Ningcheng.
Di Suite President yang mahal dan mewah, ada sosok ramping yang berbaring di sofa empuk yang besar, dengan gaun hitam yang tampak berantakan. Hal itu membuat kulitnya yang putih kecoklatan terlihat semakin jelas. Rambutnya yang hitam legam terurai di bahunya yang ramping, dan terlihat mengkilap seperti giok.
Orang yang berdiri di samping ranjang menyibak rambut hitam perempuan itu dengan lembut, membuat wajahnya yang halus dan cerah terlihat. Bibirnya yang halus seperti sakura terangkat sedikit, "Panas, sungguh panas…."
Pastinya sangat panas.
Seseorang yang di samping ranjang itu mendengus sesaat, lalu mengambil HP kemudian berjalan keluar, hendak menelpon seseorang.
"Kamu sudah mau sampai kan? Perempuan itu berada di kamar nomer 2608, efek obatnya akan bereaksi dengan cepat, jika kamu sudah datang langsung naik saja. Setelah selesai ambil foto yang bagus dan berikan kepadaku."
"Kamu tenang saja, gadis kecil ini adalah gadis paling cantik di Ningcheng."
Pintu Suite room itu tertutup, orang yang sedang menelepon itu tidak memperhatikan perempuan yang ada di atas ranjang.
Nan Yao, adalah anak yang dibawa oleh Ibu tiri Nan Zhi setelah menikah dan masuk di keluarga Nan. Usianya setengah tahun lebih tua dari Nan Zhi, biasanya ia sangat penurut, tapi tak disangka pada saat pesta ulang tahun Nan Zhi, ia meracuni Nan Zhi!
Dengan tubuh yang lemas, Nan Zhi berusaha bangun dari ranjang, sebuah perasaan panas yang aneh terasa membakar tubuhnya. Nan Zhi tampak menjilat bibirnya yang kering, dan berusaha untuk lari keluar dengan terhuyung-huyung.
Ia tidak ingin membiarkan rencana Nan Yao berhasil.
Nan Zhi belum berpikir ia akan pergi ke arah mana, tapi tiba-tiba terdengar dentingan lift.
Sarafnya tiba-tiba menegang.
Mungkin, itu adalah orang yang disuruh oleh Nan Yao untuk datang kesini.
Nan Zhi berlari ke arah yang berlawanan.
Ternyata orang yang baru saja keluar dari lift itu melihatnya, dan berteriak dengan keras. "Berhenti, jangan lari!"
Tidak tahu sudah berlari berapa lama, Nan Zhi merasa tenaganya sudah habis saat melihat orang yang mengejarnya sudah melewati koridor. Tiba-tiba ia merasa kepalanya pusing dan kemudian bersandar di pintu.
Obat itu sudah mulai bereaksi.
Kedua kakinya melemas, tidak ada tenaga untuk berlari.
Apakah ia benar-benar tidak bisa melarikan diri ?
Pada saat itu juga, Nan Zhi menyadari bahwa pintu kamar tempat ia bersandar tidak tertutup rapat, dengan mendorong sekuat tenaga, pintu itu pun terbuka.
Nan Zhi segera masuk ke dalam, kemudian menutup pintunya. Ia terduduk di lantai berbulu.
Semakin lama kepalanya terasa semakin berat, dan sekelilingnya tampak berputar.
Kemerahan di wajahnya tampak tak wajar. Warna yang cerah itu membuatnya tampak lebih menawan.
Nafas Nan Zhi terengah-engah, panas yang bergejolak hampir menguasai tubuhnya.
Ia ingin minum.
Ia ingin menghilangkan dahaganya.
Nan Zhi terhuyung-huyung berjalan masuk ke kamar itu.
Tiba-tiba kakinya tersandung, sehingga tubuhnya terjatuh ke depan, dan kebetulan badannya terjatuh di atas ranjang, tepat di atas tubuh seorang lelaki yang sedang tidur.
"Aww."
Lampu kamar itu tidak dinyalakan, gorden kamar juga tertutup rapat, membuat Nan Zhi tidak bisa melihat dengan jelas.
Wajahnya terasa panas.
Dalam kegelapan, lelaki itu membuka matanya yang tajam dan tampak suram. Siluet yang tampan tersembunyi dalam kegelapan, seperti binatang yang sedang tidur, "Siapa?"
Nan Zhi tidak tahu bagaimana bisa di sini ada seorang lelaki. Suaranya terdengar berat dan dingin seperti es, tidak ada sedikitpun kehangatan, tapi terdengar seperti seorang penolong di telinga Nan Zhi.
Suara itu seolah memberitahu Nan Zhi bahwa ada seseorang yang bisa membantunya.
Ia menyentuh benda yang sekarang berada di wajahnya. Rasa nyaman itu membuatnya bingung. "Kucing kecil, kamu yang manis ya, jangan sembarangan bergerak, Kakak sangat haus, mau cari air dulu untuk minum."
Suara perempuan itu terdengar sangat lembut. Ketika ia berbicara, ia menghembuskan nafas yang panas.
Tapi saat ini, tubuh lelaki itu terasa tidak bertenaga.
"Siapa yang menyuruhmu datang? Pergi...."
Belum selesai lelaki itu berbicara, tiba-tiba bibir lembut gadis itu menggigit hidungnya, membuat aroma harum perempuan itu menyeruak ke hidungnya.
Otot lelaki itu menegang dalam sekejap.
Nan Zhi tidak tahu apa yang sedang ia lakukan, ia duduk di atas perut datar lelaki itu, dan bibirnya mengecup bibir lelaki itu tanpa sadar.