Su Meiya tersenyum penuh makna saat mengatakannya.
She Mei, si gadis pelayan, dalam tatapan matanya seperti tidak terima. Ia dengan dingin berkata: "Nona kedua, tolong jangan sembarangan menduga. Gadis ini dihukum menjadi pelayan karena melawan Tuan Muda."
Dulu, karena kebakaran itu, mata Tuan Muda tidak lagi bisa melihat.
Karena kesempatan untuk sembuh kecil, ditambah lagi dengan kepergian Tong Hua, kedua hal tersebut membuat Tuan Muda meninggalkan keluarga Shen lalu tinggal di pulau ini dan menutup diri. Tetapi meskipun begitu, Tuan Muda masih tetap adalah pewaris resmi keluarga Shen. Namun semua saudaranya adalah orang yang tamak.
Setiap beberapa waktu sekali, mereka akan datang ke pulau. Di permukaan mereka mengatakan bahwa mereka datang karena khawatir kepada Tuan Muda. Tetapi sejujurnya mereka hanya khawatir Tuan Muda akan kembali ke Grup Shen, dengan begitu akan mempengaruhi mereka mendapatkan keuntungan dari Grup Shen.
Bahkan mungkin mereka ingin merebut status sebagai penerus Grup Shen!
Sedangkan nona kedua ini, merupakan salah satunya. Dia datang kemari untuk memeriksa kondisi Tuan Muda. Kesempatan untuk sembuh bagi Tuan Muda sangat kecil, ditambah lagi dia menolak untuk melakukan pengobatan, kemungkinan untuk bisa kembali melihat sama sekali tidak sampai satu persen.
Meskipun begitu, mereka masih khawatir pada Tuan Muda, mereka harus datang melihat dengan mata mereka sendiri baru merasa tenang.
"Melawan kakak pertama? Sepertinya kamu benar-benar sudah tidak betah hidup, harus diberi pelajaran!"
Ucap Su Meiya saat sengaja menekan dagu Wei'ai dengan kuat.
Mama sudah pernah mengatakan, sekarang Shen Shaobai sudah cacat, meskipun masih berstatus sebagai pewaris, tetapi hanya selama dia masih mendudukinya. Yang paling penting, jika Shaobai terus buta selamanya, sudah pasti Grup Shen tidak akan diwariskan pada orang buta!
Tetapi, Shaobai masih saja dibutakan oleh cinta. Sambil melihat wajah Wei'ai, bibir Su Meiya mengeluarkan tawa dingin.
Sebelum Shaobai buta, Su Meiya takut padanya.
Sekarang, dia sama sekali tidak takut!
Hanya seorang kekasih yang berstatus pelayan, jika dihukum, bukan masalah yang besar. Yang penting Wei'ai adalah kekasih Shaobai, jika dia menghukumnya, sama seperti mempermalukan Shen Shaobai!
Perasaan seperti ini, terasa sangat menyenangkan!
Wei'ai menatap ke arahnya, melihat Su Meiya yang sedang menekan dagunya. Bibir Su Meiya yang indah terlihat angkuh, ditambah lagi Su Meiya sengaja menekan dengan kuat, dagunya mulai terasa sakit.
Tidak bisa ditahan lagi, Wei'ai mengangkat kepalanya, kemudian menepis tangannya.
"Kamu berani menepis tanganku?!"
Su Meiya sedang mencari alasan untuk menghukumnya, Wei'ai malah menepis tangannya. Dalam hati Su Meiya tertawa jahat, wajahnya pura-pura terlihat marah.
"Plakk——"
Selanjutnya dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, kemudian dengan keras menampar wajah Wei'ai.
Suara yang sangat nyaring, terdengar di sekeliling mereka. Suara tamparan itu seperti terngiang di telinga mereka.
Wei'ai sama sekali tidak menduga Su Meiya akan menamparnya. Seluruh tubuhnya seketika terhuyung, wajahnya sakit dan panas seperti terbakar. Di telinganya seperti terdengar suara "Nyut Nyut——".
"Nona kedua, anda…."
She Mei terkejut, dia seperti bingung mau membuka mulut, tetapi juga tidak tahu harus berkata apa.
Apalagi, Su Meiya adalah nona kedua, jika dia ingin menampar Xia Wei'ai, sudah pasti tidak ada yang berani mencegahnya. Tetapi jika dipikir lagi, sekarang Wei'ai adalah milik Tuan Muda, Su Meiya sama sekali tidak mempertimbangkan, tampak jelas bahwa Su Meiya tidak takut kepada Tuan Muda.
"Kamu berani memukulku?"
Wei'ai berdiri, dengan dingin menatap Su Meiya. Di wajahnya terlihat bekas tamparan tangannya. Dengan cepat, tanpa menunggu jawaban dari Su Meiya, Wei'ai berkata: "Kamu menggunakan tangan kananmu untuk menamparku bukan?"
Su Meiya tertegun setelah mendengarkannya, tidak mengerti apa maksud perkataan Wei'ai.
Tetapi saat itu juga, Su Meiya mengeluarkan aura angkuhnya. Karena memakai sepatu hak tinggi, dia terlihat lebih tinggi dari Wei'ai. Karena itu dia menatapnya dari atas.
Su Meiya memajukan badannya lalu mengangkat tangannya, suaranya terdengar menusuk: "Iya, aku menamparmu, juga memakai tangan kananku. Kenapa gadis sialan, apa kamu mau membalasku?"