gambar, hasratku untuk menjadi seorang artis semakin tinggi. Tapi ibuku tidak menyetujuinya, jadi aku memutuskan untuk diam-diam membeli buku dan mempelajarinya, lalu kamu melihatnya saat ini." katanya menjelaskan.
Setelah Zhang Yan menjelaskan panjang lebar, lalu dia mengajak Ning Huanxin untuk melihat salah satu sisi rak buku di kamar itu. Dia membuka sebuah gorden, lalu terdapat sebuah cermin besar di baliknya. Cermin itu terlihat sangat bersih, tepian cerminnya terbuat dari kayu dengan ukiran klasik yang rumit, tapi elok untuk dipandang.
"Dulu, ada seorang artis perempuan yang tinggal di penginapan kami, lalu dia memberikan cermin ini kepadaku. Kemudian aku menaruhnya disini, jadi setiap kali aku membaca buku, aku langsung melihat ke depan cermin dan latihan layaknya seorang artis sungguhan." kata Zhang Yan. Ketika membicarakan hal ini, matanya langsung berbinar-binar, dia terlihat sangat tertarik untuk masuk ke dalam dunia seni peran ini, dan terlihat ingin sekali menjadi seorang artis.
Namun, Ning Huanxin tiba-tiba teringat sesuatu, selama ini ketika bersama para kru tinggal di penginapan itu, dia hanya melihat seorang perempuan pemilik hotel itu seorang diri. Kenapa aku tidak pernah mendengar bahwa pemilik hotel itu punya seorang anak? Kalau dihitung dari umurnya, sepuluh tahun lagi Zhang Yan mungkin sudah menikah. Apa mungkin, dia sudah hidup bahagia dengan seorang suami yang mencintainya dan memiliki seorang anak yang menggemaskan? Mungkin juga dia lupa impian masa mudanya yaitu menjadi seorang artis! batinnya.
"Zhang Yan, kamar ini sudah cukup rapi, kamu tidak perlu membersihkannya lagi! Kasur kecil ini cukup untukku tidur seorang diri, jika aku tidak perlu melakukan pengambilan gambar, aku masih bisa membaca buku. Hmm… Apa kamu tidak keberatan kalau aku membaca bukumu?" tanya Ning Huanxin.
"Tentu saja tidak. Mengapa aku harus keberatan?" jawab Zhang Yan dengan santai.
Setelah mereka berdua asik mengobrol di dalam kamar itu, Zhang Yan tiba-tiba menarik tangan Ning Huanxin untuk keluar. "Kakak Ning, aku akan membawamu melihat kamar tidurku, di bawah kasurku masih lebih banyak lagi buku yang menarik dan kamu harus melihatnya!" katanya dengan riang.
Lalu, mereka berdua pergi meninggalkan rak buku itu. Karena mereka terlalu asik mengobrol, Zhang Yan lupa untuk menutup kembali gorden di sisi rak bukunya itu. Cermin klasik itu terlihat masih berdiri tegak di sudut rak bukunya. Kemudian, saat pintu kamar itu tertutup, tiba-tiba terlihat ada kilatan cahaya yang sangat cepat, tapi langsung menghilang dari dalam cermin itu…