Chereads / Suamiku Penguasa Kegelapan / Chapter 7 - Dia Menguburku Hidup-Hidup (Bagian 1)

Chapter 7 - Dia Menguburku Hidup-Hidup (Bagian 1)

Matahari perlahan menuju ke ufuk barat, langit pun berubah warna menjadi semerah darah. Di tempat yang terpelosok dengan pemakaman terpencil ini, terasa angin yang berhembus seakan menggoda setiap orang yang berada di sana. Beberapa kertas pun, terlihat ikut berterbangan akibat hembusannya.

Mata Ning Huanxin tertuju pada kertas putih yang berada di tangannya, kertas itu kini sudah berubah menjadi tumpukan abu yang berserakan. Dia menepuk kedua tangannya, membuang abu itu ke tanah, lalu kembali ke ruang ganti untuk memakai kostumnya. 

Setelah Ning Huanxin selesai berganti kostum, maka dia langsung pergi ke tenda khusus make up untuk siap dirias. Pemeran cameo sepertinya tidak punya make up artist sendiri, jadi dia harus menunggu hingga gilirannya tiba agar bisa dirias oleh make up artist tersebut. 

Karena Gu Yu si perempuan nomor tiga itu telah kembali, Sutradara Wang berencana untuk lebih dahulu mengambil gambarnya dengan Luo Yingxin, si perempuan penyelamat. Hal ini membuat Ning Huanxin menjadi lebih santai. Ketika dia sedang menunggu gilirannya untuk dirias, dia melihat seseorang sedang memainkan ponsel dengan wajah penuh kebosanan, membuat Ning Huanxin langsung merogoh saku untuk mengambil ponselnya.

Sayangnya, dia lupa membawa ponselnya itu, lalu dia melihat kursi malas yang berada di dekatnya. Ning Huanxin langsung duduk dan merebahkan punggungnya di kursi tersebut, tidak lama kemudian kedua matanya sudah tertutup, dia tertidur.

Entah sudah berapa lama Ning Huanxin tertidur, tiba-tiba dia mendengar suara berisik yang mengganggu istirahatnya. Lalu dia pun memutuskan untuk bangun, tapi ketika sudah membuka mata, dia melihat sudah tidak ada seorangpun berada di ruang rias itu.

Berisik sekali sih! batin Ning Huanxin.

Kemudian, dia mengangkat badannya dan berjalan keluar dengan malas. Saat itu langit sudah benar-benar menjadi gelap, angin malam yang berhembus merasuk hingga ke tulangnya. Ning Huanxin lalu menggosok-gosok badannya untuk sekedar menghangatkan diri.

Dinginnya… batinnya lagi. Angin malam ini benar-benar sangat dingin, rasanya tulang-tulang Ning Huanxin hampir beku karena dinginnya.

Setelah itu Ning Huanxin berpikir dan memutuskan, kalau ternyata suara berisik itu datang dari para kru yang sedang berada di lokasi syuting. Dia merasa masuk akal jika mendengar suara-suara, karena memang sedang ada proses syuting di dekatnya, tapi dia berpikir bahwa suaranya ini terlalu keras dan berisik.

Ning Huanxin tidak bisa menahan langkah kakinya untuk mendekat ke lokasi syuting itu. Namun ketika melihat ke sana, ternyata tempat itu kosong, dan tidak ada seorangpun di sana. Bahkan, tidak ada peralatan syuting, tidak ada para kru, dan tidak ada para pemain.

Ning Huanxin hanya melihat sebuah lahan kosong, bahkan kuburannya pun tidak ada. Bagaimana ini bisa terjadi? tanyanya dalam hati. Di bawah langit yang gelap dan malam yang dingin ini, hanya ada tanah lapang yang sedang dilihatnya saat ini. Ada masalah apa sebenarnya? batinnya terasa bergejolak.

Ning Huanxin hanya bisa terdiam, setelah itu, tiba-tiba terlihat kilatan lampu yang menyilaukan tepat berada di depannya. Kemudian, muncul banyak sekali sosok misterius yang bahkan tak bisa dihitung jumlahnya, lalu berputar mengelilinginya.

"Kubur mereka! Kubur mereka!" kata sosok misterius itu secara bergantian.

Suara-suara itu terdengar sangat berisik dan sangat menakutkan. Ning Huanxin merasakan, kalau orang-orang itu berteriak dengan penuh kemarahan yang meluap-luap. Saat itu dia yang sedang berada di sana mendengar suara-suara itu dengan sangat jelas. Beberapa orang itu masih mengelilingi disekitarnya, dan mereka selalu mengulangi satu kalimat yang terdengar mengerikan.

Kubur saja mereka! Siapa yang akan mereka kubur? tanya Ning Huanxin dalam hati. Lalu, Ning Huanxin melihat mereka semua berjalan menuju ke suatu tempat, entah mengapa tiba-tiba hatinya berdegup sangat kencang.

"Satu per satu! Maju satu per satu!" kata orang-orang itu.

Ning Huanxin segera berlari ke depan untuk melihat apa yang sedang terjadi, namun anehnya, badannya bisa menembus badan orang-orang itu. Dia merasa seperti sedang menembus sebuah bayangan. Orang-orang ini, bukanlah manusia. Apakah ini cuma ilusiku saja? batinnya penasaran.

Ketika Ning Huanxin berlari tunggang langgang hingga akhirnya dia bisa sampai ke yang paling depan, tiba-tiba dia tercengang. Wajah mungilnya yang berada di bawah cahaya rembulan itu, tidak mampu menutupi betapa kagetnya dia saat ini. Kuburan apa ini? Aku sama sekali belum pernah melihatnya! tanyanya dalam hati dengan perasaan yang tidak menentu.

Karena, apa yang dilihat Ning Huanxin saat ini adalah sebuah tanah lapang dengan banyak lubang yang menganga. Di dalam lubang-lubang itu, terlihat orang-orang yang sedang meronta meminta pertolongan di sana. Ya ampun! Bukankah mereka semua masih hidup? batinnya dengan terkejut.

Tidak hanya itu, Ning Huanxin juga melihat ada seseorang yang sudah siap dengan sekop dan peralatan lainnya, untuk menaburkan tanah ke atas badan dan wajah mereka. Kubur hidup-hidup?! batin Ning Huanxin, entah mengapa kata-kata ini yang langsung merasuk ke dalam otaknya. Tiba-tiba, kakinya tersandung dan dia jatuh tersungkur di atas tanah.

"Kubur mereka! Kubur mereka!" kata orang-orang itu, terus-terusan mengucapkan kata-kata yang sama.

Suara-suara itu terus terngiang di kepala Ning Huanxin tanpa henti, lalu dia menoleh. Kali ini, dia baru bisa melihat dengan jelas wujud orang-orang yang sedang berteriak itu. Mereka semua terlihat sangat mengerikan, badannya sangat tinggi, kedua matanya merah menyala dengan ekspresi ganas layaknya seorang monster.

Lalu tiba-tiba, Ning Huanxin merasakan cipratan air dingin dan harum mulai membasahi kostumnya, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kemudian, dia memejamkan matanya dan berdoa kepada Tuhan. 

Ning Huanxin menyadari, bahwa saat ini dia sudah berada di dalam salah satu lubang itu dan entah sampai kapan harus berada di posisi seperti itu. Tetapi, yang bisa dia rasakan, monster itu tidak berhenti menaburkan tanah ke atas tubuhnya...