Nan Zhi tersenyum kemudian melihat lelaki tampan yang duduk di atas sofa. Lalu Nan Zhi berkata sambil mengangkat alisnya. "Apakah kamu tidak mengerti kata-kata manusia? Aku bilang kalau kalian salah orang, aku bukan nona yang akan menemani kalian."
Lalu suasana menjadi hening.
Keheningan yang bahkan bisa membuat jarum yang jatuh saja bisa terdengar.
Ada beberapa perempuan yang menutup mulut mereka karena tidak percaya. Mereka melihat Nan Zhi seperti melihat monster.
Kenapa perempuan ini memiliki nyali sebesar ini?
Tak ada yang menyangka bahwa perempuan ini berani melawan Mu Sihan!
Mereka semua sudah pernah menyaksikan betapa menakutkannya Tuan Mu saat emosi.
Bahkan wajah Lan Yanzhi yang merupakan teman baik Mu Sihan saja tampak tak percaya. Sepertinya selain Kak Xue, tidak ada perempuan yang berani berbicara seperti itu kepada kakak keempat.
Perempuan ini benar-benar berani.
"Pelacur dari mana ini? Beraninya melawan Tuan Mu, cari mati ya!" Seorang wanita yang bekerja di klub, dan menyukai Mu Sihan maju ke depan lalu mengangkat tangannya, kemudian hendak menampar wajah Nan Zhi.
Namun Nan Zhi dengan gesit menghindar, dan mengambil sebuah gelas yang masih terisi penuh anggur, kemudian menyiramkannya di wajah perempuan itu. "Siapa yang kamu bilang pelacur?"
"Kamu!"
Beberapa detik kemudian, terdengar suara ledakan tawa di dalam ruangan itu.
"Miao miao, bagaimana bisa kamu mengatai dirimu sendiri!" Lan Yan tampak tertawa menghina.
Miao miao menyeka anggur yang ada di wajahnya. Dari awal, Miao miao memang memakai pakaian yang tipis. Setelah terkena air anggur, bajunya menjadi semakin menempel di kulitnya, dan di dalam juga tidak memakai pakaian dalam, dan membuat lekuk tubuhnya bisa dilihat dengan jelas. Miao miao membungkuk dan melihat ke arah lelaki yang sedang duduk sambil menghisap cerutu, kemudian berkata. "Tuan Mu, coba kamu lihat, perempuan itu telah menyiramku hingga seperti ini. Aku hanya tidak bisa membiarkan perempuan ini berbuat tidak sopan padamu!"
Pada saat Miao miao berbicara, ia sengaja menggerakkan pantatnya, dan resleting di dadanya ditarik sangat rendah, hingga membuat buah dadanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Dan dengan begitu centil ia berkata. "Tuan Mu, kamu harus memberikan keadilan untukku…."
Mu Sihan menyemburkan asap cerutunya, dan mengernyitkan matanya yang sipit. "Menjauh dariku, aku tidak tertarik pada payudara silikon."
"…..." Miao miao hanya terdiam.
Nan Zhi yang akan pergi, tidak bisa menahan tawanya saat mendengarkan hal itu.
Lelaki ini tak hanya matanya saja yang tajam, mulutnya juga sangat beracun.
Miao miao menangis kemudian berencana pergi meninggalkan tempat itu diikuti Nan Zhi.
"Kamu, tetap tinggal." Ujar Tuan muda Mu.
Miao miao langsung senang, baru saja ia akan bertanya pada Mu Sihan apakah lelaki itu menyuruhnya tinggal, tapi ia melihat Tuan Mu yang selama ini tidak pernah menyentuh perempuan, dengan satu tangan memegang lengan Nan Zhi dengan sangat kuat. Kemudian lelaki itu menyeret Nan Zhi ke atas pahanya.
Iri, cemburu, tidak bisa menerima! Miao Miao sangat ingin menggantikan wanita itu duduk di atas paha Mu Sihan!
Sedangkan Nan Zhi yang sedang duduk di atas paha Tuan Mu merasakan suasana hati yang berbeda. Paha lelaki yang ada di bawah roknya itu benar-benar kuat, meskipun ada lapisan dua kain, tapi Nan Zhi masih bisa merasakan suhu panas yang berasal dari kulit lelaki itu.
Karena hal itu terjadi tiba-tiba, Nan Zhi mencoba mencubit jari lelaki itu. Tapi ia tidak tahu apa yang sebenarnya telah ia cubit.
Suhunya semakin lama semakin tinggi….
Seperti tersambar listrik, Nan Zhi baru sadar apa yang dicubitnya, dan ia segera melonggarkan cubitannya.
Jantung wanita itu berdegup kencang hingga tak bisa dikendalikan.
Ia merasa seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan, dan takut diberi hukuman oleh ibunya.
Bola matanya bergerak, dan dengan hati-hati melihat ke arah lelaki yang memeluknya.
Di bawah cahaya lampu yang redup, wajah lelaki itu tampak tampan. Matanya yang sipit dan gelap, seperti membawa aura Yin. Namun di sisi lain, lelaki itu terlihat santai sekaligus sombong saat tangannya melingkari punggung Nan Zhi.
Nan Zhi tidak pernah bertemu dengan lelaki seperti ini. Ia merasa bahwa orang yang berani bertatapan mata dengannya lebih dari sepuluh detik adalah orang–orang yang kuat mental.
Namun, Nan Zhi telah bertatapan dengan lelaki itu kurang lebih lima detik. Tapi ada rasa yang membuatnya tak bisa terus menatap lelaki itu.