Pemimpin redaksi Han Mo, yaitu perempuan yang tadi berkata tunggu, akhirnya maju ke depan untuk melihat Nan Zhi yang membungkukkan badan. Kemudian pemimpin redaksi itu berkata, "Angkat kepalamu."
Nan Zhi dengan anggun menegakkan tubuhnya.
Meskipun pakaiannya lumayan basah karena kehujanan, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi penampilannya yang tampak cerah dan menakjubkan.
Bibir yang merah serta gigi yang putih, ditambah dengan mata yang begitu jernih, benar-benar kecantikan yang alami.
Kuncinya adalah, Nan Zhi tidak grogi dan tidak malu. Hal itu membuat orang yang melihatnya merasa senang.
Meskipun di stasiun TV ada banyak penyiar yang cantik, dan yang datang interview hari ini kebanyakan juga muda dan cantik, tapi kecantikan yang seperti ini begitu unik. Kecantikan yang bisa membuat penonton yang melihat langsung tertarik, dan sangat jarang ditemui.
Kecantikan Nan Zhi tampak mempesona.
Mata beberapa juri laki-laki tampak tak berkedip.
Han Mo batuk kecil. Setelah berunding dengan beberapa juri, mereka memberi Nan Zhi satu kesempatan untuk interview.
Han Mo memberi Nan Zhi naskah festival lentera dan kembang api, kemudian meminta Nan Zhi untuk menghafal isi dari naskah itu dalam waktu sepuluh menit.
Tapi menghafal naskah yang panjang itu bukanlah hal yang mudah.
Ketika Nan Zhi sedang berusaha untuk menghafal naskah itu, seorang juri lelaki berbisik kepada Han Mo dan bertanya, "Untuk interview sebelumnya kamu memberi waktu setengah jam, dan isi naskah juga lebih mudah daripada ini. Kenapa kamu mempersulitnya?"
"Orang yang telat perlu bekerja lebih keras daripada yang lain, agar bisa mendapat kesempatan." Jawab Han Mo dengan serius.
"Jika menyuruhku untuk menghafal dalam waktu sepuluh menit, aku juga tidak akan bisa menghafalnya. Nona ini cantik dan suaranya juga enak di dengar." Juri laki-laki itu tampak menghela nafas. "Tapi sayang sekali, sepertinya ia tidak akan lolos di tes tahap awal."
Seorang penyiar perempuan lain yang juga senior bernama Su Meng menyela, sambil melirik Nan Zhi dari sudut matanya. Perempuan ini selalu merasa tidak puas dan cemburu saat melihat perempuan yang terlalu cantik. "Kalian laki-laki hanya melihat dari luarnya saja. Penyiar stasiun TV kita membutuhkan bakat, bukan hanya yang bagus dilihat saja."
Para juri laki-laki tertawa. "Penyiar Su juga bagaimana bisa tahu kalau nona kecil itu cantik tapi tidak berbakat?"
Kemudian terdengar suara yang manis dan ringan. "Para juri, saya sudah siap."
Su Meng melirik jam, belum sampai sepuluh menit. Kemudian ia mendengus di dalam hati. Nona di depannya itu terlihat sangat suka mencari perhatian. 'Setelah ini, lihat bagaimana kamu akan dipermalukan.' Batin Su Meng.
Nan Zhi berdiri di depan para juri, tubuhnya sangat indah, senyumnya alami dan menenangkan. "Tahun baru musim semi telah tiba, dan bunga-bunga telah bermekaran …"
Suaranya terdengar begitu merdu, dan kata-kata yang diucapkannya terdengar begitu jelas, tinggi nada, timbre, dan irama berubah seiring perubahan konten.
Yang paling penting adalah, Nan Zhi mengingat semua naskahnya.
Han Mo menekan rasa senang di hatinya, kemudian ia melihat beberapa juri lainnya lalu berkata kepada Nan Zhi. "Setelah satu minggu, datanglah untuk tes ulang. Kamu harus datang tepat waktu."
"Terima kasih para juri." Sekali lagi Nan Zhi membungkuk untuk berterima kasih.
Setelah Nan Zhi pergi, Han Mo menghela nafas. "Gadis ini memiliki gaya yang hampir sama dengan senior kita, Xia Yi di usia yang sangat muda. Sungguh luar biasa."
Han Mo adalah monster yang terkenal di stasiun TV. Ia tidak mudah memuji orang, tapi sekarang, ia memuji seorang nona kecil yang tidak terkenal.
Su Meng telah bekerja di stasiun TV selama tiga tahun, dan belum pernah mendapatkan pujian dari Han Mo. Wajah Su Meng tampak cemberut dan kemudian mendengus dingin. "Kak Han, lebih baik Kakak melihat lagi hasil tes ulangnya sebelum mengambil keputusan."
...
Di Rumah Sakit.
"Yeay! Yeay! Yeay! Aku tahu Zhi Zhi pasti akan berhasil dalam interview." Ucap Xiaokai sembari memeluk leher Nan Zhi, kemudian mengecup wajah Nan Zhi. "Semangat!"
Nan Zhi menggendong Xiaokai dalam pelukannya sambil tersenyum. "Mami baru masuk tes pertama, dan masih harus tes ulang minggu depan."
"Mami pasti tak akan terkalahkan!" Ujar Xiaokai.