Wei'ai menahan sakit dalam dirinya, dengan dingin membalas kakak Wang.
Kakak Wang tertegun sesaat, di pulau neraka ini, dialah yang mengatur para pelayan dan tidak ada yang berani kurang ajar. Pelayan ini, nyalinya benar-benar besar, sama sekali tidak menghormatinya, sepertinya Wei'ai masih belum sadar akan statusnya!
Tentu saja, Wei'ai tidak menganggap jika dirinya adalah pelayan perempuan. Itu hanyalah status yang dipaksakan Shen Shaobai padanya. Karena Wei'ai tidak punya pilihan lain, untuk sementara dia harus tinggal. Tetapi Wei'ai tidak akan selamanya tinggal disini, masih banyak hal yang harus dilakukannya!
Oleh karena itu, Wei'ai berjalan hingga depan pintu kemudian berhenti, memalingkan kepalanya saat menatap ke arah kakak Wang: "Shen Shaobai berada dimana?"
Wei'ai tiba-tiba bertanya, membuat kakak Wang tidak jadi melanjtkan semua perkataannya.
Ketika gadis pelayan mendengar apa yang di katakan Wei'ai, dengan nada yang dingin ia berkata: "Tuan berada di mana, memangnya siapa kamu bisa bertanya? Kamu sekarang hanyalah pelayan perempuan. Bila Tuan Muda tidak memanggilmu, maka kamu tidak punya hak untuk bertemu Tuan Muda! Bangun kesiangan, cepat pergi bekerja sana, apakah kamu mau dipukul?"
Dipukul?
Wei'ai tertegun, sambil melihat ekspresi jahat di wajah kakak Wang. Wei'ai sadar, kakak Wang sama sekali tidak bercanda.
Ini benar-benar konyol!
Sejak kecil, ayahnya tidak pernah memukulnya, sekarang kakak Wang ini ingin memukulnya? Jangan bermimpi!
Jika kakak Wang tidak ingin memberitahu Shen Shaobai berada dimana, maka dia sendiri yang akan mencarinya, hanya sebuah kamar. Wei'ai tidak percaya, mencari satu persatu kamar, apakah masih khawatir tidak dapat menemukannya?
Sambil berpikir begitu, Wei'ai dengan cepat keluar dari kamar.
"Berhenti! Kamu mau kemana?"
Kakak Wang semakin marah saat melihat Wei'ai yang sama sekali tidak mempedulikannya.
Melihat Wei'ai yang keluar dari kamar dan juga tidak berniat berhenti, ia dengan cepat mengejarnya: "Pelayan kecil, kamu berani membangkang?!"
Selesai meneriakinya, ia kemudian melihat ke arah pengawal yang ada di sudut: "Kenapa bengong saja? Cepat tangkap dia!"
Pengawal mendengar perintahnya, dengan cepat mengejar Wei'ai.
Wei'ai seketika panik, kemudian dengan cepat lari kedepan.
Tempat ini seperti istana tua, tempatnya sangat luas, dimana-mana penuh dengan suasana dingin dan sepi, membuat orang merasa bergidik. Di belakangnya, Wei'ai dapat mendengar suara para pengawal yang sudah hampir mengejarnya. Hati Wei'ai merasa kacau, tepat di depan terdapat sebuah belokan.
Sama sekali tidak bisa banyak berpikir, Wei'ai dengan cepat berlari buru-buru belok.
"Bruk——"
Pada saat yang sama, menabrak orang yang yang sedang datang ke arahnya, dan juga menabraknya dengan keras.
"Prang——"
Anggur yang dipegang orang itu seketika jatuh ke lantai, kaca gelas itu kemudian pecah berserakan di lantai, anggur yang berwarna merah seperti darah itu kemudian terpercik ke mana-mana, seperti bunga lili lycoris yang sedang mekar.
"Ya Tuhan! Anggurku… dasar pelayan sialan, bagaimana caramu berjalan? Apakah kau tidak punya mata?!"
Memelototi anggurnya di lantai, orang itu dengan tidak puas menunjuk ke arah Wei'ai.
Meskipun tidak suka dengan sikap orang itu, tetapi ini adalah salah Wei'ai, karena itu dia menundukkan kepala dan meminta maaf: "Maaf… aku tidak sengaja…"
"Maaf? Memangnya minta maaf berguna? Gadis kurang ajar, kamu tahu tidak anggur ini sangat mahal? Meskipun kamu dijual juga tidak mampu membayarnya!"
Wei'ai tidak menyangka, dia sudah minta maaf, tetapi orang itu tidak hanya tidak menerimanya, bahkan mengucapkan kata-kata yang jahat untuk menyerangnya.
Saat itu juga Wei'ai tidak lagi menundukkan kepalanya, melainkan meluruskan badannya, mengangkat kepalanya dan menatap ke arah orang itu.
Wei'ai melihat orang itu adalah seorang gadis yang umurnya mungkin sedikit lebih tua darinya. Memakai baju yang sangat trendi, wajahnya memakai make-up yang tebal. Saat itu, gadis itu sedang mengelus kukunya yang terpasang berlian kecil, sambil memelototinya dengan tatapan yang menghina, bahkan bibirnya yang merah juga terlihat seperti mengoloknya.
Hanya melihat parasnya, wajahnya terlihat dewasa dan cantik.
Sayangnya cara bicara dan ekspresi wajahnya, menghapus semua kecantikannya.
"Gadis kurang ajar, kamu masih berani memelototiku?"