Lelaki itu berbicara sambil menggigit telinga Nan Zhi. Nafas lelaki itu bercampur dengan aroma cerutu, sangat berbahaya.
Meskipun ruangan itu dipenuhi dengan orang-orang berpengaruh, tapi melihat Nan Zhi dipermalukan seperti ini, tidak ada siapapun yang bisa maju untuk membantunya.
Terlihat jelas bahwa lelaki yang sedang memeluk Nan Zhi ini memiliki posisi yang lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya.
Sejak empat tahun yang lalu, Nan Zhi bukan lagi nona besar yang sombong dan semaunya sendiri. Sekarang ia memiliki anak yang harus di besarkan, dan ada sesuatu yang hilang yang harus diambil kembali. Nan Zhi tidak mempunyai modal untuk melawan Tuan besar yang berbahaya seperti ini.
Ia tak bisa melawan, dan hanya bisa menurut dengan lembut.
Sudut bibir Nan Zhi tersenyum lembut, suaranya juga terdengar lebih lembut, kemudian berkata dengan nada menyanjung. "Tuan muda, hari ini aku memang terlalu nekat, sekali lagi aku minta maaf dengan sungguh-sungguh. Aku sedang tidak enak badan, apakah kamu bisa melepaskanku kali ini?"
Wajah Nan Zhi tampak lebih pucat, ada keringat yang menetes di hidungnya yang indah. Wanita itu terlihat benar-benar tidak nyaman.
Tapi rasa belas kasihan Tuan muda Mu sudah menghilang sejak lama.
Lelaki itu mengangkat alisnya, kemudian melihat Nan Zhi dengan cemberut. Wajah tampannya terlihat santai. "Tuan Mu menyentuhmu, dan menganggapmu sebagai manusia. Apakah kamu tidak ingin mengatakan terima kasih?"
Suara lelaki itu terdengar rendah, bodoh, dan seksi. Tapi yang di dengar oleh Nan Zhi, suara lelaki itu seperti suara yang dikeluarkan oleh iblis.
Nan Zhi juga baru pertama kali ini diperlakukan kurang ajar seperti ini.
Ia menahan diri untuk menampar lelaki itu. Sambil menganggukkan kepala ke lelaki itu, Nan Zhi berkata. "Terima kasih, Tuan muda Mu."
Mu Sihan melihat wajah Nan Zhi yang tampak semakin pucat seperti mau mati. Kemudian lelaki itu berkata, "Pergilah."
Nan Zhi telah dimaafkan, dan wanita itu segera mengambil tasnya kemudian bergegas pergi.
Ia tampak sangat mempesona dengan gaun merah itu jika dilihat dari belakang.
Meskipun Nan Zhi tampak terburu-buru, tapi ia tetap terlihat sangat elegan dan tenang.
Setelah Nan Zhi pergi, Lan Yanzhi duduk di sebelah Mu Sihan. "Kakakku mau menggoda Nona kecil itu ya."
Mu Sihan menghisap cerutunya kemudian mengetuknya. "Apanya yang kecil?"
Lan Yanzhi baru sadar kalau bentuk tubuh Nan Zhi tidak terlalu kurus. "Dadanya kurang lebih 34C, memang tidak kecil."
Baru saja Lan Yanzhi mengatakan hal itu, betisnya tiba-tiba ditendang dengan keras oleh seseorang hingga ia berteriak kesakitan. "Kakak ke-empat, perempuan itu juga masih belum menjadi milikmu, tapi kenapa kamu sudah mencoba untuk melindunginya?"
Mu Sihan kemudian bersandar di sofa, cerutu yang ada di bibirnya tidak menyala, dan ia menyipitkan matanya. Di ujung hidungnya masih tercium aroma lembut dan segar dari tubuh perempuan itu.
"Wah, kakak ke-empat, apa yang ada di atas celanamu ini? Anggur merah?"
Mu Sihan memakai celana casual berwarna putih, karena itulah warna cerah di pahanya itu bisa terlihat dengan jelas.
Lalu Mu Sihan berteriak ketika menyadari sesuatu.
Kemudian ia berdiri dari sofa dan pergi dengan dingin.
...
Nan Zhi telat datang ke ruangan yang di pesan Yanran. Nan Zhi sudah ditelepon berkali-kali, tapi teleponnya juga tidak diangkat. Tadinya Yanran akan pergi mencarinya, tapi Qin Yubing sudah terlebih dahulu berkata, "Aku akan pergi mencari Zhi Zhi!"
Qin Yubing membuka pintu ruangan, dan baru saja ia berjalan keluar beberapa langkah, ia sudah melihat pintu ruangan sebelah di buka.
Seseorang lelaki yang mengenakan celana berwarna putih dan berwajah tampan, tampak berjalan keluar diikuti dengan sepuluh orang pengawal berbaju hitam yang langsung membungkukkan tubuh dengan hormat dan berkata, "Tuan Mu."
Lelaki itu melambaikan tangannya, "Bubar."
Setelah para pengawal berbaju hitam itu pergi, lelaki itu melihat ke arah Qin Yubing.
Qin Yubing melihat wajah sempurna lelaki itu, cukup tampan untuk menandingi lelaki terpopuler di dunia industri hiburan, serta aura kuat yang seakan membuat orang lain susah untuk mendekatinya. Hal itu membuat Qin Yubing tertegun.